SERANG, BANPOS – BPBD Kota Serang mencatat terdapat delapan potensi kebencanaan di Kota Serang, salah satunya tsunami di daerah pesisir Kecamatan Kasemen. Hal itu berdasarkan data Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Kepala Pelaksana BPBD Kota Serang Diat Hermawan mengungkapkan bahwa dari delapan potensi bencana, salah satunya adalah banjir yang diakibatkan oleh gempa bumi dan tsunami. Oleh karena, perlu ada pelatihan dan simulasi kebencanaan untuk mempersiapkan ketanggapdaruratan bencana, baik relawan dan masyarakat, termasuk Tim Reaksi Cepat (TRC) Kota Serang.
“(Bencana) itu ada di Kota Serang potensinya, berdasarkan data IRBI. Maka kami melakukan pelatihan dan simulasi, agar para relawan dan TRC siap siaga, apabila terjadi hal-hal tersebut,” ujarnya.
Hal itu diungkapkan oleh Diat, usai melakukan simulasi kebencanaan di Karangantu, Kecamatan Kasemen, Kamis (4/11). Dalam kegiatan tersebut, ia juga menjelaskan potensi gempa yang bisa terjadi mencapai kekuatan lima Skala Modified Mercalli Intensity (MMI) atau kekuatan gempa bumi.
“Sementara ketinggian tsunami bisa mencapai 3 meter, dan hal itu tentu dapat menimbulkan kebencanaan yang dimana masyarakat harus tetap waspada. Memang seperti itu Kota Serang, jadi tidak seperti halnya Kabupaten Pandeglang dan daerah Banten Selatan. Kalau Kota Serang tidak terlalu tinggi,” jelasnya.
Diat mengatakan, potensi tsunami bisa terjadi di wilayah pesisir Kota Serang, khususnya Kecamatan Kasemen. Karena kawawan tersebut berada dekat dengan daerah pantai, sehingga simulasi dilakukan di wilayah Karangantu.
“Jadi dari delapan potensi kebencanaan di Kota Serang, salah satunya ada tsunami, dan di daerah pesisir Kecamatan Kasemen,” terangnya.
Menurutnya, di Kota Serang juga memiliki potensi banjir, kekeringan, longsor, angin puting beliung, hingga bencana industri. Penyebabnya yaitu dikarenakan Kota Serang berdekatan dengan kawasan industri di Kota Cilegon, dan Bojonegara. Sehingga Kota Serang menjadi salah satu wilayah terdampak karena adanya industri kimia.
“Kota Serang bertetangga dengan cilegon dan bojonegara. Cilegon itu kan industri kimia, kota serang berdasarkan kajian, bakal terkena imbasnya,” terangnya.
Salah satu warga yang ikut dalam pelatihan TRC, Heri mengatakan, pelatihan dan simulasi tersebut perlu dilakukan agar masyarakat paham apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana.
“Sehingga kami bisa meminimalisir jatuhnya korban. Setidaknya, kami mengetahui apa yang harus dilakukan pertama kali ketika datang bencana,” ucapnya. (DZH/AZM)
Tinggalkan Balasan