CILEGON, BANPOS – Karena jumlah pasien Covid-19 yang terus melonjak, sejumlah rumah sakit sudah tak mampu menampung pasien lain. Tenda darurat pun didirikan di sejumlah rumah sakit, sementara gedung rakyat pun ditawarkan untuk jadi fasilitas isolasi mandiri (Isoman) bagi warga yang terpapar virus.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cilegon mendirikan tenda khusus darurat. Tenda tersebut akan digunakan untuk menampung pasien yang belum bisa masuk ruangan.
Kabag Umum pada RSUD Cilegon Faruk Oktavian membenarkan jika tenda darurat dari BPBD telah didirikan di rumah sakit untuk pasien yang sedang antri dalam jalur pasien positif.
“Ada satu tenda darurat yang kami dirikan, karena di ruangan IGD (Instalasi Gawat Darurat) penuh oleh pasien status positif. Untuk pasien tidak positif justru masuk dalam jalur pasien positif. Jadi, kita dirikan tenda tersebut untuk pasien non Covid-19,” kata Faruk, Kamis (22/7).
Kata Faruk didirikannya tenda darurat tersebut merupakan arahan Walikota Cilegon Helldy Agustian dalam percepatan penanganan Covid-19 di Kota Cilegon.
Tenda darurat dapat menampung 6 orang pasien. Sejauh ini, pihaknya masih mencari solusi terkait tenaga kesehatan yang melayani pasien Non Covid-19 di tenda tersebut. Karena puluhan nakes di RSUD terpapar Covid-19.
“Kebutuhan tim medis untuk tenda darurat ini 17 orang perawat, sampai saat ini kan 48 nakes dan dokter di rumah sakit menjalani isolasi mandiri (isoman) akibat terserang Covid-19. Nah itu yang sedang kami (RSUD) pikirkan sekarang. Bagaimana bisa menempatkan para nakes dan dokter di tenda darurat ini. Karena, kita buka pendaftaran relawan nakes,” tuturnya.
Sementara itu, Plt Direktur RSUD Cilegon, Ujang Iing bahwa pihaknya selama ini telah mempersiapkan pelayanan umum di luar pasien Covid-19 yang terdapat di lantai II rumah sakit pada Senin-Sabtu.
“Makanya hari ini atas perintah pimpinan, kita akan buka IGD yang melayani non Covid,” ujarnya.
Iing mengaku akan menyegerakan pelayanan medis di IGD non Covid-19 tersebut untuk dapat diakses publik. Selain kendala dokter dan nakes, tenda darurat juga membutuhkan banyak peralatan.
Diantaranya, bed pasien sebanyak 6 bed, ozymeter sebanyak 3, manometer 02 transport 9, tabung 02 sebanyak 15, hepa filter 3, tiang infus sebanyak 8 dan hepa filter fortable sebanyak 3 unit.
“Dari kebutuhan peralatan yang kami butuhkan ini sebagian ada bantuan dari para donatur. Dan kami menyambut baik adanya bantuan tersebut. Alhamdullilah hari ini sudah ada donatur yg telah mendonasikan Pallet dari PT Nippon Shokubai Indonesia, Papan HPL dari PT. Sentra Usahatama jaya dan AC 2 unit dari H. Hamid Ciwandan,” tandasnya.
Terpisah, Lonjakan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 saat ini membuat tingkat okupansi rumah sakit mendekati 100 persen. Hal itu membuat beberapa pasien yang seharusnya mendapatkan perawatan medis, menjadi kesulitan.
Di sisi lain, Pemkot Serang hingga saat ini belum menetapkan tempat isolasi bagi pasien Covid-19 bergejala ringan. Hal itu pun membuat Ketua DPRD Kota Serang, Budi Rustandi, menawarkan gedung DPRD atau biasa disebut gedung rakyat untuk menjadi tempat isolasi pasien Covid-19.
“Bila dipandang perlu, saya kira gedung DPRD Kota Serang bisa dimanfaatkan untuk menjadi tempat isolasi bagi pasien Covid-19,” ujarnya saat dihubungi awak media melalui pesan WhatsApp, Kamis (22/7).
Ia menuturkan, keputusan tersebut dibuat untuk membantu para tenaga kesehatan, agar tidak menghadapi kondisi over kapasitas di rumah sakit, sehingga turut menggangu pelayanan kesehatan bagi masyarakat maupun pasien Covid-19.
“Memang kami mendapatkan laporan bahwa saat ini banyak rumah sakit yang kelebihan kapasitas. Banyak masyarakat yang ingin berobat baik karena Covid maupun penyakit lainnya, jadi tidak bisa tertangani dengan baik,” ucapnya.
Menurutnya, gedung DPRD Kota Serang sangat ideal untuk dijadikan sebagai tempat isolasi maupun sebagai fasilitas kesehatan darurat. Sebab, gedung DPRD Kota Serang cukup luas dan mampu menampung cukup banyak pasien.
“Ini merupakan rumah rakyat, maka gunakan untuk kepentingan masyarakat Kota Serang. Gedung ini luas dan sangat cukup untuk dijadikan sebagai tempat isolasi pasien. Saat ini juga tidak ada kegiatan yang dilakukan oleh dewan di gedung DPRD,” tuturnya.
Budi pun mengucapkan terima kasih kepada para tenaga kesehatan dan berbagai pihak, yang telah bekerja keras dalam menangani pandemi Covid-19. Ia pun meminta kepada masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan, sehingga penularan Covid-19 dapat diputus.
“Kami sangat berterima kasih kepada tenaga kesehatan, TNI, Polri, dan pihak-pihak yang telah bekerja keras dalam melawan pandemi Covid-19 ini. Untuk masyarakat, tetap patuhi protokol kesehatan sehingga pandemi ini dapat segera selesai,” ucapnya.
Sementara itu, Sekretaris DPRD Kota Serang, Moch Ma’mun Chudari, mengatakan bahwa pihaknya akan mengikuti arahan dari pimpinan terkait dengan penggunaan gedung DPRD sebagai tempat isolasi.
“Buat kami selaku sekretaris DPRD tentu akan mendahulukan kepentingan masyarakat, sesuai dengan persetujuan dari para pimpinan DPRD dan daerah. Jika memang diperlukan demikian, maka gedung DPRD sangat bisa dijadikan sebagai tempat isolasi,” tandasnya.(DZH/LUK/ENK)
LUKMAN HAPIDIN/BANTEN POS
Tinggalkan Balasan