SERANG, BANPOS – Sejumlah Eks (mantan) Direksi PT Banten Global Development (BGD), meninggalkan banyak utang hingga mencapai total miliaran rupiah.
Informasi dihimpun BANPOS, total utang yang ditinggalkan oleh para mantan direksi dan komisaris PT BGD senilai Rp1,961 miliar lebih. Namun sebelumnya utang yang ditinggalkan oleh mantan petinggi BUMD tersebut lebih dari Rp2, 337 miliar.
Komisaris PT BGD, Razid Chaniago,Senin (27/9) membenarkan adanya sisa tunggakan utang dari mantan Direksi dan Komisaris PT BGD.
“Betul (ada sisa tunggakan utang). Tadi juga dalam RUPS LB (rapat umum pemegang saham luar biasa), laporan keuangan oleh kami disampaikan,” katanya.
Ia menjelaskan, sisa tunggakan mantan direksi dan karyawan PT BGD sampai saat ini masih diupayakan ditagih, agar uang tersebut bisa dikembalikan ke kas perusahaan.
“Kita tetap tagihkan. Sebenarnya itu utangnya sebelum tahun 2017 lalu. Pada saat kami menjabat di tahun itu utangnya tercatat Rp2, 337 miliar. Dan kami sisir satu persatu, kami terus tagih, dengan berkirim surat dan datangi rumahnya. Akhirnya sekarang menyisakan kurang dari Rp2 miliar,” ujarnya.
Disinggung siapa saja yang masih memiliki sisa utang, Razid mengaku lupa secara detailnya . “Saya nggak bawa catatanya. Tapi yang paling banyak memang eks Direksi. sedangkan dari karyawannya sekitar Rp11 jutaan,” ujarnya.
Kendati demikian pihaknya berencana akan menggunakan aparat penegak hukum kepada eks.direksi dan karyawan PT BGD yang tidak memiliki itikad baik untuk mengembalikan pinjamannya kepada perusahaan.
“Kita sudah menempuh jalur prosedur dalam penagihannya. Sudah tiga kali surat kami layangkan. Dan kalau dalam waktu dekat ini mereka masih belum membayar atau melunasi, kita akan coba menggunakan aparat penegak hukum,” ujarnya.
Rencananya sebelum bulan April tahun 2022, sisa utang tersebut harus segera dibayarkan. “Kami mengharapkan tahun depan itu sudah tidak ada lagi catatan utang mereka ke BGD,” ujarnya.
Wakil Ketua DPRD Banten, Barhum berharap, sisa tunggakan utang direksi PT BGD dapat diselesaikan.
“Harus diselesaikan. Karena dengan uang yang masih diluar, diharapkan dapat digunakan untuk mengembangkan usaha di BGD. Jadi kami harap mereka yang punya utang segera dibayar,” katanya.
Sementara itu, PT Bank Pembangunan Daerah Banten (Bank Banten/BEKS) mengapresiasi rencana pemisahan perseroan dari PT Banten Global Development (BGD). Dengan Bank Banten menjadi BUMD baru, Pemprov Banten akan langsung menjadi pemegang saham penuh dan tidak lagi melalui PT BGD.
Sebelumnya BGD menyetujui pemisahan antara Bank Banten dan PT BGD. Pembahasan itu digelar dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), yang digelar di ruang Rapat Aula Setda KP3B, Curug Kota Serang, di Serang, Jumat (24/9).
Hadir dalam RUPS LB perwakilan pemegang saham pengendali terakhir (PSPT), Plt Sekda Banten Muhtarom, Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Banten, Ahmad Syaukani. Sementara dari PT BGD yakni, Ahmad Fathoni Segia (Plt. Direktur Utama) Entis Kusnendar (Direktur), Ayip Muflikh (Komisaris Utama), Razid Chaniago (Komisaris), dan Koesnan A Halim (Komisaris).
Direktur Utama Bank Banten, Agus Syabarrudin, menyampaikan apresiasinya atas rencana Pemerintah Provinsi Banten terkait rencana pemisahan ini.
“Perseroan mendukung rencana Pemprov Banten selaku Pemegang Saham Pengendali Terakhir. Insya Allah kinerja Bank Banten akan lebih baik setelah pisah dari PT. BGD. Pemisahan ini kami yakini membuka ruang seluruh Kabupaten dan Kota yang ada di Provinsi Banten untuk menempatkan dana, bahkan mengambil porsi kepemilikan di Bank Banten,” ujarnya
“Tetapi proses pemisahan ini tidak semudah membalikan telapak tangan. Sebab secara administrasi, harus ada beberapa tahapan yang dilalui termasuk pembuatan Peraturan Daerah (Perda) pemisahan. Semoga proses berjalan dengan baik, dan performa perusahaan kian terakselerasi. Sehingga, mimpi untuk menjadikan Bank Banten sebagai salah satu BUMD yang menyumbang PAD bagi Provinsi Banten dapat terealisasi,” imbuh Agus.
Bank Banten terus berupaya menjadi Bank kebanggaan masyarakat Banten. Berbagai langkah strategis untuk melakukan transformasi digital dilakukan oleh perseroan untuk menghadirkan jasa keuangan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.
“Harapannya, Bank Banten bisa meraih cita-cita untuk kian meraih kepercayaan masyarakat,” kata Agus.
Komisaris Utama PT BGD Ayip Muflikh menuturkan, PT BGD selaku induk perusahaan BB telah lama menginginkan agar BB terpisah. Dengan tujuan agar lebih berkembang lagi.
“Sejak tahun 2017, setelah jajaran direksi dan komisaris yang baru terbentuk, kami telah berkirim surat kepada Pemprov agar BB ini terpisah dari kami,” katanya.(RUS/PBN)
Tinggalkan Balasan