Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah berbicara dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengenai insiden bentrokan di kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem. Kepada Abbas, Erdogan mengatakan dia mengutuk kekerasan Israel terhadap jamaah di tempat suci tersebut.
Dilansir dari kantor berita Reuters, Senin (18/4), komentar Erdogan ini muncul di tengah upaya Turki dan Israel dalam beberapa pekan terakhir menormalkan hubungan mereka yang telah lama tegang.
Sedikitnya 170 warga Palestina terluka dalam bentrokan dengan polisi anti huru-hara Israel di kompleks Masjid Al-Aqsa. Menurut Bulan Sabit Merah Palestina, sebagian besar cedera warga Palestina disebabkan peluru karet, granat kejut dan pemukulan dengan tongkat polisi.
“Selama di telepon, saya memberi tahu Abbas bahwa saya sangat mengutuk intervensi Israel terhadap jamaah di Masjid AlAqsa dan bahwa kami akan menentang provokasi dan ancaman terhadap status atau semangatnya,” kata Erdogan di Twitter.
“Turki selalu mendukung Palestina,” tegasnya.
Erdogan kemudian mengatakan, dia telah membahas perkembangan di Al-Aqsa dengan Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres. Dia menambahkan, intervensi dan provokasi Israel tidak dapat diterima.
Turki di masa lalu telah meluncurkan berbagai inisiatif di Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) terkait tindakan Israel terhadap Palestina dan kebijakannya mengenai Yerusalem atau statusnya.
Turki, yang mendukung solusi dua negara untuk konflik Israel Palestina, mengatakan, pemulihan hubungan dengan Israel juga akan membantu menemukan solusi untuk masalah ini. Namun, Turki juga menegaskan pihaknya tidak akan mengabaikan komitmen kepada Palestina untuk hubungan yang lebih baik dengan Israel.
Awal bulan ini, Erdogan telah mengatakan kepada Presiden Israel, Isaac Herzog, yang juga ditemuinya di Ankara bulan lalu. Ia mengharapkan pihak berwenang Israel peka terhadap Al-Aqsa selama Ramadan dan menekankan pentingnya mengizinkan warga Palestina memasuki Israel.
Sebelumnya, Erdogan dan Guterres membahas perang Rusia-Ukraina dan ketegangan baru-baru ini di Yerusalem. Erdogan menekankan pentingnya pembicaraan Istanbul untuk dialog damai Rusia-Ukraina dan upaya menyelesaikan konflik di antara kedua pihak.
Setidaknya 1.982 warga sipil telah tewas dan 2.651 terluka di Ukraina sejak perang dimulai pada 24 Februari. Lebih dari 4,8 juta warga Ukraina telah melarikan diri ke negara lain, dengan lebih dari 7 juta lebih pengungsi yang berpindah antar wilayah di Ukraina.
Selain masalah Ukraina dan Rusia, keduanya juga membahas ketegangan baru-baru ini di Yerusalem. Erdogan mengatakan kepada Guterres bahwa Ankara mengutuk keras intervensi Israel terhadap jamaah di Masjid AlAqsa dan menilai tindakan itu tidak dapat diterima. Mereka juga mengevaluasi langkah-langkah bersama yang dapat dilakukan untuk mencapai perdamaian di kawasan.
Kemudian Minggu, lebih dari 700 pemukim Israel memaksa masuk ke kompleks Masjid Al-Aqsa di bawah perlindungan polisi yang ketat untuk merayakan liburan Paskah Yahudi selama sepekan, yang dimulai pada Jumat.
Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga bagi umat Islam. Sedangkan bagi kaum Yahudi area itu adalah Temple Mount yang merupakan situs kuil Yahudi di zaman kuno.
Israel menduduki Yerusalem Timur, tempat Al-Aqsa berada, selama perang Arab-Israel pada 1967. Israel mencaplok seluruh kota pada 1980, sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional. [DAY/RM.ID]
Tinggalkan Balasan