Ajax Amsterdam tidak mau larut dalam kesedihaan saat gagal meraih kemenangan atas Benfica di leg pertama 16 besar Liga Champions dua pekan lalu. Kini, De Godenzonen akan fokus di laga kandang saat menjamu Benfica di leg kedua.
Sedianya, Ajax bisa membawa kemenangan yang sempat unggul 2-1 atas Benfica. Tapi, Ajax akhirnya harus menerima hasil seri setelah Yaremchuk mencetak gol penyeimbang di menit ke-72. Bekal yang dimiliki kedua tim sebelum bertanding di leg kedua nanti terbilang cukup kuat. Ajax punya catatan kemenangan beruntun dalam tiga laga teranyar, sedangkan Benfica belum terkalahkan dalam tujuh laga beruntun (4 menang, 3 imbang). Laga nanti juga akan mempertontonkan permainan saling serang antara dua tim yang punya gaya bermain berbeda. Ajax lebih suka melakukan build-up dengan skema operan pendek, sedangkan Benfica seringkali memakai skema operan panjang. Strategi operan dari kaki ke kaki yang diterapkan Ajax terbilang cukup sukses. Hal itu dapat dilihat dari perolehan gol mereka yang mencapai 22 dari 7 pertandingan yang dilakoni di ajang Liga Champions musim ini. Kendati begitu, Ajax juga tidak jarang melakukan skema serangan dari sayap, untuk menyodorkan umpan silang ke striker.
Tercatat 36 kali crossing telah disodorkan oleh Dusan Tadic dan kolega di setiap pertandingan. Pelatih Erik Ten Hag tidak perlu khawatir. Pasalnya, ia punya striker Sebastien Haller yang punya postur jangkung. Hal itu membuatnya mudah mengonversi crossing menjadi gol. Bahkan jika dilihat, rasio kesuksesan duel udara milik Haller menjadi yang tertinggi dibanding pemain lain (3,3).
Misi Erik Ten Hag adalah ingin membawa Ajax kembali berjaya di kompetisi Eropa. Terakhir kali, Ajax berhasil lolos dari babak penyisihan grup di Liga Champions dan menghasilkan laju yang memukau ke semi final pada 2018- 2019. [JON]
Tinggalkan Balasan