Donasi vaksin Covid-19 dari negara-negara sahabat masih berdatangan ke Indonesia. Banyaknya vaksin sumbangan tersebut tak berimbang dengan laju penyuntikan di Tanah Air. Daripada mubazir karena kedaluwarsa, Pemerintah memutuskan menghentian donasi vaksin dari negara lain.
Direktur Jenderal (Dirjen) Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri (Kemlu) I Gede Ngurah Swajaya mengungkapkan, keputusan menghentikan masuknya sumbangan vaksin sudah berjalan. Indonesia tak menerima hibah vaksin Covid-19 sampai akhir bulan depan.
“Melihat kapasitas penyimpanan kita juga terbatas dan ketersediaan vaksin yang (harus) berjalan dengan progres penyuntikan vaksin,” ujar Ngurah dalam rapat kerja (raker) bersama Komisi IX DPR di Jakarta, kemarin.
Beberapa negara sahabat yang rutin menyumbangkan vaksin dengan sukarela, antara lain Amerika Serikat, Inggris, Jepang dan Belanda.
Selain itu, Pemerintah membuat syarat penerimaan vaksin yang akan didonasikan kepada Indonesia. Salah satunya, masa simpan vaksin minimal dua per tiga dari masa simpan atau save live.
Dia menyampaikan, Kemlu terus berupaya memfasilitasi permintaan data yang dibutuhkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sehingga, vaksin yang diterima memiliki masa simpan yang lama.
Ngurah menyampaikan save live vaksin selalu disuarakan Menlu Retno Marsudi di Covac Facility. Sehingga, vaksin yang diterima negara penerima bisa dimanfaatkan maksimal. Vaksin sumbangan dari negara sahabat ini jangan sampai sia-sia.“Ini mencegah risiko kedaluwarsa vaksin Covid-19 dan pemusnahan,” tegasnya.
Selain itu, Ngurah menambahkan, masa simpan vaksin tidak hanya menjadi tantangan bagi Indonesia, tetapi juga bagi negara-negara berpenghasilan rendah lainnya.
Umumnya, tingkat kesulitan distribusi dan kapasitas tenaga kesehatan dan Sumber Daya Manusia (SDM) di negara-negara tersebut masih belum mencukupi.
Menurutnya, sampai 28 Maret 2022, Indonesia telah menerima 505.551.435 dosis vaksin, baik secara bilateral maupun multilateral.
Rinciannya, Sinovac 295.512.280 dosis, AstraZeneca 104.731.390 dosis, Pfizer 63.253.425 dosis, Moderna 23.780.340 dosis, Novavac atau Covavax 9 juta dosis, Sinopharm 8.450.000 dosis dan Johnson & Johnson 824 ribu dosis. [JAR/rm.id]
Tinggalkan Balasan