LEBAK, BANPOS – Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Lebak, siap merelokasi masyarakat Curugpanjang di Kecamatan Cikulur yang terdampak bencana pergerakan tanah.
“Kita siapkan lahan untuk relokasi seluas 2,5 hektare dengan 38 rumah, ” kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizky Pratama, Minggu (27/2).
Pemerintah Kabupaten Lebak, katanya, berkomitmen untuk membantu masyarakat yang terdampak bencana pergerakan tanah di Curugpanjang Kecamatan Cikulur.
Saat ini, masyarakat setempat merasa ketakutan akan roboh rumah mereka dan menimpa pemiliknya, karena setiap hari terjadi pergerakan tanah, terlebih curah hujan tinggi.
Pemerintah daerah memberikan solusi yang tepat untuk melakukan relokasi dan masyarakat sudah bersepakat untuk menerima relokasi tersebut. Bahkan, lahan milik masyarakat Curugpanjang bersedia lahannya ditukar dengan lahan yang ditempatkan relokasi itu. Apalagi, mereka kini tinggal di pengungsian dan hidup tanpa nyaman.
“Kami secepatnya merelokasikan rumah warga, terlebih menjelang Ramadhan dan Lebaran, ” katanya.
Menurut dia, pembangunan relokasi nanti akan dibangun rumah instan sederhana oleh Dinas Permukiman Provinsi Banten. Pembangunan rumah instan sederhana itu, katanya. sangat layak sehingga kehidupan warga lebih sejahtera di tempat relokasi itu.
“Kami menjamin lokasi lahan yang direlokasi itu aman dari ancaman bencana alam,” kata Febby Rizky Pratama.
Ketua Relawan Tagana Kabupaten Lebak Iwan Hermansyah mengatakan pihaknya saat ini kembali membangun tenda pengungsian, karena daya tampung tiga tenda yang ada masih kurang untuk menampung masyarakat.
Mereka warga yang tinggal di pengungsian juga mendapat makan tiga kali sehari dari dapur umum itu.
“Kami mengutamakan makanan nasi dan lauk pauk agar pengungsi tidak kelaparan, ” katanya.
“Kami berharap relokasi itu secepatnya direalisasikan karena sudah disediakan lahan seluas 2,5 hektare untuk 38 rumah,” kata Febby.
Pemerintah Kabupaten Lebak jangan sampai warga korban pergerakan tanah berlarut-larut tinggal di pengungsian sehingga berdampak terhadap kehidupan dan kenyamanan masyarakat.
Masyarakat yang terdampak bencana tanah bergerak sebanyak 38 rumah, 47 kepala keluarga dan 174 jiwa sangat ketakutan terlebih curah hujan tinggi di daerah itu.
Bahkan, kondisi rumah mereka, satu di antaranya roboh dan 37 retak-retak dan ambles akibat tanah bergerak.
“Beruntung, rumah roboh milik Pak Misto bersama keluarganya tidak mengalami korban jiwa maupun luka-luka, karena mereka sudah mengungsi,” katanya menjelaskan.
Menurut dia, relokasi masyarakat korban pergerakan tanah di Kampung Cihuni Curugpanjang Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak akan dibangun rumah instan sederhana oleh Dinas Permukiman Provinsi Banten.
Pembangunan rumah warga yang direlokasi itu dibangun dari APBD Lebak dan dana desa setempat.
Masyarakat telah menyepakati relokasi di lahan seluas 2,5 hektare dan mereka tidak boleh kembali menempati tinggal di kawasan bencana alam.
“Kami sudah melaporkan kepada Bupati agar bisa secepatnya pembangunan relokasi,” kata Febby Rizky Pratama.
Camat Cikulur Kabupaten Lebak Sukmajaya mengatakan masyarakat bersedia direlokasi ke lahan milik pemerintah desa seluas 2,5 hektare.
“Lokasi relokasi itu aman dari ancaman bencana alam itu,” katanya menjelaskan.
Sementara itu warga korban tanah bergerak mengatakan bahwa mereka menyambut positif adanya bantuan relokasi ke tempat yang lebih aman, karena jika berlangsung lama tinggal di lokasi tanah bergerak khawatir rumah roboh.
Selama ini, masyarakat merasa ketakutan, terlebih cuaca buruk yang ditandai hujan meningkat sehingga terpaksa jika malam hari menginap di tenda pengungsian.
“Kami merasa senang jika pemerintah daerah merelokasi ke tempat yang lebih aman (dari tanah bergerak),” kata Mamay (40) warga Curugpanjang Kabupaten Lebak.
(ANT/PBN)
Tinggalkan Balasan