CILEGON, BANPOS – Situasi dramatis terjadi dalam simulasi darurat bencana tsunami di wilayah pesisir Banten. Dalam simulasi, erupsi Gunung Anak Krakatau menyebabkan gelombang tsunami di pesisir wilayah Provinsi Banten.
TNI Angkatan Laut bersama instansi lainnya mengerahkan ambulans, kapal laut hingga helikopter untuk mengevakuasi korban jiwa dan luka-luka akibat terjangan tsunami setinggi lebih dari 3 meter. Simulasi ini digelar di Pelabuhan Indah Kiat, Kota Cilegon, Jumat (15/10).
Panglima Komando Armada (Koarmada) I Laksamana Muda TNI Arsyad Abdullah mengatakan, latihan dan simulasi ini mengutamakan pertolongan dan menekan jumlah korban.
“Latihan ini disimulasikan akan terjadi bencana tsunami yang masih bisa diprediksi. Dalam latihan ini kita mencoba proses pengambilan keputusan cepat untuk menanggulangi bencana,” kata Asryad kepada awak media usai menyaksikan simulasi.
Menurut Arsyad, latihan diharapkan dapat membuat tindakan penanggulangan bencana lebih cepat dan tepat.
Personel gabungan dari Basarnas, TNI AL, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Dinas Kesehatan, Polairud Polda Banten, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Banten diberikan materi latihan atau gambaran dalam melaksanakan evakuasi korban.
“Kami juga menyiapkan berbagai macam kendaraan ambulans, kendaraan SAR, kendaraan mengevakuasi korban, ada helikopter agar bisa mengevakuasi dengan cepat untuk korban kritis yang harus segera ditangani,” ujar Arsyad.
Arsyad mengatakan, apabila terjadi bencana, instansi terkait, khususnya TNI AL dapat bekerja dengan baik.
Latihan penanggulangan bencana alam meliputi gladi posko di Kolat Koarmada l dan Mako Lanal Banten. TFG dan Manuver lapangan dilaksanakan di Dermaga Indah Kiat Cilegon Banten dan Perairan Selat Sunda dengan melibatkan unsur-unsur dari Koarmada l, Lantamal lll, Lanal Banten, (KRI TSG 536, KAL Anyer, 2 PATKAMLA Lanal Banten, 15 Perahu Karet dan Helikopter Fanther TNI AL) dan instansi terkait seperti Basarnas Cilegon, Polairud Polda Banten, BPBD Provinsi Banten, KSOP Banten serta, PMI Cilegon pendukung lainnya.
“Latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi kontijensi yang terjadi berkaitan dengan bencana alam. Sekaligus mengecek kesiapan seluruh personel dan kelengkapan sarana prasarana pendukung serta keterpaduan dalam rangka kesiapsiagaan penanggulangan bencana alam yang bisa terjadi kapan saja,” ujar Komandan Lanal Banten, Kolonel Laut (P) Budi Iryanto yang juga Dansatgas SAR.
Untuk diketahui, bencana tsunami pernah melanda pesisir Banten dan Lampung pada 22 Desember 2018. Akibat peristiwa tsunami yang disebabkan oleh letusan Anak Krakatau di Selat Sunda, sedikitnya 426 orang tewas dan 7.202 terluka. Kemudian, 23 orang hilang akibat peristiwa tersebut. (LUK/RUL)
Tinggalkan Balasan