SERANG, BANPOS – Program Studi Magister Manajemen (Prodi MM) Pascasarjana Untirta menggelar Webinar skala internasional dengan mengangkat tema ‘The Role of Artificial Intelligence to Overcome Covid-19 in Taiwan’.
Webinar International ini merupakan yang pertama kalinya digelar oleh Prodi MM Untirta dan diikuti oleh 300 peserta. Diketahui, pesertanya bukan hanya berasal dari lintas daerah di Indonesia, akan tetapi juga diikuti oleh peserta dari luar negeri yaitu, Taiwan, China, Bangladesh, India dan Singapore.
Direktur Pascasarjana Untirta, Aan Asphianto, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pentingnya berbagi ilmu dan informasi, terutama terkait dengan penanganan wabah Covid-19, agar seluruh pihak dapat belajar dan mengambil pengalaman dari sebuah negara yang sudah terbukti berhasil menangani wabah tersebut.
“Untuk itu, selain dalam upaya untuk meningkatkan kerjasama antar kampus bertaraf internasional, penyelenggaraan acara dengan mengangkat hot issue seperti ini patut diapresiasi oleh semua pihak,” ujarnya dalam sambutan sekaligus membuka kegiatan, Rabu (1/7).
Ketua pelaksana, Agus David Ramdansyah, mengatakan bahwa tujuan diselenggarakan kegiatan tersebut adalah selain sebagai salah satu implementasi program kerja Prodi MM Untirta, yakni kolaborasi dengan kampus luar negeri dalam hal ini dengan Taiwan Medical University (TMU), juga untuk mempelajari dan menggali ilmu, pengetahuan, teknologi dan pengalaman dari seorang ahli Riset dengan memanfaatkan Big Data, khususnya dalam penanganan Covid-19.
“Kami berharap, peningkatan kerjasama dan kolaborasi dalam pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi antara Untirta dan TMU ini akan lebih erat dengan rancangan program yang lebih terencana dan terukur di masa yang akan datang. Kami juga berharap setelah mengikuti acara ini, para peserta akan memperoleh wawasan yang lebih luas dalam hal riset,” tuturnya yang juga merupakan Ketua Prodi MM Untirta.
Keynote speaker yang merupakan seorang ahli Big Data sekaligus Dekan pada TMU, Ben-Chang Shia, menguraikan akan pentingnya pengelolaan data untuk diolah dan dianalisis dengan benar dengan menggunakan metode yang tepat sehingga dapat menghasilkan informasi yang dibutuhkan.
“Salah satu keberhasilan para peneliti di Taiwan diantaranya adalah mampu memprediksi pola aktivitas virus corona. Dengan demikian, Taiwan selalu memiliki kewaspadaan dan bersiap untuk menghadapi epidemic yang timbul dari China tanpa harus melakukan Total Lockdown,” katanya.
Padahal menurut data, dari populasi penduduk Taiwan yang berjumlah sekitar 23 juta jiwa, sebanyak 850.000 orang bertempat tinggal dan 404.000 orang bekerja di China. Selain itu pada tahun 2019, banyak wisatawan China berkunjung ke negeri itu.
“Dapat dibayangkan bagaimana sibuknya lalulintas orang antara China dan Taiwan. Sementara jarak kedua negara tersebut hanya sekitar 130 kilometer yang dipisahkan oleh Selat Taiwan,” terangnya.
Webinar tersebut ditutup oleh Rektor Untirta, Fatah Sulaiman. Dalam penutupan tersebut, Fatah Sulaiman menyampaikan kegembiraan dan apresiasinya atas penyelenggaraan acara yang diinisiasi oleh Prodi MM Untirta ini.
Dalam catatannya, Fatah Sulaiman menegaskan pentingnya untuk membuat sebuah starategi dalam mengumpulkan, me-manage dan memanfaatkan data, untuk berbagai kepentingan. Sehingga dari waktu ke waktu dapat memiliki ‘harta karun’ Big Data yang sangat besar manfaatnya untuk dianalisis guna berbagai kepentingan pembangunan.(DZH)
Tinggalkan Balasan