LEBAK, BANPOS – Pesantren sebagai pusat pendidikan dan sosial masyarakat, mempunyai peran penting dalam pengendalian penyebaran penyakit di masa pandemi. Bisa membawa pengaruh negatif, bisa pula membawa dampak sangat positif.
Sebagai lembaga pendidikan berasrama dan pusat aktivitas masyarakat tentu banyak interaksi antar orang yang dilakukan santri, ustadz/kyai, maupun masyarakat. Apabila tidak dikelola dengan baik, bisa menjadi sumber penyebaran.
Akademisi Universitas Indonesia, Milla Herdayati mengatakan, bila potensi pesantren diberdayakan dengan baik bisa menjadi role model dan relawan yang membantu Satgas Covid-19 dalam mengendalikan penyebaran virus mematikan ini.
“Contoh dan sosialisasi yang dilakukan pesantren bisa lebih mudah diterima oleh masyarakat atau jamaah, setidaknya oleh lingkungan sekitar,” Ucap Milla kepada BANPOS, dalam seminar yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Al-Marjan Mulabaru, Cipanas, Lebak, Banten, Rabu (23/12).
Dirinya menegaskan, para peserta dibekali pemahaman tentang Covid-19, mitigasi, dan tata cara penanganannya manakala ada yang terinfeksi sesuai peraturan dan pedoman protokol kesehatan.
“Praktik saling berjabatan tangan antar santri-kiai, pola pengajaran yang dilakukan secara kolektif seperti shalat berjamaah, kajian kitab menjadi potret keseharian di pesantren,” katanya kepada BANPOS, Rabu (23/12).
Milla yang merupakan pengajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI ini juga menambahkan bahwa kegiatan santri/santriat yang padat dan saling berinteraksi hampir 24 jam per harinya menjadikan pondok pesantren rentan terhadap penyebaran covid-19.
Milla juga mengutip data dari media massa yang dikemukakan oleh Direktur Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama, hingga 6 Desember 2020. Tercatat sebanyak 4.328 Santri, 21 ustad dan ustadah, 2 pegawai ponpes, 67 pesantren, di 13 Provinsi, positif terpapar Covid-19.
“Seminar ini dilaksanakan sebagai bagian dari kerjasama FKMUI, dengan Pondok Pesantren Al Marjan Mulabaru. FKMUI melalui kegiatan pengabdian masyarakat, berkolaborasi melakukan upaya pengendalian penularan COVID-19 berbasis Pesantren di Kabupaten Lebak,” tutupnya.
Dalam kesempatan tersebut, pimpinan pondok pesantren Al-Marjan, Syaepudin Asy-Syadzili mengungkapkan rasa senangnya, karena bisa bekerjasama dengan FKMUI. Dukungan yang diberikan, khususnya pencegaham dan penanganan pandemi sangat diapresiasi.
“Dukungan FKMUI sangat berarti bagi kami untuk memperkuat pedoman protokol kesehatan yang selama ini telah berjalan di pondok. Kegiatan ini difokuskan di Pesantren Al Marjan, Kecamatan Cipanas Kabupaten Lebak Propinsi Banten. Kolaborasi dilakukan antara FKMUI, Pondok Pesantren Al Marjan, Satgas Covid-19 Kecamatan Cipanas dan Puskesmas setempat,” imbuhnya.
Hadir dalam acara Seminar yang diselenggarakan di Pendopo Pesantren Al-Marjan ini, perwakilan pimpinan pondok, ustadz, dan santri, Milla Herdayati sebagai Ketua Tim Program Pengabdian Masyarakat yang menyampaikan materi secara daring, juga Pimpinan Pesantren Al-Marjan, Syaepudin Asy-Syadzili, Camat Cipanas Oleh Najmudin, Kepala Puskesmas, Supriyatna, dan Bidan Ucu sebagai Koordinator Satgas COVID Puskesmas.(CR-02/PBN)
Tinggalkan Balasan