Bangunan PAUD di Gununganten Butuh Perhatian

CIMARGA, BANPOS – Keberadaan sarana Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang keberadaan bangunan sekolahnya sudah tak layak untuk digunakan tempat kegiatan belajar mengajar (KBM) anak didik, merupakan salah satu kendala yang sering dihadapi pihak pengelola. Seperti yang terjadi pada sekolah PAUD Wiyata Guna di kampung Cikeuyeup, Desa Gununganten, Kecamatan Cimarga.

Diketahui, bangunan sekolah itu sudah sangat mengkhawatirkan. Dinding tembok sudah banyak mengalami retak, kayu-kayu penyangga atap genting sudah rapuh, bahkan bagian atas sebagian sudah tak beratap lagi.

Pengelola sekolah PAUD Wiyata Guna, Sunarya kepada BANPOS mengatakan, sekolahnya sejak berdiri sampai kini belum tersentuh bantuan rehab atau perbaikan dari pihak-pihak terkait. Menurutnya, terlebih kondisinya sekarang sangat mengkhawatirkan dengan bangunan yang mulai rapuh.

“Sekolah ini belum pernah tersentuh oleh perbaikan berat. Pada saat ini yang kami pikirkan keselamatan anak didik kami, karena rapuhnya bangunan yang kami kelola dan daya tampung yang sangat minim,” kata Sunarya, Selasa (25/01).

Dijelaskan Sunarya, dari jumlah murid 51 siswa yang terdiri KB dan TK, itupun di bagi 2, dengan luas bangunan 4×6 meter.

Dijelaskan pula, para tenaga pendidik dan pengurus sekolah PAUD tersebut sangat berharap adanya bantuan baik dari pemerintah maupun pihak lain, untuk merehab sekolah yang dikelolanya demi kelangsungan terlaksananya KBM dengan nyaman, tanpa ada kekhawatiran dengan kondisi bangunan yang rapuh.

“Kami para dewan guru dan pengurus sekolah PAUD ini berharap sekali mendapat bangunan baru yang layak bagi anak didik kami, agar tidak selalu dibayang-bayangi ketakutan akan robohnya bangunan peninggalan bapak guru kami,” ungkap Sunarya.

Terpisah, Kepala Desa (Kades) Gununganten, Parman yang juga pembina PAUD tersebut saat dihubungi membenarkan terkait bangunan PAUD di wilayah kerjanya itu sangat membutuhkan bantuan rehab. Kata Kades, tadinya akan menganggarkan melalui dana desa tapi anggarannya terbatas dan tidak ada peruntukan.

“Iya, mau menganggarkan dari dana desa tidak ada. Karena untuk program fisik lain seperti jalan, jembatan pada rusak dan butuh anggaran juga, sementara uangnya tidak ada pak,” paparnya.

(WDO)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *