SERANG, BANPOS – Pihak Universitas Pamulang (Unpam) menegaskan bahwa pembangunan kampus jauh di Kota Serang benar-benar hanya untuk membantu masyarakat ekonomi lemah, untuk mengakses pendidikan tinggi. Bahkan jika perlu, Unpam tidak akan menerima calon mahasiswa dari masyarakat ekonomi kuat.
Rektor Unpam, Nurzaman, mengatakan bahwa kehadiran Unpam sejak awal mula didirikan memang bertujuan untuk membantu masyarakat dengan ekonomi rendah, untuk dapat mengenyam pendidikan tinggi. Sebab, banyak dari pelajar yang tidak melanjutkan pendidikan, lantaran faktor ekonomi.
“Sasaran kami adalah, orang-orang yang kurang mampu secara ekonomi dan akademik. Karena berdasarkan hasil observasi kami, ternyata banyak lulusan SMA yang tidak melanjutkan kuliah. Karena faktor tidak cukup uang untuk kuliah,” ujarnya saat diwawancara usai menggelar sosialisasi pembukaan Unpam Serang dengan nama Universitas Sutomo, Rabu (17/3).
Terkait dengan adanya keberatan yang disampaikan oleh Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) Provinsi Banten mengenai biaya dan meminta Unpam untuk menyesuaikan besarannya, ditolak oleh pihak Unpam. Sebab, jika besaran biaya dinaikkan, maka tujuan awal pendirian Unpam tidak dapat terealisasi.
“Saya paham pihak APTISI tidak setuju kalau terlalu murah. Tapi gini, apabila SPP dinaikkan, maka masyarakat marjinal tidak dapat kuliah lagi. Kan sama saja niat kami tidak kesampaian,” tuturnya.
Ia mengatakan, dengan lanjutnya pendidikan masyarakat ekonomi lemah hingga ke jenjang pendidikan tinggi, maka diharapkan mampu membangkitkan kondisi ekonomi. Sebab menurutnya, dengan gelar sarjana yang dimiliki, minimal masyarakat dapat lebih mandiri ke depannya.
“Kalau dinaikkan, yang miskin akan terus mewariskan kemiskinan. Dengan pendidikan, keterampilan, dengan ilmu pengetahuan, masyarakat dapat bangkit ekonominya. Kalau sudah lulus sarjana, sejelek-jeleknya itu mereka tetap bisa mandiri dan berguna bagi masyarakat,” terangnya.
Ketua Yayasan Sasmita Jaya, Darsono, mengatakan bahwa pihaknya tidak pernah mengharapkan keuntungan dari penyelenggaraan pendidikan tinggi. Sebab, niat awal dari pihaknya hanya ingin membuka akses bagi masyarakat ekonomi lemah untuk dapat mengenyam pendidikan tinggi.
“Jadi semuanya ada akses pendidikan. Semua bisa berkuliah. Kalau kami buat biayanya mahal, yang bisa berkuliah hanya orang kaya. Orang kaya itu tidak perlu dibantu. Mereka bisa mencari sendiri. Tapi kalau yang lemah ini tidak dibantu, maka selamanya akan lemah,” ujarnya.
Bahkan ia menegaskan, jika memang APTISI keberatan dengan biaya Unpam yang murah, maka pihaknya tidak akan segan untuk membuat pengumuman bahwa orang berekonomi kuat dilarang berkuliah di Unpam.
“Nah nanti kami buat spanduk saja, orang kaya dilarang masuk ke Universitas Sutomo (Unpam). Universitas Sutomo hanya untuk orang-orang yang memiliki keterbatasan,” tandasnya sembari tertawa. (DZH)
Tinggalkan Balasan