BAKSEL, BANPOS – Hujan dengan intensitas tinggi melanda wilayah lebak selatan (Baksel) dalkam beberapa hari terakhir. Akibatnya, sebuah gedung sekolah ambruk dan sejumlah rumah warga rusak berat karena tertimbun longsor.
Gedung laboratorium (Lab) IPA milik SMPN 1 Cibeber, di Desa Pasirlaban, Kecamatan Cibeber, Kabupaten Lebak, ambruk. Gedung yang juga digunakan untuk penyimpanan alat kesenian itu ambruk ketika digunakan untuk berlatih kesenian sehingga menyebabkan sejumlah siswa terluka karena tertimbun reruntuhan.
Informasi yang didapat BANPOS, dalam insiden ini terjadi pada Selasa (23/11) pukul 13.15 WIB. Gedung yang sduah keropos tak mampu menahan curah hujan tinggi sehingga akhirnya ambruk dan rata dengan tanah.
“Iya, kejadian sekitar Pukul 13.15 tadi. itu para siswa sedang latihan kesenian, tiba-tiba bangunan ambruk. Tadi saya ke sini beberapa menit paska kejadian, memang miris lihat puing-puing dan beberapa siswa yang terkena reruntuhan harus dibopong ke luar, jumlah yang luka ada tujuh orang, mereka langsung dibawa ke puskesmas,” ujar Ade, warga Cibeber saat di lokasi.
Menurut Ade, faktor ambruknya bangunan ini karena lapuk dan sudah lama tidak diperbaiki, ditambah sejak kemarin hujan terus mengguyur.
“Yang saya tau memang kondisi bangunan sekolah banyak yang butuh perbaikan, harusnya bangunan keropos seperti ini jangan dipakai, kita juga khawatir anak-anak kita dan guru yang lagi KBM selalu dihantui kekhawatiran,” ungkapnya.
Terpisah, saat dikonfirmasi BANPOS, Kepala SMPN 1 Cibeber, Heri Subratopo membenarkan kejadian itu dan pihaknya menyebut para siswa saat itu tidak sedang KBM melainkan sedang latihan kesenian.
“Oh iya kang. Tapi saat itu tidak sedang KBM. Anak-anak tengah berlatih degung untuk pentas memperingati hari guru. Siswa yang kena runtuhan kebanyakan hanya shok dan luka ringan saja, sudah pada dibawa ke puskesmas dan tak ada yang luka berat,” jelas Kepsek, Heri Subratopo.
Kepsek menambahkan, bahwa gedung yang ambruk itu adalah Laboratorium yang memang sudah lama tidak digunakan KBM, dan sementara dipakai menyimpan alat seni.
“Itu sebenarnya ruang Lab IPA, dan sudah tidak dipakai lagi karena bangunan sudah pada keropos. Kita juga sudah ajukan ke Kemendiknas untuk minta rehab, katanya nanti tahun 2022 direhab,” terang Heri.
Saat ditanya soal kejadian para siswa banyak yang terkena reruntuhan di ruangan tersebut, Kepsek menjelaskan, bahwa saat itu para siswa minta latihan kesenian untuk mengisi acara.
“Nah saat itu ruang kesenian sedang dipakai ANBK, jadi alat-alat seni itu dipindahkan dulu ke lab IPA. Anak-anak memang sudah minta ijin mau latihan buat ngisi acara peringatan hari guru, jadi ya namanya juga musibah kita tidak tahu dan tak berharap. Apalagi hujan dari kemarin terus-terusan, jadi bangunan itu mungkin ambruknya cepat. Saya minta doanya saja semoga para siswa kami cepat sembuh kembali,” harapnya.
Kata Heri, Terkait kejadian yang menimpa sekolah dan anak didiknya ini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan BPBD dan Dinas Pendidikan Lebak. “Ya kita sudah laporkan ke BPBD Lebak dan dinas pendidikan. Besok dari dinas juga pasti pada ke sini,” paparnya.
TErpisah, sejumlah rumah rusak berat akibat longsor yang menimpa Kampung Gintung, Desa Mekarjaya, Kecamatan Panggarangan. Tiga rumah milik Ipong, Amir, dan Dedi mengalami rusak berat, tidak ada korban jiwa pada peristiwa yang terjadi, Selasa (23/11) sekira pukul 6.30 WIB.
Informasi yang dihimpun BANPOS, hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Lebak sejak Selasa malam. Kondisi tersebut membuat tebing di dekat rumah korban longsor dan merusak tiga bangunan ruma di sekitarnya.
Relawan BPBD Kecamatan Panggarangan Herdi mengatakan, karena sebelum longsor terjadi warga disekitar tempat kejadian berhamburan keluar rumah untuk menyelamatkan diri, sehingga tidak ada korban dalam kejadian tersebut.
“Ada tiga rumah yang rusak, rumah milik Ipong, Amir, dan Dedi jaraknya berdekatan,” kata Herdi kepada wartawan.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Febby Rizki Pratama membenarkan, musibah longsor yang terjadi di Panggarangan yang mengakibatkan tiga rumah milik warga mengalami rusak berat. Kerugian akibat longsor ditaksir mencapai Rp40 juta lebih.
“Benar, kita sudah menerima laporan terjadi longsor di Panggarangan. Relawan sudah di lokasi dan kita minta koordinasi dengan desa serta kecamatan setempat,” katanya.
Kepala Desa Mekarjaya, Kecamatan Panggarangan, Sudirman saat dihubungi wartawan membenarkan kejadian longsor yang terjadi di Kampung Gintung yang mengakibatkan rumah milik Deni terbawa longsor, dan tiga rumah milik Ipong (28), Amir (40) dan rumah milik Dedi (39) juga terkena dampak longsor.
“Iya benar, satu rumah milik Deni terbawa longsor yang terjadi sekira pukul 6.30 WIB, dan tiga rumah masing-masing milik Ipong, Amir dan Dedi juga terkena dampak longsor,” katanya.
Sebelumnya, Febby mengingatkan masyarakat Kabupaten Lebak agar terus waspada terhadap kemungkiinan yang terjadi lantaran sekarang ini intensitas hujan sedang tinggi.
Menurutnya, kewaspadaan tersebut perlu dilakukan terlebih kepada masyarakat yang tinggal di daerah dengan resiko tinggi bencana banjir dan longsor. Febby menerangkan beberapa hari terakhir Banten khususnya Kabupaten Lebak kerap diterjang bencana banjir akibat hujan dengan intensitas tinggi. Itu terjadi karena saat ini muncul Bibit Siklon Tropis 90S di Samudera Hindia Selatan Jawa Barat.
“Hujan dengan intensitas sedang, hingga intensitas tinggi akan melanda Banten khususnya Lebak selama 24 jam ke depan, hal itu berdasarkan laporan pusat Metereologi Publik. Karena itu masyarakat Kabupaten Lebak khususnya tetap harus waspada terutama bagi warga yang tinggal di daerah resiko tinggi banjirr dan longsor,” kata Febby
Dan untuk wilayah perkotaan, kata Febby, pihaknya juga meminta kepada warga agar tetap waspada dengan potensi genangan air akibat hujan intensitas tinggi. Ia menegaskan, kemungkinan tingginya genangan dengan air warga agar menempatkan barang-barang yang berharga di tempat yang lebih tinggi.
“Bagi masyarakat yang berada di daerah risiko tinggi bencana longsor, selalu waspada terhadap kemungkinan gerakan tanah yang terjadi sebab jika tanah penuh diisi air terutama yang berada di perbukitan kemungkinan bisa terjadi longsor,” tegasnya.
Di Kecamatan Bojongmanik, satu rumah milik warga roboh setelah dilanda hujan deras dan angin kencang di Kampung Taneuh Beureum, Desa Keboncau.
Kapolsek Bojongmanik, AKP Yedi Cahyadi mengatakan, penyebab robohnya rumah milik warga di Bojongmanik lantaran cuaca buruk. Tidak ada korban jiwa pada peristtiwa tersebut.
Dikatakan Kapolsek, personel Polsek Bojongmanik turut membantu mengevakuasi reruntuhan rumah milik warga yang roboh. Kapolsek mengimbau masyarakat yang rumahnya dekat bantaran sungai dan rentan terjadi longsor agar tetap waspada
“Alhamdulillah tidak ada korban jiwa akibat hujan deras dan angin kencang tersebut. Dengan kondisi cuaca musim hujan disertai angin kencang, masyarakat harus waspada,” katanya.(CR-01/WDO/PBN/ENK)
Tinggalkan Balasan