Kiprah Sharon Stephania Siauw Kenalkan Budaya Indonesia Di AS

Nama Sharon Stephania Siauw mungkin belum begitu banyak dikenal publik di Tanah Air. Namun, jejak wanita asal Indonesia yang berkarier di bidang komposer musik di Amerika Serikat ini sangat membanggakan.

Menjadi seorang komposer film Indonesia dan juga pemain biola ulung tidak menyurutkan Sharon untuk mengenalkan kebudayaan Indonesia di negeri Paman Sam. Dibantu komunitas diaspora Indonesia, Sharon kerap membuat event untuk mengenalkan budaya Tanah Air.

Di sana, Sharon bisa bertemu dengan banyak komunitas diaspora Indonesia. “Dengan komunitas diaspora, aku merasa di rumah sendiri. Apalagi dukungan teman-teman sangat besar,” katanya, dalam acara daring, Minggu (10/4).

Gadis berusia 20 tahun ini mengaku, masyarakat di Amerika sudah banyak mengenal kebudayaan Indonesia. Sehingga, menjadi tantangan tersendiri bagi diaspora Indonesia di Amerika.

“Mereka (bangsa Amerika) sudah mengenal sekali Indonesia dan budayanya. Jadi, kita harus mengambil peran besar untuk mendorong lagi kebudayaan Indonesia di sana,” terangnya.

Lulusan Berklee College of Music dengan predikat Summa Cum Laude pada 2021 ini menuturkan, tak sedikit tantangan saat mengenalkan budaya Indonesia di luar negeri. Kendati hal itu bisa dikerjakan bersama komunitas diaspora Indonesia di Amerika.

“Komunitas diaspora Indonesia di Amerika memiliki visi dan misi untuk mengenalkan kebudayaan Indonesia. Jadi, paling sulit kendala itu kita bisa dapat kesempatan besar memperkenalkan kebudayaan Indonesia di sana. Apalagi diaspora itu sangat minoritas di sana, jadi kita harus bisa mendapatkan perhatian lebih dari anak-anak Amerika,” imbuhnya.

Salah satu upaya yang harus dilakukan, kata dia, harus membangun jaringan dengan baik. Selain melakukan marketing secara masif setiap event pengenalan kebudayaan Indonesia. “Kita benar-benar kerjakan sendiri, karena memang jumlah diaspora di sana sedikit. Hanya mendapat dukungan beberapa anggota komunitas diaspora saja di sana,” katanya.

Hasil kerja itu, lanjutnya, baru bisa dilihat setelah acara panggung selesai. “Jadi, memang kita harus membuat acara yang tidak pernah dilihat orang-orang di Amerika sebelumnya,” imbuhnya. [KW/RM.ID]

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *