SERANG, BANPOS – Serapan modal nelayan yang telah disiapkan melalui lembaga resmi masih dibawah rata-rata. Dalam rilis yang disampaikan oleh pemprov, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Banten mengugkapkan, bahwa
permodalan nelayan melalui konsultan keuangan mitra bank (KKMB) dari tahun ketahun nilainya terus menurun, termasuk serapannya.
Pada tahun 2019, terdapat pengajuan dari 36 nelayan senilai Rp3 miliar dan terealisasi Rp1,4 miliar. Sedangkan tahun 2020 sebanyak 44 nelayan mengajukan Rp1,2 miliar dan tahun 2021 sebanyak 19 nelayan mengajukan Rp 420 juta dan masih dalam proses.
Sementara, untuk realisasi bantuan premi asuransi nelayan Provinsi Banten tahun 2018-2019, yaitu target tahun 2018 sebanyak 8.500 terealisasi 6.926 dan mandiri 907. Tahun 2019, dari target 2.250 terealisasi 1.361 dan mandiri 82.
Sedangkan, identifikasi hak atas tanah nelayan Provinsi Banten tahun 2021. Di Lebak, dari target 300 terealisasi 100 persen, Pandeglang dari target 375 terealisasi 367, dan Kabupaten Serang terealisasi 100 persen dari jumlah 150. “Ada juga program sertifikasi awak kapal, yaitu sebanyak 1.193 orang dan sebanyak 1.038 orang dinyatakan lulus,” ungkap Kepala DKP Banten, Eli Susiyanti,Sabtu (21/8).
Adapun untuk meningkatkan perekonomian masyarakat nelayan lanjut Eli, pemprov telag memiliki banyak kegiatan pengembangan perikanan, khususnya yang akan dilaksanakan pada tahun 2021. Dalam upaya pengembangan perikanan di Pelabuhan Binuangeun, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak, akan dibangun break water, pemagaran, revitalisasi kios, revitalisasi docking, dan pembangunan tempat pemasaran ikan. Selain itu, juga akan dibangun docking di Pelabuhan Perikanan Pantai Labuan, Kabupaten Pandeglang.
“Pemprov Banten juga sudah membuat road map pembangunan pelabuhan perikanan yang akan dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) transisi 2023-2024 maupun RPJMD 2025-2029,” katanya.
Selain itu, Banten akan mengembangkan pelabuhan terpadu di wilayah Banten Selatan. Pelabuhan Perikanan (PP) Binuangeun, Lebak dan Pelabuhan Perikanan Cikeusik, Pandeglang akan dibangun secara bersama dengan standar kelas PPI. Selanjutnya, kata Kepala DKP, PP Binuangeun dan Cikeusik akan dibangun secara terintegrasi dan terpadu menjadi Kawasan Pelabuhan Perikanan Terpadu Banten Selatan (Binuangeun-Cikeusik).
“Dengan harapan pelabuhan terpadu tersebut menjadi landmark Provinsi Banten, dengan konsep pelabuhan perikanan internasional dan pelabuhan perikanan modern yang dilengkapi e-fishing port dan sistem resi gudang-cold storage. Konsep lainnya, pola cost-profit sharing Pusat, Provinsi dan Kabupaten,” kata Eli.
Terkait pengembangan pelabuhan terpadu Binuangeun-Cikeusik Eli mengatakan, wilayah Binuangeun sebagai sentra pelabuhan perikanan, pergudangan, industri pengolahan, dan pemasaran hasil perikanan. Sedangkan wilayah Cikeusik akan dibuat sentra wisata bahari, kuliner, pendidikan dan pelatihan, riset kelautan dan perikanan. Rencana tersebut akan dikaji bekerja sama dengan Untirta, STP, UPI dan BMKG.
Melalui pembangunan kawasan pelabuhan terpadu diharapkan akan tumbuh aktivitas ekonomi masyarakat pesisir, meningkatnya kinerja pembangunan kelautan dan perikanan, seperti produksi perikanan tangkap, nilai tukar nelayan, pendapatan nelayan, tingkat konsumsi ikan, retribusi, PDRB dan ekspor perikanan.
Dampak lainya, kata Eli, terjadi kesesuaian dan keselarasan (perikanan, pariwisata, riset, konservasi dan lain-lain), harmonisasi kepentingan Pemerintah Daerah dalam hal Tempat Pengelolaan Ikan dan tempat wisata serta penataan kawasan kumuh.
“Rencana tahapan pembangunan PP Cikeusik meliputi pembangunan dan rehabilitasi fasilitas pokok, revitalisasi lahan dan penduduk, pembangunan dan rehabilitasi fasilitas fungsional serta pembangunan dan rehabilitasi fasilitas penunjang,” kata Eli.
Sementara dalam pengembangan budi daya ikan air tawar, Pemprov Banten sedang melaksanakan kegiatan pengembangan budi daya ikan tawar di Curug Barang, Pandeglang. Kegiatan ini didukung dengan prasarana lahan seluas ± 5 hektar. Di lokasi tersebut, terdapat sebanyak 92 kolam aktif dengan dukungan sumber air melimpah sepanjang tahun dari Gunung Pulosari dan Gunung Karang. Pada tahun 2021 ini, kegiatan ini ditargetkan memproduksi benih ikan sebanyak 1 juta ekor.
Pada tahun ini, Pemprov Banten sudah berhasil mendistribusikan sebanyak 116.550 ekor benih unggul. “Benih tersebut didistribusikan kepada 28 (dua puluh delapan) kelompok penerima di Kab. Serang, Kota Serang, Kab. Pandeglang, Kab. Tangerang dan Kab. Lebak,” tambah Eli.
Kegiatan pengembangan budi daya ikan tawar di Curug Barang akan dikembangkan lebih luas pada tahun 2022 mendatang. “Sudah direncanakan penambahan kolam sebanyak ± 40 kolam ikan pada 1 hektar lahan sawah,” kata Eli Susanti.
“Target penyediaan bantuan benih bermutu tahun 2022 meningkat menjadi sebanyak 2 juta ekor. Selain itu, ditambah dengan target penyediaan bantuan induk unggul sebanyak 10.000 ekor,” ujarnya.
Selain, sebagai pusat produksi benih ikan, Curug Barang akan disulap menjadi Kawasan Food Estate untuk komoditas ikan air tawar. Caranya dengan pengoptimalan lahan sawah ±1 Hektar dengan konsep wisata Desa dengan perpaduan ketahanan pangan (Ikan dan Padi/ Mina Padi), wisata edukasi perikanan/ magang/ pelatihan, serta wisata outbound, jogging track dan wisata kuliner. (RUS/ZM)
Tinggalkan Balasan