Jawab Keresahan Warga Tentang Vaksin, KKM 26 Untirta Gelar Webinar Kesehatan

KELOMPOK KKM 26 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) menggelar webinar kesehatan bertajuk ‘Vaksin covid-19 Berbahaya? Benar gak sih?’ melalui platform zoom meeting. Kegiatan tersebut merupakan buntut dari keresahan warga Kemuning, Kabupaten Tangerang, terhadap vaksinasi.

Para mahasiswa berupaya memfasilitasi diskusi kesehatan, untuk meyakinkan warga agar turut berpartisipasi dalam vaksinasi. Sebab, dalam pelaksanaan KKM tematik tahun 2021, memiliki salah satu program yang berfokus pada kesehatan selama pandemi Covid-19.

Ketua Kelompok KKM 26 Untirta, Rafi Rizqi Ananda mengatakan bahwa webinar bekerjasama dengan Swayanaka Indonesia, merupakan organisasi non-profit yang berdiri sejak 1978 dengan tujuan peningkatan derajat kesejahteraan anak dibidang pendidikan dan kesehatan. Dibuka oleh dosen pembimbing lapangan, Rifki Prayoga Aditia, webinar dihadiri langsung oleh Presiden Swayanaka Indonesia, Dr Achmad Kurniawan dan pembicara dari Universitas Airlangga, Dr Nadhya Allia.

“Dalam webinar ini membahas hal-hal mengenai proses vaksinasi, mengapa harus vaksin, prasyarat vaksinasi dan orang-orang seperti apa yang bisa vaksin dan tidak,” ujarnya, Minggu (15/8).

Ia mengatakan, dalam kegiatan tersebut juga dibahas vaksin yang ideal di Indonesia, yakni Halal, efektif dan aman. Dengan adanya webinar kesehatan ini, diharapkan masyarakat tidak takut lagi divaksin dan mengikuti anjuran pemerintah untuk vaksin.

“Masyarakat dan peserta webinar cukup antusias dengan adanya kegiatan ini, yang sangat bermanfaat untuk menjawab keraguan-keraguan mereka terhadap vaksinasi,” ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Nadhya Allia menjelaskan terkait vaksin Covid-19 yang disebut tidak dapat menyebabkan terjadinya infeksi. Karena isi dari vaksin Covid-19 adalah virus yang telah dimatikan seperti jenis Sinovac, Sinopharm atau vektor virus seperi Astra Zeneca.

“Yang mana tidak dapat menyerang sistem imun, tetapi menstimulus kekebalan tubuh agar tercipta sistem imun dan sel memori terhadap virus Covid-19,” ujarnya.

Umumnya, kata dia, proses penelitian dan pembuatan suatu vaksin membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun. Namun, karena adanya pandemi Covid-19 dengan banyaknya korban dari seluruh dunia, proses pembuatan vaksin Covid-19 dipercepat.

“Tetapi, dalam prosesnya tetap memperhatikan keselamatan, keamanan, dan efektivitas vaksin. WHO juga tetap memastikan kelaikan vaksin sebelum beredar luas,” tuturnya.

Walaupun vaksin tidak menjamin 100 persen seseorang kebal terhadap virus korona, namun dari berbagai penelitian, orang yang divaksin cenderung memiliki gejala yang lebih ringan daripada yang tidak divaksin.

Webinar yang diikuti oleh beberapa kalangan, diantaranya warga Desa Kemuning, mahasiswa Untirta, dan umum berlangsung lancar dengan banyaknya pertanyaan dari masyarakat, kemudian dijawab dengan baik oleh pembicara. Untuk menindaklanjuti program kegiatan kesehatan selama pandemi ini, KKM 26 Untirta bekerjasama dengan BPBD Kabupaten Tangerang untuk melakukan penyemprotan disinfektan, pembagian masker, handsanitizer dan sabun cuci tangan kepada perwakilan Desa Kemuning. (MUF/AZM)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *