Pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota Tahun 2017

337 Pasangan Calon Pada Pilkada 2017, 10 Daerah Pasangan Calon Tunggal

DALAM detikNews Senin 13 Februari 2017 “Ini Data 7 Provinsi, 18 Kota, dan 76 Kabupaten di Pilkada 2017” Bagus Prihantoro Nugroho : Dikutip detikcom dari situs resmi Komisi Pemilihan Umum, Senin (13/2/2017), total ada 41.205.115 pemilih di seluruh Indonesia yang terdaftar untuk Pilkada serentak ini. Mereka akan memilih di 98.259 TPS, yang tersebar di 30 provinsi. Adapun rincian dari 101 wilayah tersebut adalah 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Pemungutan suara akan digelar serentak pada Rabu, 15 Februari 2017.

Dalam pilkada2017.kpu.go.id “ 337 Jumlah Pendaftar Pilkada 2017, 10 Daerah Paslon Tunggal” 28 September 2016 : Pada tanggal 21 sampai 23 September 2016 telah dilakukan kegiatan pendaftaran pasangan calon Pilkada 2017 di 101 daerah. Jumlah pasangan calon yang diterima pendaftarannya sebanyak 337 pasangan calon yang terdiri dari 81 pasangan calon perseorangan dan 247 pasangan calon yang diusung oleh partai politik atau gabungan partai politik. Dari 101 daerah tersebut, terdapat 7 daerah yang hanya 1 pasangan calon yang mendaftar yaitu Kota Tebing Tinggi, Tulang Bawang Barat, Kulonprogo, Pati, Landak, Buton, dan Tambrauw. Pada 7 daerah tersebut akan dilakukan 1 kali masa pendaftaran kembali selama 3 hari yang waktunya telah ditetapkan oleh masing-masing KPU Kabupaten/Kota, antara lain sebagai berikut:

1. Kota Tebing Tinggi tanggal 27 sampai dengan 29 September 2016,
2. Tulang Bawang Barat tanggal 2 sampai dengan 4 Oktober 2016,
3. Kulonprogo tanggal 28 sampai dengan 30 September 2016,
4. Pati tanggal 2 sampai dengan 4 Oktober 2016,
5. Landak, tanggal 29 September 2016 sampai dengan 1 Oktober 2016,
6. Buton tanggal 27 sampai dengan 29 September 2016, dan
7. Tambrauw tanggal 3 sampai dengan 5 Oktober 2016.

Dalam pilkada2017.kpu.go.id “ Pasca Perpanjangan Pendaftaran, 9 Daerah Paslon Tunggal, Total Pendaftar Menjadi 337 Paslon “ 6 Oktober 2016 : Setelah dilakukan perpanjangan pendaftaran di 9 daerah yang hanya terdapat 1 pasangan calon pendaftar Pilkada pada masa pendaftaran awal, hanya 1 daerah yang terdapat tambahan pasangan calon yang mendaftar, yakni di Kabupaten Kulonprogo sebanyak 1 pasangan calon. Sedangkan di 9 daerah lainnya yaitu 1.Kota Tebingtinggi, 2.Kabupaten Tulang Bawang Barat, 3.Kabupaten Pati, 4.Kabupaten Landak, 5.Kabupaten Buton, 6.Maluku Tengah, 7.Kota Jayapura, 8.Tambrauw, dan 9.Kota Sorong, tahapan dilanjutkan dengan 1 pasangan calon. Dengan demikian, total pendaftar Pilkada 2017 menjadi 337 Paslon, bertambah 1 paslon dari jumlah sebelumnya.

