Digulingkan Lewat Mosi Tidak Percaya, PM Pakistan Tuding AS Kongkalikong

Perdana Menteri Pakistan Imran Khan (69) akhirnya digulingkan dari kekuasaan, melalui mosi tidak percaya, Minggu (10/4) pagi. Dia menjadi pemimpin pertama Pakistan, yang disingkirkan dengan cara ini.

Voting mosi tidak percaya itu digelar lewat tengah malam, setelah partai-partai oposisi mengajukan mosi menentang, yang dikuatkan oleh Mahkamah Agung.

Partai oposisi berhasil mengamankan 174 suara di majelis yang beranggotakan 342 orang itu, untuk mendukung mosi tidak percaya.

Lewat Twitter, pemimpin oposisi Shehbaz Sharif (70) mengatakan, Pakistan dan parlemennya akhirnya dibebaskan dari krisis serius.

Adik mantan Perdana Menteri Nawwaz Sharif yang berkuasa tiga periode itu disebut-sebut sebagai calon terkuat pengganti Imran Khan.

“Selamat kepada bangsa Pakistan, atas terbitnya fajar baru,” cuitnya, seperti dikutip BBC, Minggu (11/4).

Khan yang tersingkir, menuding ada konspirasi Amerika Serikat (AS) di balik penggulingannya.

Saat terpilih sebagai perdana menteri pada 2018, Khan berjanji memerangi korupsi dan memperbaiki ekonomi. Namun, janji tak kunjung terwujud. Pakistan justru dicengkeram oleh krisis keuangan.

Awalnya, Khan juga didukung oleh kekuatan militer. Namun kini runtuh.

Akhir Maret lalu, serangkaian pembelotan membuatnya kehilangan dukungan mayoritas. Mantan Kapten Nasional Kriket Pakistan itu pun mati-matian berjuang untuk mempertahankan karier politiknya.

Berulang kali, Khan menuding partai-partai oposisi Pakistan berkongkalikong dengan kekuatan asing. Khan juga mengklaim menjadi target konspirasi yang dipimpin AS, karena menolak sekubu dengan Washington dalam melawan Rusia dan China.

Terutama, setelah ia mengunjungi Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, usai pecah konflik dengan Ukraina pada 24 Februari lalu.

Selama masa kepemimpinannya, Imran Khan terlihat kontra dengan AS. Dia bahkan menyambut pengambilalihan Taliban atas Afghanistan pada tahun lalu. Serta mendesak kerja masyarakat internasional untuk bekerja sama dengan Taliban.

Washington telah membantah tudingan konspirasi tersebut. Ditambah lagi, Imran Khan juga tidak pernah memberikan bukti apa pun. [HES/RM.ID]

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *