TANGERANG, BANPOS – Inovatif, itulah gambaran untuk Karang Taruna yang berhasil menciptakan kampung tematik yang dapat menjadi sarana edukasi dan rekreasi bagi masyarakat.
Kampung tematik yang diberi nama Kampung Kebun atau akronim dari kreatif – edukatif – bersih dan unik itu terbangun atas kolaborasi dengan swasta dan didukung aparatur wilayah yakni Kelurahan Kunciran Jaya dan Kecamatan Pinang.
Ketua Karang Taruna Kunciran Jaya Wanda mengatakan, ide kampung kebun berawal dari keinginan pemuda membangun objek wisata yang memiliki nuansa alam hijau dan segar, berwawasan pendidikan baik pendidikan yang berorientasi lingkungan maupun pendidikan teknologi terbarukan.
“Ide ini sudah lama dan baru terealisasi pada November 2020, di wilayah kami lahan yang ada memang mayoritas milik swasta dan tidak adanya fasos dan fasum. Kami memanfaatkan lahan swasta dengan prinsip sewa pakai,” ujarnya.
Kemudian pemuda bergotong royong membangun wahana wisata edukasi yang terdiri dari empat segmen yakni pertanian organik, perkebunan organik, perikanan system bioflok dan hidroponik.
Penataan lahan dilakukan dengan membuat kebun diikuti penyediaan sejumlah fasilitas pendukung berupa Musholla, saung gazebo, pojok baca, pojok bocah, stand UMKM dan spot-spot menarik untuk berswafoto dengan memanfaatkan barang- daur ulang.
Seiring waktu Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) turut membantu mengembangkan sarana edukasi tersebut.
“Walaupun pembangunan baru 70 persen kami sudah berkolaborasi dengan stakeholder seperti BRIN yang memberikan bantuan kolam bioflok dan hydroponik, dan kampus UPI memberikan pelatihan-pelatihan, juga ada dukungan dari dinas ketahanan pangan,” paparnya.
Wanda melanjutkan Kampung kebun menawarkan konsep edukasi wisata. Edukasi wisata adalah konsep pendidikan non formal dimana pengunjung dapat berwisata dan belajar dengan metode yang menyenangkan.
“Konsep ini pengunjung lebih cepat mengerti dan mengingat setiap proses karena metode ini sangat menyenangkan,” ujar dia. Ia mengatakan, kebosanan dan kejenuhan terhadap rutinitas belajar secara formal menjadi landasan utama adanya konsep wisata edukasi di kampung kebun. “Oleh karenanya wisata edukasi menjadi solusi baru dalam proses pembelajaran sekaligus mengisi waktu bersama keluarga,”
Adapun kegiatan yang dapat dinikmati pengunjung di kampung kebun yakni bercocok tanam padi, mengenal hidroponik, mengenal budidaya ikan dan lainnya. Kegiatan ini menjadi daya tarik tersendiri apalagi di daerah perkotaan tak ada lagi ditemui lahan pertanian aktif sehingga memberikan edukasi sekaligus wisata alam.
“Kami ingin memberikan edukasi kepada generasi muda terkait pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan,” ujarnya. Wanda berharap peran pemuda Kunciran Jaya dalam membangun kampung tematik terus didukung oleh Pemkot melalui berbagai program di dinas-dinas.
Selain menyajikan wisata edukasi Kampung kebun Kunjay yang berada di Jalan M Jali ini diharapkan mampu mengangkat perekonomian lokal melalui potensi kuliner dan UMKM. “Kampung kebun Kunjay menyediakan stand yang dapat disewakan untuk pelaku UMKM setempat khususnya kuliner sehingga mengerakkan perekonomian di wilayah,” ujar Wanda. “Saat ini tersedia 13 stand dan telah terisi oleh 6 UMKM,” imbuhnya.
Kemudian pihaknya juga membangun pusat cenderamata UMKM Pinang atau disingkat Pucuk Pinang. Produk unggulan berupa kerajinan tangan dari pelaku UMKM lokal hadir di dalamnya. “Jadi tak hanya edukasi wisata tetapi juga diikuti dengan wisata kuliner dan wisata belanja. Konsep ini memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar,” katanya. (MADE/BNN/RUL)
Tinggalkan Balasan