LEBAK, BANPOS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak menaksir kerugian akibat Banjir Bandang yang menerjang dua Kecamatan Bayah dan Cibeber hingga meluluhlantakan sejumlah fasilitas umum seperti Infrastruktur jalan dan jembatan serta ratusan rumah warga mencapai hingga Rp16,8 miliar lebih.
Kasi Kesiapsiagaan Bencana BPBD Lebak, Feby Rizki Pratama menyatakan, hasil pendataan sementara di lapangan kerusakan bencana banjir bandang yang meliputi dua Kecamatan Cibeber dan Bayah menerjang 11 desa, 265 kepala keluarga dengan jumlah jiwa 1.325 orang. Sedangkan rumah yang terdampak banjir bandang sebanyak 261 tumah, rusak ringan dua rumah dan rusak berat dua rumah. Untuk kerusakaan empat rumah tersebut diperkirakan mencapai Rp250 juta dan dua unit rumah ibadah mencapai Rp 50 juta.
“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa, namun bagi warga yang rumahnya rusak berat mereka mengungsi di rumah saudaranya,” kata Feby.
Menurut Feby, untuk data kerusakan sarana dan prasarana umum jalan di tiga titik dan jembatan tiga unit mencapai Rp 9 miliar. Untuk kerusakan Bendungan satu titik dan penanggulangan tebing sungai didua titik mencapai Rp5 miliar. Sedangkan untuk areal pertanian, sawah yang terdampak sekitar dan budidaya ikan mas yang luasannya mencapai 337 hektar estimasi kerusakannya sekitar Rp2,5 miliar.
“Data estimasi kerusakan yang mencapai Rp 16,8 miliar tersebut merupakan hasil hitungan tim BPBD Lebak yang nanti akan kita serahkan ke Dinas PUPR Lebak untuk dikaji yang selanjutnya dilaporkan ke Bupati,” terang Feby.
Lanjut Feby, data kerusakan akibat banjir bandang di dua kecamatan ini dilihat dan diukur dari tingkat kerusakan yang ada.
“Estimasi kerusakan ini sifatnya data sementara dan sewaktu-waktu dapat berubah, bisa bertambah bisa juga berkurang,” ungkap Feby.
Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Kaprawi menambahkan, banjir bandang yang menerjang dua kecamatan ini selain akibat cuaca ekstrim juga akibat aktivitas penambangan luar di hutan lindung yakni di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS).
“Aktivitas penambangan emas liar di lahan bekas PT Antam juga menjadi salah satu pemicu banjir bandang ini,” ucap Kaprawi.(CR-1)
Tinggalkan Balasan