TANGERANG, BANPOS – Memaksa gelar aksi unujuk rasa (Unras) didepan kantor Bupati Tangerang, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) diamankan Jajaran Polresta Tangerang, Selasa (27/7).
Kapolresta Tangerang, Kombes Pol Wahyu Sri Bintoro menerangkan, di Kabupaten Tangerang, angka positif Covid-19 masih tinggi. Ada kekhawatiran aksi unjuk rasa mahasiswa itu menjadi klaster baru penyebaran Covid-19. Oleh karena itulah petugas Polresta Tangerang mengamankan belasan mahasiswa dan membawanya ke Mapolresta Tangerang.
“Kami amankan dengan menerapkan asas ‘Salus Populi Suprema Lex Esto’ atau ‘Keselamatan Rakyat Merupakan Hukum Tertinggi,” kata Wahyu.
Menurutnya, saat ini masih diberlakukan kebijakan PPKM yang mengandung muatan aturan pembatasan kegiatan masyarakat. Di sisi lain, kasus penularan Covid-19 di Kabupaten Tangerang masih tinggi. “Maka demi keselamatan bersama termasuk rekan-rekan mahasiswa itu sendiri, kami amankan,” ujarnya.
Sebelum dilakukan pemeriksaan di Mapolresta Tangerang, lanjut Wahyu, belasan mahasiswa tersebut menjalani tes swab antigen. Pemeriksaan dilakukan untuk menggali keterangan, pendataan, serta selanjutnya dilakukan pembinaan.
Pada kesempatan tersebut, Wahyu juga menghimbau dan mengajak elemen mahasiswa untuk bijak dalam menyampaikan aspirasi. Kata Wahyu, banyak hal positif lain yang bisa dilakukan mahasiswa di tengah situasi pandemi Covid-19.
“Seperti mengedukasi masyarakat atau memberikan bantuan kepada masyarakat yang membutuhkan,” jelasnya.
Belasan mahasiswa HMI itu kemudian diajak mengunjungi pemakaman khusus Covid-19 di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Buniayu, Kecamatan Sukamulya, Kabupaten Tangerang. Tujuannya, agar dapat menggugah bahwa Covid-19 nyata dan sudah banyak korban meninggal. Berdasarkan catatan, saat ini di lokasi pemakaman khusus Covid-19 sudah memakamkan 1.401 orang.
“Di Kabupaten Tangerang angka positif Covid-19 masih tinggi. Mari Kita doakan tidak ada masyarakat kita Yang meninggal dunia karena covid dan kita doakan semoga para Nakes, TNI, Polri dan para pejuang Covid19 senantiasa diampuni dosanya, diterima segala amal ibadahnya dan ditempatkan ditempat Yang layak disisi Tuhan YME. Mari kita bersama-sama berjuang agar pandemi Covid-19 segera berakhir,” katanya.
Mahasiswa dari HMI juga kemudian diajak singgah di RSUD Balaraja. Di RSUD Balaraja, terjadi dialog dengan perwakilan RSUD Balaraja yang menjelaskan bahwa pasien Covid-19 yang dirawat kebanyakan saturasinya sudah dibawah 90 dan harus diberikan bantuan oksigen.
“Diajaknya rekan-rekan mahasiswa ke pemakaman khusus Covid-19 dan ke RSUD Balaraja agar dapat disadari, Covid-19 sudah menelan korban dan saat ini masih ada saudara kita yang berjuang sembuh karena terpapar Covid-19,” terang Wahyu.
Wahyu menambahkan, mahasiswa memiliki peran strategis dalam upaya bersama penanganan dan penanggulangan pandemi Covid-19. Mahasiswa sebagai agent of change dapat berperan mengedukasi masyarakat untuk disiplin melaksanakan protokol kesehatan (Prokes) dan untuk mengikuti program vaksinasi.
“Kami beri pembinaan agar rekan-rekan mahasiswa dapat mengerahkan potensinya terutama potensi intelektual untuk bersama mengedukasi masyarakat agar memahami pentingnya disiplin prokes sebagai salah satu upaya terhindar dari Covid-19,” tambahnya.
Sebagai kelompok terpelajar, kata Wahyu, mahasiswa tentu dapat menganalisis bahwa kebijakan Pemerintah terkait PPKM digulirkan untuk melindungi masyarakat dari paparan Covid-19. Meski konsekuensi diberlakukannya PPKM adalah adanya pembatasan aktivitas masyarakat, namun pada saat yang sama pemerintah juga mendistribusikan bantuan sosial untuk masyarakat terpapar atau terdampak pandemi Covid-19.
“Kita sadari betul masyarakat mengalami kesulitan. Oleh karena itu, kami setiap hari mendistribusikan bantuan sosial untuk masyarakat. Di sini rekan-rekan mahasiswa dapat ikut berperan dengan membantu masyarakat,” ungkapnya. (DHE/RUL)
Tinggalkan Balasan