Warganya Tewas Di Tangan Militan Pakistan, China Murka

China mengutuk serangan yang menewaskan tiga warganya di Pakistan. Beijing mendesak Islamabad menangkap mereka yang terlibat.

Tiga tutor China dan seorang sopir Pakistan tewas dalam bom bunuh diri di dekat Institut Konfusius University of Karachi, Selasa (26/4). Kelompok militan, Tentara Pembebasan Baloch/ Baloch Liberation Army (BLA), yang berbasis di Provinsi Balochistan barat daya Pakistan, mengaku bertanggung jawab atas ledakan itu.

Insiden itu merupakan tantangan utama bagi Pemerintahan Perdana Menteri (PM) Shehbaz Sharif yang baru dilantik, setelah berminggu-minggu kekacauan politik mendera tetangga India itu.

Sebagai sekutu lama dan investor utama di negara itu, China sangat terlibat dalam proyek-proyek pembangunan besar di seluruh Pakistan. Tetapi BLA, yang dilarang di Pakistan, menentang investasi China di negara itu. BLA menilai, penduduk tidak diuntungkan dengan proyek tersebut.

Institut Konfusius adalah bagian dari strategi soft diplomacy China di negara lain.

“China mengecam keras dan marah besar atas serangan teroris besar ini,” cuit Wakil Direktur Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Zhao Lijian, Rabu (27/4). Dia mendesak pihak berwenang Pakistan untuk menghukum pelaku dan memerangi terorisme yang terlibat dalam insiden ini.

Kemlu China juga mengutuk keras serangan itu dan menuntut Pakistan menghukum para pelaku, melindungi warga China dan mencegah insiden serupa terjadi lagi.

“Darah orang-orang China tidak boleh ditumpahkan dengan sia-sia. Mereka yang berada di balik insiden ini pasti akan membayar harganya,” tegasnya, dilansir Reuters.

PM Sharif langsung menenangkan China. Ia mengunjungi Kedutaan Besar China di Islamabad, Selasa (26/4), untuk menyampaikan belasungkawa.

Dilansir BBC, dalam langkah yang jarang dilakukan itu, dia menyerahkan pesan berupa tulisan tangan. Isinya, menegaskan kembali komitmen Pemerintahannya untuk melenyapkan semua militan dan teroris dari tanah Pakistan.

“Kami tidak akan beristirahat sampai pelakunya diburu dan diberikan hukuman yang setimpal,” tulisnya.

Kepala Menteri Provinsi Sindh, Syed Murad Ali Shah juga mengunjungi Konsulat China di Karachi (Ibu Kota Provinsi Sindh. Ia menyakinkan para diplomat Negeri Tirai Bambu bahwa Pakistan menghargai jasa para ahli China di Pakistan dan di provinsi itu. Ia juga menekankan, mereka yang terlibat akan diadili.

Dalam sebuah pernyataan, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Pakistan Asim Iftikhar menyebut, insiden itu tercela dan serangan langsung terhadap hubungan Pakistan dan China.

Mantan PM Imran Khan, yang digulingkan dari kekuasaan pada awal April lalu, juga menyebut, insiden itu adalah agenda khusus untuk mencoba merusak hubungan strategis Pakistan-China.

Insiden ini merupakan serangan besar pertama tahun ini terhadap Warga Negara China yang bekerja di Pakistan. Juli tahun lalu, serangan bom bunuh diri meledakkan sebuah bus penumpang di Pakistan utara yang menewaskan 13 orang. Termasuk sembilan orang warga China yang bekerja di pembangkit listrik tenaga air.

Pada April 2021, serangan bom bunuh diri terjadi di sebuah hotel mewah yang menampung Duta Besar China di Quetta, Ibu Kota Provinsi Balochistan. Insiden itu menewaskan empat orang dan melukai puluhan lainnya. Namun Sang Dubes selamat dalam kejadian itu. Serangkaian serangan itu membuat Pakistan membayar jutaan dolar sebagai kompensasi kepada keluarga para pekerja China yang tewas.

Dilansir BBC, para korban bom bunuh diri itu menumpang minibus yang kembali ke kampus setelah istirahat makan siang. Bom itu meledak di pintu masuk Institut Konfusius dan menyasar mobil itu.

Warga China kerap menjadi target separatis BLA, di saat Pakistan terlibat proyek infrastruktur besar sebagai bagian dari Belt and Road Initiative (OBOR) yang disebut Jalur Sutra Abad 21. Proyek itu merupakan strategi pengembangan infrastruktur global. Demi mewujudkannya, sejak 2013, China berinvestasi di 70 negara dan organisasi internasional.

Belum ada penelitian yang menunjukkan sentimen pada China meningkat di Pakistan. Namun, Aljazeera memberitakan, ketegangan telah berkobar dalam beberapa tahun terakhir di Balochistan menyusul masuknya investasi China dalam jumlah besar.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (Sekjen PBB) Antonio Guterres mengutuk serangan bom bunuh diri di Pakistan.

“Sekjen mengecam keras serangan di Karachi baru-baru ini,” kata Wakil Juru Bicara Sekjen PBB, Farhan Haq. Guterres menyampaikan rasa belasungkawa kepada keluarga korban dan berharap mereka yang terluka cepat kembali pulih.

Kepala Perwakilan PBB di Pakistan yang juga koordinator kemanusiaan di negara itu, Julien Harneis, mengecam keras aksi tersebut dan ikut merasakan kesedihan mendalam para keluarga korban. Harneis menyebut, serangan yang sengaja menargetkan pendidikan, guru, dan tempat belajar sudah selayaknya dikecam.[RM.ID

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *