Covid Di China Ngamuk Lagi

Angka kematian akibat Covid-19 di Shanghai, China, bertambah tujuh, kemarin. Dengan demikian, total terdapat 10 kasus kematian.

Total 10 kasus kematian dalam dua hari berturut-turut, telah memberikan peringatan kepada penduduk di kota setingkat provinsi di China itu. Pasalnya, tingkat cakupan vaksinasi di sana masih rendah.

Tujuh tambahan kasus kematian di Shanghai pada Selasa (19/4) berasal dari pasien positif Covid-19 yang berusia 60 hingga 101 tahun.

“Mereka semua tidak divaksinasi dan penyebab langsung kematian adalah penyakit bawaan,” kata pejabat otoritas kesehatan Kota Shanghai, Wu Qianyu, dilansir Reuters.

Total 10 kasus itu terjadi selama gelombang terakhir Covid-19 yang hingga kini telah menginfeksi lebih dari 300.000 warga di kota tersebut. Pemerintah Kota Shanghai menyebut, hanya 62 persen dari 3,6 juta lansia di Shanghai yang menjalani vaksinasi lengkap.

Cakupan vaksinasi lansia di Shanghai sangat rendah dibandingkan dengan di Kota Beijing, di mana 80 persen lansia sudah mendapatkan suntikan dosis vaksin lengkap.

Di Provinsi Jiangxi, Provinsi Anhui dan Provinsi Shandong, cakupan vaksinasi lengkap untuk lansia bahkan telah mencapai 90 persen. Sedangkan di Kota Chongqing, Provinsi Henan, dan Provinsi Hubei telah mencapai 85 persen.

Data Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) menyebutkan, warga berusia di atas 60 tahun yang mendapatkan vaksin dosis lengkap secara nasional mencapai 79 persen.

Sampai saat ini, Kota Shanghai masih menjalani lockdown, meski beberapa industri sudah mulai beroperasi secara terbatas. Pemerintah pun meminta kerja sama masyarakat agar mau melakukan tes kesehatan ke sebagian besar populasi. Ini upaya ketika kota itu menurunkan transmisi komunitas ke nol setelah lebih tiga pekan menjalani lockdown.

Permintaan itu datang karena beberapa orang menolak untuk bergabung dalam tes PCR karena kelelahan dan takut bahwa di dalam antrean justru menempatkan mereka pada risiko infeksi yang lebih besar.

Warga berbagi cerita di media sosial tentang bus yang membawa warga positif Covid ke karantina, termasuk bayi dan orang tua. Hal ini memicu kecemasan di masyarakat tentang tindakan kejam yang dirancang untuk sepenuhnya menghentikan penyebaran virus.

China, tempat virus Corona pertama kali diidentifikasi di pusat Kota Wuhan pada akhir 2019, telah memilih kebijakan nol Covid dengan menekankan untuk mencegah penularan.

“Dengan melakukan beberapa putaran pengujian PCR berturut-turut, kami akan dinamis mendeteksi kasus positif sedini mungkin. Ini akan membantu kami mencapai nol Covid di tingkat komunitas lebih cepat,” kata pejabat kesehatan Kota Hu Xiaobo.

Sumber mengatakan kepada Reuters bahwa Shanghai bertujuan menghentikan penyebaran Covid-19 di luar area karantina. Varian Omicron yang menyebar cepat telah mendorong lonjakan besar dalam kasus infeksi di kota metropolitan berpenduduk 25 juta orang tersebut.

Pemerintah telah memberlakukan pembatasan pergerakan yang ketat dan beberapa putaran pengujian massal untuk memerangi wabah tersebut.

“Mereka sakit parah setelah masuk ke rumah sakit, dan meninggal setelah upaya penyelamatan tidak efektif. Penyebab langsung kematian adalah penyakit penyerta,” kata Pemerintah Shanghai dalam sebuah pernyataan. [DAY/RM.ID]

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *