UMKM Terpuruk, PDRB Meningkat

LEBAK, BANPOS – Situasi pandemi Covid berlevel kini masih fluktuatif dan pemerintah pun mengantisipasi dengan aturan PPKM. Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Lebak, Budi Santoso menyebut, hingga akhir Agustus ini, progres pelaksanaan pembangunan masih baik, kendati masih ada beberapa kegiatan yang di refocusing guna menyesuaikan layanan penanganan Covid-19.

“Untuk progres pembangunan masih berjalan baik. Kendati ada kegiatan yang terrefocussing dalam rangka dukungan penanganan Covid-19 di Kabupaten Lebak,” ujar Budi Santoso kepada BANPOS.

Ketika ditanya tentang sektor apa saja yang terhambat, Budi Susanto mengatakan, bahwa akibat situasi Covid semua sektor pastinya terhambat dan tidak ada yang berjalan normal. Dijelaskan Sekda, sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) adalah yang paling merasakan dampak covid.

“Tentu yang paling terpukul dengan adanya pandemi ini adalah di UMKM. Untuk membantu meringankan pelaku usaha ini, Pemerintah Kabupaten Lebak memberikan bantuan Sembako. Karena dipastikan berbagai kebijakan pembatasan tentu akan berdampak langsung terhadap pendapatan kelas kecil menengah,” katanya.

Hanya saja, apabila dalam skala lebih luas, keberadaan aturan PPKM bukan bertujuan mematikan usaha masyarakat,

“Tapi apabila kita lihat dalam gambaran yang lebih luas dan utuh, penerapan PPKM dimaksud bukanlah untuk mematikan usaha perekonomian masyarakat, namun langkah moderat dan ikhtiar mencari titik ekuilibrium atau keseimbangan antara aspek ekonomi dan keselamatan nyawa masyarakat untuk kesehatan,” ujarnya.

Menurut Budi, kendati mengalami situasi pandemi, data produk domestik regional bruto (PDRB) di tahun kemarin pada ekonomi makro, justru ada kenaikan pada jumlah nilai tambah (gross value added).

“Itu apabila kita melihat capaian ekonomi makro melalui pendekatan PDRB, ini atas dasar harga konstan Kabupaten Lebak Tahun 2020, ada beberapa sektor yang masih mampu tumbuh positif,” tuturnya.

Lebih rincinya, sektor yang masih tetap tumbuh positif di era pandemi sesuai datanya, Budi merinci ada beberapa sektor,

“Seperti sektor Pertanian, Kehutanan dan perikanan +3,54 persen. Industri Pengolahan +1,34 persen, pengadaan listrik dan gas +1,01 persen, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang +5,87 persen. Selanjutnya, sektor Informasi dan Komunikasi +8,72 persen, Jasa Keuangan dan Asuransi +3,14 perse, Real Estate +1,11 persen, Jasa Pendidikan +0,76 persen, Jasa Kesehatan dan kegiatan +5,31 persen,” papar Budi.

Dan untuk lapangan usaha yang tumbuh negatif, sesuai data di Sekretariat Daerah Lebak adalah : Sektor Pertambangan dan Penggalian -7,81 persen, Konstruksi -2,53 persen, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor -5,52 persen.

Selain itu, sektor Transportasi dan Pergudangan -4,37 persen, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum -5,71 persen, Jasa Perusahaan -4,52 persen, Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib -0,94 persen dan jasa lainnya berkisar hingga -6,08 persen.

Pada bagian lain, Budi Santoso secara umum menjelaskan bahwa Progres Pendapatan di Kabupaten Lebak masih tumbuh positif. Kata Budi, ini mengingat karakteristik potensi pendapatan khususnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) berasal dari potensi Sumber Daya Alam dan Pembangunan Lahan Hunian (perumahan).

“Sehingga realisasi pada masa pandemi pun masih dalam asumsi baik. Namun demikian, pada sektor jasa, misalnya hotel, restoran, hiburan, terjadi lose opportunity atau penurunan pendapatan sebagai dampak dari situasi pandemi,” paparnya kepada BANPOS.(WDO/PBN)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *