Demokrat Minta Preshold Dihapus

JAKARTA, BANPOS – Partai Demokrat menilai, masyarakat saat ini sudah tidak sabar menginginkan perubahan kepemimpinan melalui pesta demokrasi atau Pemilu 2024. Indonesia punya segudang calon presiden (capres) terbaik. Termasuk, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Kepala Badan Komunikasi Strategis (Bakomstra) DPP Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mengamini, nama AHY muncul sebagai tokoh alternatif. Indikasi itu terlihat di bursa capres versi Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC). Putra sulung Presiden Indonesia keenam, Susilo Bambang Yudhoyono itu menempati posisi kelima.

Di posisi pertama, ada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan 18,1 persen. Kedua Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo (15,8 persen). Ketiga, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (11,1 persen). Keempat, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno sebesar 4,8 persen.

Dikatakan, munculnya beragam nama tokoh nasional dalam bursa Capres 2024 menandakan bahwa bangsa ini tidak mengalami krisis kepemimpinan. Yang lebih penting bagi Demokrat, ujarnya, adalah ruang kontestasi yang terbuka untuk putra-putri terbaik bangsa. Bukan malah mempersempit ruang kontestasi dan memaksakan rakyat dihadapkan kembali pada dua calon saja.

“Seakan bangsa ini kekurangan calon pemimpin nasional,” kata Herzaky kepada Rakyat Merdeka.

Politisi jebolan Universitas Indonesia (UI) ini berharap, polarisasi di Pemilu 2014 dan 2019 tidak terulang. Penyebab utama terbelahnya masyarakat kala itu karena hanya ada dua kontestan di pesta demokrasi. “Di akar rumput polarisasi telah memecah hubungan pertemanan bahkan kekeluargaan,” ucapnya.

Menurut Herzaky, rakyat yang akan menilai, mana yang sungguh-sungguh bekerja untuk rakyat, dan siapa yang hanya mengejar efek elektabilitas serta kepentingan kelompoknya. Namun, jangan sampai para tokoh yang sedang fokus membantu rakyat ini dihambat kinerja kerakyatannya.

Hal ini diamini Sekretaris Jenderal Barisan Militan Demokrat (BMD) Tommy Arief. Menurutnya, AHY adalah salah satu tokoh yang paling tepat menjadi pemimpin nasional di Pemilu 2024. “Keran capres alternatif ini yang harus dibuka,” ujar Tommy, kepada Rakyat Merdeka.

Syaratnya, ujar Tommy lagi, asalkan ambang batas presiden alias Presidential Threshold (Preshold) sebesar 20 persen diturunkan. “Bagusnya Preshold itu dihapus. Tidak hanya AHY, tokoh nasional yang lain juga bisa gagal berkontestasi hanya karena tidak memenuhi syarat PT,” tandasnya.[BSH/PBN/RMID]

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *