Kabar tak diundangnya Muhammadiyah oleh Kementerian Agama (Kemenag) dalam Sidang Isbat, Jumat (1/4) sore, masih belum tuntas. Pihak Kemenag bersikeras, dalam sidang Isbat itu, sudah ada perwakilan Muhammadiyah yang hadir. Namun, pihak Muhammadiyah kembali menegaskan, yang diklaim hadir oleh Kemenag itu, tak mewakili organisasi Muhammadiyah. Agar persoalan ini tidak berlarut-larut, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas diminta segera tampil memberi penjelasan.
Tak diundangnya ormas Islam terbesar kedua di Indonesia dalam sidang Isbat di Kemenag ini, awalnya diungkap Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti. Munurut Mu’ti, dalam sidang penentuan awal Ramadan di Kemenag itu, pihaknya sama sekali tidak mendapatkan undangan resmi.
Padahal sebelumnya, pihak Kemenag mengklaim, dalam sidang Isbat ini, ada tiga perwakilan ormas yang memberikan pertimbangan. Mereka adalah Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama KH Abd Salam Nawawi, Majelis Tarjih Muhammadiyah Dr KH Sriyatin Siddiq, dan KH Syarif Ahmad Hakim dari Persis.
“Saya tanya Majelis Tarjih, ternyata tidak ada undangan Sidang Isbat,” beber Mu’ti, Sabtu (3/4).
Pihak Kemenag membantah pernyataan Mu’ti. Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag, Adib menegaskan, ada perwakilan Muhammadiyah dalam sidang Isbat kemarin. Yang datang itu adalah Sriyatin Siddiq, perwakilan Majelis Tarjih Muhammadiyah. Namun, Sriyatin tidak hadir langsung di Kemenag, melainkan mengikuti sidang Isbat secara daring.
Untuk meyakinkan pernyataannya, pihak Kemenag kemudian memposting foto kehadiran Sriyatin lewat website resminya. Dalam foto itu, Sriyatin tampak muncul di layar besar yang ada di belakang Yaqut.
Namun, penjelasan yang disampaikan Kemenag dibantah lagi oleh Abdul Mu’ti. Bantahan itu, diungkap Mu’ti lewat akun Twitter resmi miliknya, @Abe_Mukti, kemarin. Ada 4 cuitan yang dibuat Mu’ti.
“1. Tidak ada surat dari Kemenag kepada PP. Muhammadiyah dan kepada Majelis Tarjih dan Tajdid PP. Muhammadiyah untuk menghadiri Sidang Isbat,” cuit Mu’ti.
“2. Prosedur di Muhammadiyah, untuk tertib organisasi, semua yang mewakili PP. Muhammadiyah di forum resmi harus membawa Surat Tugas resmi dari PP. Muhammadiyah/Majelis sesuai Surat Undangan.”
“3. Karena tidak ada undangan dan tidak ada Surat Tugas, keikutsertaan Dr. Sriyatin tidak mewakili dan tidak merupakan representasi resmi PP. Muhammadiyah.”
“4. Saya mendapatkan info, surat Kemenag kepada Kepala Pengadilan Agama Palangka Raya, Kalimantan Tengah, tanggal 21 Maret agar menugaskan Dr. Sriyatin untuk menghadiri Sidang Isbat. Jadi kehadiran beliau dalam Sidang Isbat tidak mewakili PP. Muhammadiyah.”
Sekedar info, Sriyatin Siddiq memang sempat duduk di Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Namun, dalam laman lembaga itu, Sriyatin tercatat sebagai pengurus periode 2010-2015. Sriyatin tercatat sebagai anggota bidang hisab dan iptek, dengan nama yang sedikit berbeda yaitu Sriyatin Shodiq. Susunan pengurus periode saat ini tak tercantum.
Anggota Komisi VIII DPR RI, Bukhori Yusuf mengaku prihatin sidang Isbat masih terus berpolemik. Apalagi, kedua belah pihak, baik Kemenag maupun Muhammadiyah saling bantah. Agar masalah ini tidak makin melebar, dia meminta Menag Yaqut segera tampil ke publik memberikan penjelasan. “Mereka tahu apa yang harus dilakukan,” pesan Bukhori, saat dihubungi, tadi malam.
Di dunia maya, warganet juga menyayangkan tidak diundangnya Muhammadiyah di sidang Isbat, masih terus berpolemik. “Bukan persoalan sidang Isbatnya, itu soal sepele, tapi, sidang Isbat itu, forum ukhuwah islamiyah. Semua ormas Islam, seperti biasanya diundang, untuk bersama-sama menetapkan awal puasa,” cuit @alisyarief.
“Kenapa tidak ada pernyataan apapun dari Kemenag soal ini? Apakah memang ada kesengajaan?” tanya akun @AkungAruna. “Seharus-harusnya ada penjelasan dari @Kemenag_RI,” ujarnya.
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai, tidak menjadi soal terkait dihadirkannya tokoh representasi PP Muhammadiyah. Selama keputusan pemerintah telah melalui para ahli di bidang yang relevan.
Namun, yang jadi persoalan, kata Dedi, ketika pihak Kemenag mengklaim adanya perwakilan PP Muhammadiyah dalam Sidang Isbat. Sementara, pihak Muhammadiyah memastikan, dia yang hadir tidak mewakili organisasi. [MEN/RM.ID]
Tinggalkan Balasan