SERANG, BANPOS – Kelangkaan oksigen cair yang terjadi sejak pelaksanaan PPKM Darurat mulai diantisipasi oleh pemerintah daerah. Bekerja sama dengan pihak Kejaksaan, pemerintah daerah akan mendatangi pabrik-pabrik oksigen cair untuk memastikan ketersediaan barang tersebut.
Hal itu disampaikan oleh Walikota Serang, Syafrudin, usai melakukan rapat koordinasi secara daring bersama dengan Pemprov Banten. Ia membenarkan bahwa saat ini oksigen masih langka, namun tetap tersedia di rumah sakit. Masyarakat yang ingin membeli pun harus melalui mekanisme ‘pre-order’ terlebih dahulu.
“Oksigen sampai hari ini langka. Akan tetapi ada informasi dari rumah sakit itu sekarang sudah ada. Cuma memang masih antre. Tidak bisa datang sekarang langsung diisi. Jadi kalau datang sekarang, dapatnya besok,” ujarnya di kantor Diskominfo Kota Serang, Selasa (13/7).
Menurut Syafrudin, untuk mengantisipasi kelangkaan di kemudian hari, Pemprov Banten akan melakukan upaya upaya jemput bola ke pabrik-pabrik oksigen cair, bersama dengan Kejati Banten. Hal ini sekaligus memastikan tidak ada penimbunan yang dilakukan.
“Untuk kelangkaan oksigen memang sudah ada upaya untuk menyiapkan oksigen dengan mendatangi pabrik-pabrik oksigen oleh Kejati. Jadi insyaAllah sudah ada solusinya untuk kelangkaan oksigen ini,” terangnya.
Sedangkan untuk kelangkaan obat virus, Syafrudin hanya bisa berharap kepada Pemprov Banten untuk bisa mendapatkan solusi. Sebab, saat ini masyarakat pun membutuhkan obat yang juga sempat meningkat ratusan persen itu.
“Kalau obat virus ini memang sedang diupayakan oleh Pemprov. Jadi mudah-mudahan provinsi bisa menyelesaikan persoalan kelangkaan obat virus juga,” ucapnya.
Salah satu pemilik depot isi ulang oksigen cair di Kota Serang, Zainal, menuturkan bahwa untuk saat ini stok oksigen cair terbilang sedikit stabil dibandingkan hari-hari sebelumnya. Kenaikan harga pun terbilang kecil.
“Untuk saat ini ada stoknya, mencukupinya yah. Untuk besok juga insyaAllah masih ada. Yang refill ke sini kurang lebih 10 sampai 20 orang sehari. Harganya memang ada kenaikan sedikit, naik Rp10 ribu. Dari yang biasanya Rp45 ribu jadi Rp55 ribu,” ujarnya.
Permintaan masyarakat untuk oksigen pun saat ini terbilang landai, tidak ada peningkatan maupun penurunan. Saat permintaan meningkat, pihaknya pernah kesulitan untuk memenuhi permintaan masyarakat.
“Masih sama kayak kemarin-kemarin itu. Belum ada peningkatan atau penurunan gitu. Pernah waktu ada permintaan yang tinggi stok malah terhambat, itu memang sulit untuk mendapatkan oksigennya,” terang Zainal.
Zainal mengakui bahwa untuk saat ini, pihaknya memfokuskan diri untuk bisa menyediakan secepat mungkin oksigen cair, untuk masyarakat yang terkonfirmasi positif namun melakukan isolasi mandiri.
“Memang yang utama itu buat rumah sakit yah saat ini. Jadi kasihan untuk masyarakat yang disuruhnya rawat jalan atau isolasi mandiri di rumah. Kan mereka butuh oksigen. Makanya saya lebih fokus ke mereka,” tandasnya. (DZH/AZM)
Tinggalkan Balasan