Pebulutangkis tunggal putra Indonesia, Shesar Hiren Rhustavito alias Vito sukses meraih tiket babak 16 besar di Korea Terbuka 2022, kemarin. Main di Palma Indoor Stadium, Vito sukses menghempaskan wakil dari Thailand Sitthikom Thammasin dengan ruber set, 21-18, 14-21, 21-9.
Pertarungan ini tidak bisa dibilang mudah bagi Vito. Dia harus menguras tenaga selama 64 menit sebelum memenangkan laga. Bermain sabar dan fokus jadi kunci kemenangannya.
“Di gim awal sebenarnya main sudah langsung in, tapi lawan coba mengubah tempo di pertengahan gim. Saya kaget, tapi beruntung bisa kembali ke pola saya dan menang,” papar Vito kepada Tim Humas dan Media PP PBSI.
Di gim kedua, aku Vito, tempo mainnya terlalu mengikuti tempo dan pola permainan Sitthikom. Di gim ketiga, Vito kembali memaksa lawan mengikuti tempo permainannya. Dia kelihatan sulit mengimbangi. “Kunci kemenangan tadi bermain sabar dan fokus poin demi poin,” katanya.
Sayangnya, langkah Vito tidak berhasil diikuti tunggal putra lainnya, Anthony Sinisuka Ginting. Ginting yang menempati unggulan pertama secara mengejutkan harus takluk dari pebulutangkis Perancis, Lucas Claerbout, 16-21, 13-21.
Menurut pelatih tunggal putra Irwansyah, anak asuhnya bermain dengan performa tidak bagus. Kurang variasi dan monoton. Ginting main tidak bagus, tidak bisa mengontrol lawan sehingga mudah ditebak sama lawan. Banyak mati sendiri dan kakinya pun sudah kelihatan berat di lapangan. “Saya tanya sama Ginting setelah selesai main, dia bilang feeling sedang tidak enak,” jelas Irwansyah.
“Saya harus benahi pola cara berfikirnya sebab di latihan pun ada pukulan tidak enak, langsung dia kepikiran terus. Dan itu membuatnya tidak percaya terhadap kemampuan dia miliki. Jatuhnya jadi beban,” tukasnya.
Sementara ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto sukses melibas pasangan tuan rumah, Gwang Min Na/ Jin Seong Noh dua gim langsung 21-16, 21-12.Fajar/Rian hanya perlu waktu 34 menit untuk menyelesaikan pertandingan. Juara Swiss Open 2022 ini unggul dari awal hingga akhir.
Walau begitu, Fajar/Rian mengaku masih beradaptasi dengan kondisi lapangan. “Alhamdulillah hari ini bisa bermain dengan kemenangan dan tanpa cedera. Di gim pertama berjalan lumayan alot, karena kita tahu tipikal pemain Korea tidak mudah menyerah dan tidak mudah mati sendiri. Walaupun mereka masih junior, mereka bermain sangat baik,” kata Fajar.
“Kita masih adaptasi dengan lapangan walau sudah kita coba, tapi saat latihan dan pertandingan suasananya berbeda. Lampu, angin, dan shuttlecock coba disesuaikan,” sambung Rian.
Berstatus sebagai juara bertahan dan mengincar juara “back to back”, Fajar/Rian mengaku mempertahankan gelar menjadi tugas tidak mudah. “Pasti tidak mudah mempertahankan gelar juara di sini, semua pemain pasti ingin juara. Kita tidak mau menyerah dan lengah, persaingan akan ketat. Jaga stamina dan fokusnya,” tukas Fajar.
Sebagai informasi, Korea Terbuka terakhir bergulir pada 2019. Ajang berlevel Super 500 ini absen pada 2020 dan 2021 karena pandemi Covid-19.
Pada 2019, Fajar/Rian berhasil menggondol gelar juara setelah di final mengalahkan wakil Jepang, Takeshi Kamura/Keigo Sonoda 21-16, 21-17. [WUR/rm.id]
Tinggalkan Balasan