Jurnalis dan filmmaker AS Brent Renaud (50) tewas tertembak di Kota Irpin, tak jauh dari Ibu Kota Ukraina, Kiev.
Ini adalah kasus kematian pertama jurnalis asing, yang meliput perang di Ukraina.
Terkait hal ini, Kepala Polisi Andriy Nebytov mengatakan, sejauh ini, Renaud memang jadi target penembakan tentara Rusia. Dua jurnalis lain, dilaporkan mengalami luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit.
Salah satu jurnalis korban luka, Juan Arredondo memberitahu wartawan Italia, dirinya tengah bersama Renaud saat kejadian.
“Ketika itu, kami sedang menyeberangi salah satu jembatan di Irpin. Kami hendak membuat film detik-detik pengungsi pergi meninggalkan kota. Kami masuk ke dalam mobil,” ungkap Arredondo kepada BBC, Minggu (13/3).
Namun tiba-tiba, seorang mengajak mereka menuju jembatan lain. Melewati pos pemeriksaan.
“Dari situ, mereka melancarkan aksi tembak. Sopir mobil itu putar balik. Namun, mereka terus saja meletuskan tembakan. Brent Renaud tertembak. Saya melihat dia tertembak di leher,” imbuh Arredondo.
Dari kartu persnya, Renaud adalah jurnalis New York Times (NYT).
Pemimpin Redaksi & CEO Time Edward Felsenthal serta Presiden & Chief Operating Officer Ian Orefice, mengaku sangat terpukul mendengar berita ini. Meski Renaud tak lagi bekerja untuk media AS yang berdiri sejak 1851 tersebut.
“Kami sangat berduka mendengar berita kematian Renaud. Namun, dapat kami pastikan, dia tak lagi bekerja untuk media kami di Ukraina. Dia terakhir bekerja tahun 2015. Kartu pers yang dipakainya, kami terbitkan beberapa tahun lalu,” demikian pernyataan resmi NYT.
“Sebagai filmmaker dan jurnalis pemenang penghargaan, Brent kerap menggarap berbagai kisah terberat di seluruh dunia bersama saudaranya, Craig Renaud,” imbuh pernyataan tersebut.
Renaud tercatat pernah melakukan peliputan di Afghanistan, Irak dan Haiti. Dia memenangkan Peabody Award atas karyanya dalam serial tahun 2014 di sekolah-sekolah Chicago, Last Chance High.
Kematian Renaud terjadi kurang dari dua minggu setelah jurnalis Ukraina Yevhenii Skaum – yang merupakan juru kamera untuk saluran televisi Ukraina LIVE – tewas ketika menara transmisi TV di Kviv terkena tembakan.
Beberapa hari kemudian, seorang jurnalis Inggris yang meliput perang di Ukraina ditembak dan terluka, setelah mendapat kecaman di Kiev. [HES]
Tinggalkan Balasan