90 Pasangan Calon Dari Jalur Perseorangan

Sebanyak 90 pasangan calon dari jalur perseorangan mendaftar dalam pemilihan kepala daerah serentak 2017. Pasangan calon itu tersebar pada pemilihan gubernur dan wakil gubernur, bupati dan wakil bupati, serta walikota dan wakil walikota. Adapun calon dari partai politik tetap mendominasi dengan 247 pasang. Sejumlah 105 petahana kembali mengikuti Pillkada 2017. Pendaftaran bakal pasangan calon peserta Pilkada 2017 pada 7 provinsi, 18 kota dan 76 kabupaten telah dilaksanakan secara serentak oleh KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota dari 21-23 September 2016. Pilkada 2017 merupakan pemilu langsung serentak kedua yang dilaksanakan di Tanah Air. Pilkada serentak pertama telah dilakukan pada 9 Desember 2015.

13 Perempuan Terpilih di Pilkada 2017

Dalam republika.co.id 22 Feb 2017, Kabul Astuti “ 13 Perempuan Terpilih di Pilkada 2017, Siapa Saja? “ : Pemungutan suara serentak yang dilakukan pada 15 Februari 2017 di 101 daerah menghasilkan 13 perempuan kepala daerah dan wakil kepala daerah dari 45 orang yang mencalonkan. Mereka terdiri dari satu wakil gubernur, dua wali kota, satu wakil wali kota, delapan bupati, dan satu wakil bupati.

Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi, Titi Anggraini mencatat pada Pemilihan Gubernur 2017 di empat provinsi, dua perempuan mencalonkan diri sebagai gubernur, yakni Hana Hasanah Fadel di Pilgub Gorontalo dan Irene Manibuy di Pilgub Irian Barat. Dua perempuan lainnya mencalonkan diri sebagai wakil gubernur, yakni Sylviana Murni di Pilgub DKI Jakarta dan Enny Anggraeni Anwar di Pilgub Sulawesi Barat. “Dari empat perempuan calon gubernur dan wakil gubernur, hanya satu yang terpilih, yakni Enny Anggraeni Anwar,” kata Titi Anggraini. Enny berpasangan dengan Ali Baal, anggota Komisi IX DPR RI. Enny adalah anggota DPR RI dari fraksi Partai Golongan Karya, dan merupakan istri dari Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh. Pasangan Ali-Enny memperoleh suara 38,76 persen.

Pada Pemilihan Wali Kota 2017, dari enam perempuan calon wali kota terpilih dua perempuan wali kota. Pertama, Dewanti Rumpoko untuk wali kota Batu. Dewanti berpasangan dengan Punjul Santoso, pejabat wakil wali kota Batu. Dewanti berprofesi sebagai dosen di Fakultas Psikologi Universitas Merdeka Malang. Dewanti-Punjul memperoleh suara sebesar 44,46 persen. Laporan ini ditulis berdasarkan pantauan terhadap website KPU RI. Kedua, Tjhai Chui Mie untuk wali kota Singkawang. Tjhai adalah anggota DPRD Kota Singkawang. Ia dengan wakilnya, Irwan, mendapat perolehan suara sebesar 42,60 persen. Perlu diketahui untuk pemilihan wali kota Singkawang, 40,2 persen pemilih tak menggunakan hak suaranya. Tjhai didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Partai Demokrat, Partai NasDem, dan Partai Hati Nurani Rakyat.

Selanjutnya, pada Pemilihan Bupati 2017, delapan dari 15 perempuan calon bupati memenangkan pemilihan. Pertama, Idza Priyanti, untuk bupati Brebes. Idza dan wakilnya, Narjo, memperoleh suara 67,02 persen. Tingkat partisipasi pemilih Pilbup Brebes yakni, 55,4 persen.

Kedua, Winarti, untuk bupati Tulang Bawang. Ia adalah Ketua DPRD Kabupaten Tulang Bawang, dan wakilnya, Hendriwansyah merupakan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Amanat Nasional. Winarti-Hendri memperoleh suara 47,63 persen.

Ketiga, Masnah Busro, untuk bupati Muaro Jambi. Masnah merupakan anggota DPRD Provinsi Jambi. Ia dan wakilnya, Bambang Bayu Suseno, memperoleh suara 40,09 persen.

Keempat, Neneng Hasanah Yasin, untuk bupati Bekasi. Neneng berpasangan dengan Eka Supri Atmaja yang merupakan Ketua DPRD Kabupaten Bekasai. Neneng-Eka memperoleh suara 39,83 persen.

Kelima, Karolin Margret Natasa, untuk bupati Landak. Karolin adalah anggota DPR RI dari fraksi PDIP, dan merupakan anak dari Gubernur Kalimantan Barat, Cornelis. Ia dan wakilnya, Herculanus Heriadi, melawan kotak kosong di Pilbup Landak 2017, dan memenangkan suara 96,72 persen.

Keenam, Nurhidayah, untuk bupati Kotawaringin Barat. Nur adalah Wakil Ketua DPRD Kotawaringin Barat dari fraksi Partai Golkar. Sementara wakilnya, Ahmadi Riansyah, adalah Wakil Ketua II DPRD Kotawaringin Barat dari fraksi PDIP. Nur-Ahmadi memperoleh suara 52,43 persen.

Ketujuh, Noormiliyani, untuk bupati Barito Kuala. Noor merupakan Ketua DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, dan merupakan istri dari Bupati Barito Kuala, Hasanuddin Murad. Noor-Rahmadian memperoleh suara 48,76 persen.

Kedelapan, Yasti Soepredjo Mokoagow, untuk bupati Bolaang Mongondow. Yasti merupakan anggota DPR RI Komisi X. Ia dan wakilnya, Yanny Ronny Tuuk, memperoleh suara 64,88 persen.

Pada posisi wakil wali kota, satu dari empat perempuan calon wakil wali kota, terpilih sebagai wakil wali kota, yakni Pahima Iskandar, untuk wakil wali kota Sorong. Pasangan ini memperoleh suara 77,95 persen.

Untuk wakil bupati, dari 15 perempuan calon wakil bupati, hanya satu perempuan memenangkan Pilbup, yakni Satya Titiek Atyani Djoedir, untuk wakil bupati Barito Selatan. Titiek adalah pejabat wakil bupati, dan mendapat dukungan dari Partai Golkar, PAN, Partai Demokrat, Partai NasDem, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, dan Partai Keadilan Sejahtera.

Catatan Negatif Pilkada DKI 2017

Jobpie Sugiharto dalam Tempo.co 26 Desember 2017, “Kaleidoskop 2017: Pilkada Brutal Gubernur DKI Jakarta” : Pengamat komunikasi dari Universitas Indonesia, Effendi Gazali, menilai Pilkada DKI 2017 paling brutal dalam konteks demokrasi di media sosial. Pilkada Jakarta membuat netizen sosial media terbelah menjadi dua kubu yang saling lempar opini negatif.

“Pilkada Jakarta itu Luber. Langsung, umum, berutal,” kata Effendi dalam diskusi “Demokrasi Kebangsaan di Republik Sosial Media” di Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama) pada Kamis, 23 Maret 2017. Jack Lapian, pendiri BTP (Basuki Tjahaja Purnama) Network, memandang Pemilihan Gubernur DKI 2017 sebagai pilkada terburuk dalam sejarah. “Mulai dari ayat sampai mayat. Terbukti cukup ampuh, ya Pilkada SARA ini,” ujarnya kepada Tempo pada Minggu, 24 Desember 2017. Ampuh yang dia maksud adalah efektif membelah masyarakat dengan kebencian. Ketakutan masyarakat bawah mencuat seiring dengan penolakan sejumlah kelompok mengurus dan mensalatkan jenazah pemilih Ahok pada putaran pertama pilkada 2017 yakni 15 Februari 2017. 

Pilkada putaran pertama menghadirkan tiga kontestan, yakni Anies-Sandi, Ahok-Djarot, dan Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni. Putaran kedua pada 19 April 2017 adalah pertarungan final Ahok dan Anies Baswedan. Sentimen SARA yang disebar massif di semua lapisan masyarakat dan akhirnya manjur. Putaran ke dua dimenangkan oleh Pasangan Anies-Sandi.

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *