CILEGON, BANPOS – Harga solar industri mengalami kenaikan akibat dampak perang Rusia dan Ukraina. Akibatnya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Pelabuhan Cilegon Mandiri (PCM) saat ini dihadapkan dengan biaya operasional perusahaan yang membengkak.
Perusahaan yang bergerak di bidang jasa pelayanan pandu dan tunda kapal tersebut, harus merogoh kocek untuk biaya pembelian solar sebagai bahan bakar kapal mencapai Rp 1 miliar dalam sebulan. Meningkatnya biaya operasional perusahaan tersebut, akibat dampak mahalnya harga minyak dunia.
Direktur Utama PT PCM Muhammad Willy mengatakan, harga minyak dunia mengalami kenaikan dampak perang Rusia dan Ukraina. Hal itu berdampak pada kenaikan harga solar industri.
“Kita kena dampak akibat perang antara Rusia dan Ukraina, harga solar naik, biaya operasional kita tentu bertambah,” kata Willy saat ditemui di Kantor Walikota Cilegon, Senin (11/4).
Kemudian, Willy mengungkapkan pada Januari saat pihaknya menyusun anggaran operasional untuk pembelian solar Rp 11.000 per liter. Saat ini harga solar yang dibeli PT PCM Rp 17.800. “Kebutuhan kita per bulan 180 ton, tinggal dikalikan saja. Selisih belanja solar sekitar Rp 1 miliar dari sebelumnya,” tuturnya.
Lebih lanjut Willy menyatakan PT PCM tidak bisa menaikkan harga pelayanan terhadap konsumen, sebab ada yang kontrak kerjasama dengan konsumen pada 2021 lalu. Namun, jika ke depan ada kontrak pihaknya bisa menaikkan harga pelayanan jasa pandu dan tunda kapal. “Kita harus pintar-pintar efisiensi operasional, agar tetap untung. Mulai pekan ini, kita melayani pandu dan tunda kapal di utara (Perairan Bojonegara),” ungkapnya.
Dikatakan Willy, pelayanan jasa dan pandu tunda kapal di Perairan Bojonegara, pihaknya melakukan kerjasama operasi (KSO) dengan perusahaan swasta. Sistem keuntungan yang didapatkan 80 persen untuk pemilik kapal dan 20 persen untuk PT PCM. “Izinnya dari kita (PCM). Kapal, operasional termasuk solar, nahkodanya, maintenance semua itu ditanggung pemilik kapal, jadi wajar mereka lebih besar, tapi kita juga untung,” katanya.
Menurut Willy, keuntungan PT PCM kemungkinan menurun akibat melonjaknya harga minyak dunia. “Keuntungannya berkurang, lumayan lah cukup signifikan, masih untung yang jelas, kalau Januari, Februari sebulannya Rp 2 miliar untungnya, kalau Maret saya lihat dulu karena baru closing,” pungkasnya.
Sementara itu, Komisaris PT PCM Syafrudin meminta PT PCM agar lebih jeli dalam mengeluarkan biaya operasional. Sebab, kenaikan harga solar untuk operasional PT PCM tidak bisa dibarengi dengan kenaikan harga untuk pelayanan kepada pelanggan PT PCM. “Kenaikan harga solar tidak bisa dibebankan ke pelanggan, ini jadi masalah juga, mudah-mudahan harga minyak dunia segera turun,” katanya.
Lebih lanjut, Syafrudin juga belum bisa memastikan apakah keuntungan PT PCM akan berkurang, sehingga deviden yang disumbangkan ke Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Cilegon juga berkurang. “Bisnis ini serba ketidakpastian, siapa tahu harga solar ke depan turun, keuntungan PT PCM bisa semakin meningkat,” tandasnya.(LUK/PBN)
Tinggalkan Balasan