JAKARTA, BANPOS – Penambahan jumlah kasus positif pada Kamis (29/7) kemairn, dilaporkan mencapai angka 43.479. Sementara, kasus kematian masih melonjak, bahkan mendekati angka 2.000 kasus dalam sehari.
Berdasarkan angka yang dirilis Satgas Covid-19 nasional, jumlah penambahan kasus positif Covid-19 yang terjadi kemarin menurun 4.312 kasus dibanding hari sebelumnya. Adapun total kasus terkonfirmasi kini tembus 3.331.206.
Jumlah kasus harian sebanyak 43.479, diperoleh dari hasil tes terhadap 262.954 spesimen (139.290 via PCR/TCM, 123.664 via antigen), dari 173.464 orang dites (73.801 via PCR/TCM, 99.653 via antigen).
Total orang yang dites kemarin, berkurang 11.717 angka dibanding Rabu (28/7) lalu. Yang dites PCR/TCM, susut 10.651 angka. Sedangkan yang dites antigen, berkurang 1.066. Dari hasil tes tersebut, terdata 35.933 orang yang positif Covid-19 melalui tes PCR/TCM, dan 7.546 via tes antigen.
Sehingga, nilai positivity rate orang harian pada Kamis (29/7), mencapai angka 25,07 persen. Sedangkan positivity rate PCR, ada di angka 48,68 persen. Hampir 50 persen.
Dibanding standar maksimal positivity rate yang ditetapkan WHO, yang maksimal 5 persen, nilai positivity rate itu terpaut sangat jauh. Maknanya, penularan Covid-19 yang berlangsung di tengah masyarakat, menyebar dengan sangat masif.
Dari total kasus terkonfirmasi, tercatat jumlah kasus aktif atau pasien dalam perawatan, yang mencapai angka 554.484. Atau berkurang 3.908 kasus dibanding kemarin. Ini artinya, sebanyak 3.908 orang telah dinyatakan selesai isolasi atau menjalani perawatan Covid-19 di berbagai tempat layanan kesehatan.
Sementara kasus sembuh, dilaporkan bertambah 45.494 orang. Sehingga, totalnya menjadi 2.686.170 dengan tingkat kesembuhan 80,64 persen. Kasus sembuh pada hari ini, mengalami kenaikan sebesar 1.638 angka dibanding kemarin.
Sepintas lalu, data-data ini cukup melegakan. Karena jumlah kasus positif dan kasus aktif mengalami penurunan, dan kasus sembuh mengalami kenaikan. Namun, jika kita menengok pada kasus kematian, masih terasa mengenaskan.
Kasus meninggal dunia akibat Covid-19 masih bertengger di atas 1.000, sejak 16 Juli 2021. Sudah 2 minggu, angka kematian melambung tinggi. kemarin, kasus meninggal dunia dilaporkan bertambah 1.893 atau nyaris mendekati angka 2.000. Sehingga totalnya, kini telah melampaui angka 90 ribu. Persisnya 90.552, dengan tingkat kematian 2,72 persen.
Juru Bicara Vaksinasi dan Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan, varian Covid-19 Delta yang semula muncul di India, kini menjadi dominan di Indonesia. Usai libur Idul Fitri, varian ini menyebabkan kasus Covid-19 melonjak drastis hingga sempat tembus hampir 60 ribu sehari. Rupanya, varian Delta sudah mendominasi di 24 provinsi.
“Kami temukan ada 1.019 kasus varian Delta dari 3000-an sample yang diperiksa,” katanya secara daring, Rabu (28/7)
Menurutnya total virus ini sudah mendominasi sebanyak 89 persen varian yang ada di Indonesia dan berasal dari 24 provinsi. Sudah hampir merata di Indonesia. “Potensi penularan di masyarakat akibat varian ini sangat tinggi,” kata Nadia seraya menekankan bahwa testing dan tracing menjadi kunci untuk menemukan kasus.
Hal senada diungkapkan oleh Duta Adaptasi Kebiasaan Baru dr. Reisa Broto Asmoro. Menurutnya, mekanisme testing dan tracing terus dilakukan secara optimal. Dan setiap mereka yang ditemukan atau setiap kontak erat, wajib dikarantina.
“Mekanisme testing dan tracing dilakukan optimal, dibantu semua relawan dan TNI Polri. Hasil tracing diinput digital oleh Kemenkes. Setiap kontak erat dipastikan melalui karantina, entry tes hari pertama, lalu exit test,” kata dr. Reisa.
Ia menambahkan satu hal yang diantisipasi, dengan masifnya pelaksanaan testing dan tracing, maka kasus akan naik. Dan pemerintah mengantisipasi dengan tambah stok obat, oksigen, dan tempat tidur.
“Maka giliran kita adalah, wajib dengan protokol kesehatan pakai masker dengan benar, 5M serta vaksinasi,” ungkapnya.(HES/ENK/RMID/JPG)
Tinggalkan Balasan