PEMKOT Serang masih belum yakin untuk menaruh Kas Umum Daerahnya ke Bank Banten. Alasannya, perlu ada beberapa analisa dan pertimbangan, mulai dari kesehatan bank hingga rekomendasi dari OJK.
Wakil Walikota Serang, Subadri Ushuludin, mengatakan bahwa pihaknya untuk menyimpan Rekening Kas Umum Daerah (RKUD), akan mencari bank yang terbaik. Mulai dari sisi kesehatan bank hingga rekomendasi yang diberikan oleh OJK.
“Intinya tentu Pemkot Serang mencari yang terbaik. Karena dalam aturan juga itu terserah (pemda), tidak ada pemerintah pusat mengintervensi harus ke bank mana,” ujarnya, kemarin.
Setelah rekomendasi dari OJK dan kesepakatan serta tahapan-tahapan telah dilalui, Subadri menuturkan bahwa semuanya akan kembali diserahkan kepada Walikota Serang selaku pemegang kewenangan.
“Tentu hal ini akan dibicarakan lagi dengan pak Sekda, sekalipun kebijakan ada pada pak wali,” ucapnya.
Ia mengatakan, dalam memilih bank untuk RKUD atau Kasda, perlu adanya pertimbangan dan kehati-hatian yang tinggi. Kendati dalam aturan, penempatan Kasda bisa dipindahkan setiap tahunnya ke bank yang berbeda.
“Tentu saja kami harus benar-benar dalam memilih, sekalipun bisa direvisi dan dipindah (bank) setiap tahun sekali,” tuturnya.
Meski demikian, apapun bank yang menjadi pilihan Pemkot Serang untuk menyimpan Kasda, baik itu Bank Banten maupun Bank BJB, diharapkan dapat mengelolanya dengan baik. “Saat ini saya belum bisa mengomentari apapun. Tapi yang terpenting buat saya baik Bank Banten maupun BJB semuanya juga yang terbaik,” ujar dia.
Dalam memutuskan penempatan RKUD, Pemkot Serang pun perlu melakukan sejumlah kajian dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait. “Keputusan pemkot pun tidak bisa ujug-ujug ke Bank Banten. Ada analisa, kemudian kajian, dan permohonan pendapat dari OJK. Bank Banten juga baru ekspose,” katanya.
Sementara itu, Kepala BPKAD Kota Serang, Wachyu B. Kristiawan, mengatakan bahwa hingga saat ini Pemkot Serang belum memutuskan penempatan RKUD untuk APBD 2022. Pada tahun-tahun sebelumnya, Pemkot Serang mempercayakan RKUD ke Bank BJB, seperti tahun ini sebesar Rp1,180 triliun.
“Belum, kami belum tahu seperti apa nanti, karena masih ada pengkajian dan tahapan lainnya,” tandasnya. (DZH/AZM)
Tinggalkan Balasan