CILEGON, BANPOS – Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cilegon menyatakan
pihaknya telah menyiapkan 12 titik jalur evakuasi warga guna mewaspadai terjadinya musim
hujan dan perlu mewaspadai hujan di atas normal yang dipengaruhi fenomena La Nina.
Plt Kepala BPBD Kota Cilegon Juhadi M Syukur mengatakan, hasil monitoring yang dilakukan,
sebanyak 12 titik jalur evakuasi yang sudah disiapkan untuk masyarakat jika terjadi bencana
banjir, tanah longsor hingga tsunami akibat La Nina. 12 titik lokasi ini tersebar di beberapa
kecamatan dan industri di Kota Cilegon.
“Setiap kecamatan sudah ada lokasi evakuasi. Diantaranya di kecamatan Ciwandan,
Kecamatan Merak. Apalagi, di dua wilayah ini merupakan zona industri yang harus
diwaspadai jika terjadi bencana,” kata Juhadi kepada awak media saat ditemui usai hearing
di DPRD Cilegon, Senin (1/11).
Juhadi meminta kepada seluruh lapisan di Kota Cilegon untuk terus waspada. Khusus untuk
masyarakat yang tinggal di dekat dengan pesisir pantai diminta untuk lebih waspada. “Terus
longsoran Krakatau (Gunung Anak Krakatau – red) itu kemungkinan masih, itu yang
dikhawatirkan,” ujarnya.
Masih kata Juhadi, dirinya pun meminta kepada camat dan lurah di Kota Cilegon agar
mengimbau kepada masyarakat agar tidak mendekati daerah pesisir dengan jarak 1
kilometer. “Yang tinggal di pesisir harus lebih waspada, jangan terlena,” katanya.
Hal senada dikatakan Plt Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada BPBD
Kota Cilegon, Utang Sutardi membeberkan, berdasarkan Perda No.1 tahun 2020, 12 jalur
evakuasi yang disiapkan oleh Pemkot Cilegon dalam menghadapi potensi La Nina yaitu, Jalur
evakuasi di Kecamatan Citangkil berada di Jalam SA Tirtayasa, Jalan Pintu KS, Jalur evakuasi
di Kecamatan Ciwandan berada di Jaln Fatahillah, Jalan Sunan Kalijaga, Jalan Aat-Rusli (Jalan
Lingkar Selatan) Jalan Raya Anyer.
Selanjutnya, jalur evakuasi di Kecamatan Grogol berada di Jalan Lingkar Utama berada di
Jalan Raya Merak, jalur evakuasi di Kecamatan Pulomerak berada di Jalan Cipala dan jalur
evakuasi di Kecamatan Purwakarta berada di Jalan SA Tirtayasa, Jalan Jendral Sudirman.
Kata Utang, untuk mendeteksi bencana, Kota Cilegon memiliki dua alat EWS (Early Warning
System) yaitu, EWS getaran tanah/gempa dan EWS Longsor sedangkan untuk EWS tsunami
yang berada di Merak dan Ciwandan kondisinya mengalami kerusakan.
“Meski mengalami kerusakan, dari BMKG selalu menginformasikan kepada kami (BPBD
Cilegon) jika terjadi bencana gempa bumi dan tsunami,” tandasnya. (LUK/RUL)
Tinggalkan Balasan