Nyari Kerja Malah Nyaris Diperkosa

Ilustrasi

BAKSEL, BANPOS – Berdalih mengobati untuk membuang sial, IBH pria paruh baya warga kampung Cihaneut, Desa Wanasari, Kecamatan Cibeber, berbuat nekat dengan mencoba memperkosa SK (16) di pantai Cimaja, Sukabumi Jawa Barat.

Namun saat itu, korban berinisial SK gadis belia asal Desa Girimukti Kecamatan Cilograng, yang baru saja tamat SMP, berhasil menggagalkan niat jahat IBH dengan cara melakukan perlawanan dengan memberontak sekuat daya.

Kepada wartawan, SK menutur kronologis kejadiannya, itu berawal ketika korban berniat untuk bekerja ke Jakarta sebagai pembantu, dan pelaku yang mengantarnya sampai ke tujuan bekerja.

Karena merasa tidak betah, kemudian SK menghubungi keluarganya, namun pihak keluarga SK tidak tahu harus menjemput kemana, sehingga kembali meminta bantuan IBH yang mengetahui alamat di mana SK bekerja.

“Dalam perjalanan pulang tersebut, karena kemalaman dijalan, IBH mengajak saya untuk menginap di tempat saudaranya, di Cimaja Kabupaten Sukabumi,” ujar SK.

Kejadian sekitar dini hari pukul 01.00 Wib. Saat itu pelaku membangunkan korban dan mengatakan bahwa ia harus diobati di pantai Cimaja, agar tidak sial. Sesampainya di pantai, dalam keadaan sepi tidak ada orang, pelaku malah memeluk dan menciumi korban dan memaksa untuk melayani nafsu bejadnya.

“Dengan sekuat tenaga, saya melakukan perlawanan dan memberontak, Alhamdulillah saya berhasil menggagalkan niat busuknya,” tutur SK.

Saat dihubungi wartawan di Kampungnya Desa Wanasari, Kecamatan Cibeber, IBH mengakui segala yang dituduhkan SK kepadanya, pelaku mengaku bahwa dirinya khilaf mengendalikan hawa nafsunya.

“Saya mengakui, saat itu saya gelap mata, tidak dapat menahan hawa nafsu, awalnya saya bujuk SK untuk di obati badannya agar tidak sial, dia menurut dan mau mengikuti. Setelah sampai di pantai, saya suruh Ia mandi, tapi ia tidak mau karena takut, ombaknya besar. Lalu saya peluk, dan hanya meraba bagian-bagian luarnya saja, tapi tidak sampai melakukan yang satu itu,” ungkap IBH kepada wartawan, Jumat (2/7).

“Itu adalah perbuatan yang benar- benar dinilai bejad, dan tidak bermoral,” ujar Hendy, tokoh masyarakat Girimukti.

Dari kejadian ini, warga masyarakat Girimukti tempat kediaman SK awalnya mengharapkan kasus tersebut diselesaikan secara kekeluargaan, namun pihak pelaku hingga Sabtu (3/7) belum ada yang datang ke keluarga korban.

Kepala Desa Girimukti yang kerap disapa Ucok, kepada wartawan mengaku sudah berkoordinasi dengan pihak Desa Warnasari tempat tinggal IBH, namun hingga berita ini ditulus belum ada kabar musyawarah.

“Kami, unsur pemerintahan Desa dan tokoh masyarakat Desa Girimukti dengan pihak Desa Wanasari, sudah melakukan koordinasi bersama, dan sepakat melakukan upaya persuasif kekeluargaan dengan kedua belah pihak, namun sampai saat ini, tidak ada kata mufakat, karena pihak keluarga IBH seperti mengabaikannya,” paparnya.(WDO/PBN)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *