JAKARTA, BANPOS – Sejak pandemi diumumkan pada Maret 2020 lalu, kini total sudah 4.008.166 orang terinfeksi Covid-19. Angka tersebut termasuk penambahan kasus baru pada Selasa (24/8) kemarin, yakni sebanyak 19.106 kasus baru.
Angka kematian pun kembali tinggi setelah Senin (23/8) sempat menurun di angka 800-an jiwa. Kemarin angkanya kembali naik 1.038 jiwa. Sehingga sejauh ini total sudah 128.252 jiwa meninggal dunia karena Covid-19. Angka kematian harian terbanyak disumbang Jawa Barat sebanyak 314 jiwa. Jawa Timur 185 jiwa. Jawa Tengah 114 jiwa.
Kasus baru harian disumbang oleh sejumlah provinsi dengan kasus terbanyak. Yaitu Jawa Barat 5.255 kasus. Jawa Timur 1.700 kasus. Jawa Tengah 1.242 kasus. Sumatera Utara 1.135 kasus. Dan Bali 934 kasus.
Angka kesembuhan harian bertambah 35.082 orang. Paling banyak angka kesembuhan disumbang Jawa Barat 14.252 orang.
Testing kembali anjlok di bawah 200 ribu sehari yakni hanya 185 ribuan. Ada 123.844 orang dites dalam sehari.
Angka positivity rate yakni 19,25 persen. Sudah 510 kabupaten kota mencatat kasus Covid-19. Tak ada satupun provinsi di bawah 10 kasus Covid-19. Dan tak ada satupun dengan nol kasus.
Sementara, survei internal Yayasan CARE Peduli (YCP) mencatat, perempuan menjadi kelompok kaum rentan yang paling mengalami dampak negatif pandemi Covid-19. Secara umum, perempuan bernasib lebih buruk daripada laki-laki karena beban tanggung jawab yang meningkat dan berlipat ketika ada pembatasan mobilitas dan kebijakan tinggal di rumah atau stay at home diberlakukan.
CEO Yayasan CARE Peduli Bonaria Siahaan mengatakan, hasil survei menunjukkan mayoritas beban school from home atau sekolah online jatuh pada perempuan.
“Beban berlipat juga dialami perempuan hamil karena keterbatasan akses pada layanan kesehatan serta berkurangnya kapasitas rawat inap rumah sakit,” ujarnya di Jakarta, Selasa (24/8).
Merespon pandemi Covid-19, YCP telah melakukan berbagai program dengan total penerima manfaat lebih dari 161 ribu orang pada periode Maret 2020 hingga pertengahan 2021. Dari total bantuan kemanusiaan tersebut, lebih dari 50 persen diberikan kepada kelompok rentan perempuan yaitu 80.962 orang.
“Kami memiliki jaringan kuat hingga di tingkat akar rumput dalam mengimplementasikan program-program kemanusiaan, terutama bagi kelompok perempuan rentan di seluruh wilayah Indonesia,” ujarnya.
Bentuk bantuan YCP selama pandemi yakni program WASH yang menyediakan materi komunikasi risiko, fasilitas cuci tangan, masker, sabun tangan dan pembersih. Di Majene dan Mamuju paska gempa Palu, YCP membangun kamar mandi khusus ramah perempuan, anak, dan penyandang disabilitas yang berlokasi dekat dari tempat penampungan korban gempa.
Ada juga program Menjamin Ketahanan Pangan yakni bantuan kepada kelompok rentan dalam bentuk voucher makanan, voucher tunai dan akses ke pertanian dan budidaya ikan air tawar.
Kemudian, program Uang untuk Bekerja dan Mata Pencaharian Alternatif, dimana YCP memberikan bantuan kepada masyarakat desa melalui skema cash-for-work yang berfokus pada pembangunan infrastruktur desa di NTT.
Di Sukabumi dan Purwakarta, YCP menyediakan modal, pelatihan dan uang tunai bagi pekerja garmen perempuan yang di-PHK untuk membuat pola, memproduksi dan menjual masker ke Dinas Kesehatan Kabupaten setempat dan masyarakat.
Direktur Nasional Gusdurian Network Indonesia Alissa Wahid mengatakan, bahwa kesigapan, kecekatan, dan gotong royong memegang peran kunci dalam memperkuat efektivitas dukungan bagi masyarakat rentan di Indonesia.
“Kelompok perempuan rentan di bawah garis kemiskinan patut diberikan perhatian dan bantuan nyata,” ujarnya.
Asisten Deputi Kedaruratan dan Manajemen Pasca Bencana, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Nelwan Harahap menilai, kunci utama penanganan bencana dan operasi tanggap darurat adalah kajian data yang lengkap dan akurat terkait kelompok rentan terdampak yakni perempuan, anak-anak, lansia dan penyandang disabilitas.(KPJ/ENK/JPG/RMID)
Tinggalkan Balasan