Pemudik Lebaran tahun ini diprediksi akan membludak. Pemerintah memperkirakan, 40 juta kendaraan akan melintas melalui jalur darat jelang Idul Fitri nanti. Dengan jumlah kendaraan yang begitu besar, kemacetan tak bisa lagi dihindari. Karena itu, Presiden Jokowi pun mengajak warga agar mudik lebih awal. Mantan Wali Kota Solo ini khawatir, jika mudik mendekati hari H, warga bisa terjebak macet total.
Antusiasme warga untuk mudik begitu terasa sejak awal Ramadan lalu. Maklum, baru tahun ini pemerintah membolehkan warga pulang ke kampung halaman di momen Lebaran. Dua tahun terakhir, pemerintah melarang mudik karena alasan pandemi Covid-19.
Antusiasme warga itu terlihat dari sebuah survei yang dilakukan Litbang Kementerian Perhubungan. Dari survei itu diketahui, ada 80 juta warga yang akan mudik di momen Idul Fitri tahun ini. Sebanyak 14 juta orang berasal dari kawasan Jabodetabek. Mereka akan mudik ke berbagai daerah seperti Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, dan daerah lainnya.
Tentu saja, mengatur perpindahan begitu banyak tak mudah. Macet parah di mana-mana tak bisa dihindari. Karena itu, sejak jauh hari atau akhir Maret lalu, Pemerintah mempersiapkan manajemen antisipasi mudik ini. Sejumlah strategi sudah disiapkan, seperti one way, ganjil genap, penambahan angkutan, rekayasa lalu lintas keputusan cuti bersama, dan lain sebagainya.
Meski begitu, Jokowi mengaku masih khawatir warga akan terkena macet parah. Soalnya, akan ada 23 juta mobil dan 17 juta sepeda motor yang mudik. “Yang berat memang adalah yang mudik lewat darat. Angka-angka ini bukan angka yang kecil,” kata Jokowi saat memberikan keterangan di Pasar Bangkal, Sumenep, Madura, kemarin.
Karena itu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengajak warga agar mudik lebih awal. Jangan sampai mendekati hari H. “Kembali lagi saya ajak untuk mudiknya lebih awal,” kata Jokowi.
Ia juga mengingatkan, jajarannya untuk melakukan persiapan secara serius. “Sudah tiga kali kita ratas-kan untuk manajemen lalu lintas, manajemen traffic-nya disiapkan betul-betul. Yang saya takutkan tanggal 28, 29, dan 30 (April) itu akan macet total kalau tidak ada rekayasa lalu lintas,” tegasnya.
Jokowi mengungkapkan. strategi pengaturan ganjil genap, pengaturan untuk satu arah atau one way, sudah disiapkan. Begitu juga mengeluarkan truk sementara dari jalan tol maupun jalan nasional. “Tetapi itu belum jaminan, oleh sebab itu saya mengajak masyarakat untuk mudik yang memakai mobil lebih awal daripada nanti macet,” imbaunya, mengulangi.Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi berharap, strategi yang disusun pemerintah seperti penerapan ganjil genap, one way, bisa berhasil mengurai kemacetan. Kebijakan itu diharapkan mengurangi volume kendaraan hingga 30 persen.
Namun, kata dia, strategi yang disiapkan masih berpotensi gagal mengurai kemacetan. Karena itu, ia mengimbau warga mudik lebih awal. Untuk menghindari kemacetan selama periode cuti bersama 28-30 April nanti. Menurut BKS-sapaan akrab Budi Karya Sumadi-imbauan presiden itu sudah didengar masyarakat. Di Madura misalnya, sudah banyak warga yang mudik ke Kalianget.
“Tinggal sekarang di darat yang memang paling complicated yang terjadi di Palimanan Jakarta sampai Semarang,” cetusnya.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan imbauan serupa. Agar warga bisa mudik lebih awal, ia minta instansi swasta agar dapat mengatur cuti karyawannya lebih awal. Agar tidak menumpuk tiga hari jelang hari H.
“Imbauan agar cuti instansi swasta dipercepat, guna menghindari penumpukan kendaraan dan pemudik saat arus mudik Lebaran,” kata Listyo, saat meninjau persiapan mudik di Stasiun Senen, Jakarta, kemarin.
Perintah Jokowi agar mudik lebih awal ini mendapat perhatian warganet. Sebagian setuju arahan Jokowi. Akun @ askingdam penting agar tragedi Brexit pada 2016 tidak terulang. Saat itu, kemacetan parah terjadi di pintu keluar tol Brebes. Kemacetan parah hingga 25 jam. BNPB melaporkan ada 17 orang tewas akibat kemacetan karena kelelahan. “Keterima sarannya pak, terima kasih,” ujarnya. “Siap, Pak,” timpal @harryabrianto, yang mengaku akan segera mudik. [BCG]
Tinggalkan Balasan