Jelang Lebaran, Harga Daging Kerbau Eceran Per Kilogram Tembus Rp180 Ribu

LEBAK, BANPOS – Jelang Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah yang bertepatan dengan Tanggal 2 Mei 2022,1 pasaran harga daging kerbau dan sapi segar mengalami lonjakan kenaikan harga yang cukup drastis. Dari harga yang biasa antara Rp110 hingga Rp120 ribu per Kilogram (Kg) kini dikisaran Rp170 hingga Rp180 Ribu per Kg. Harga tersebut hampir merata di setiap titik penjualan daging segar di wilayah Lebak selatan (Baksel). Minggu (1/5/2022) sore.

Diketahui, drastisnya kenaikan itu terpantau sejak Sabtu hingga Minggu sore (30 April – 01 Mei) di Pasar Picung Kecamatan Banjarsari, Pasar Sukahujan Kecamatan Cihara, Pasar Binuangeun dan Pasar Wanasalam Kecamatan Wanasalam, Pasar Simpang dan Pasar Malingping.

Warga Malingping, Sopiyah menyebut lebaran ini ia hanya mampu beli daging tidak sampai satu kilogram karena harganya yang melangit.

“Saya kira kenaikan cuma nyampe di kisaran Rp140 ribu. Eh ternyata sampai Rp170 ribu. Waduh dompet saya tidak cukup membeli. Terpaksa beli tak sampai satu kilo. Tapi Alhamdulillah walau cuma mampu beli dikit yang penting lebaran bisa makan daging,” ungkapnya.

Senada, Ujek warga Kecamatan Malingping menuturkan jika ada kenaikan harga saat dirinya membeli daging kerbau. Meski demikian, karena adanya kebutuhan untuk lebaran sehingga dirinya tetap membelinya.

“Tadi sekalian lewat dari Binuangeun, Saya beli daging harganya lumayan mahal, biasanya kan daging kerbau ataupun sapi harganya paling juga kisaran Rp110 hingga Rp120 ribu, namun sekarang melonjak Rp170 ribu. Bahkan ada yang Rp180 per kilo. Tapi yah, demi kebutuhan lebaran tetap aja mahal pun di beli,” tuturnya.

Diharapkan Ujek, pemerintah diminta turut hadir untuk penertiban harga eceran tertinggi (HET) untuk pasar daging kerbau dan sapi lokal di saat jelang lebaran.

“Harusnya pemerintah memberikan batas HET pada setiap penjualan daging lokal. Supaya terjangkau oleh masyarakat kecil,” harapnya.

Sementara, salah seorang pedagang daging kerbau segar di Kampung Duraen Desa Muara Kecamatan Wanasalam, Suntana mengatakan ia menjual daging kerbau disesuaikan dengan kondisi harga kerbau saat ini.

“Saya menjual daging kerbau dengan harga Rp170.000,- per kilonya, Alhamdulillah dagingnya sudah habis, tinggal ada sisa sedikit yaitu ati, dalaman dan tulang-tulang,” terangnya.

Berdasarkan informasi yang didapat BANPOS, di wilayah Baksel harga pasaran kerbau lokal yang masih hidup untuk ukuran yang sedang Rp16-17 juta dan ukuran kerbau besar/dumbo antara Rp20 hingga Rp22 Juta.

“Iya sekarang kerbau hidup harganya pada mahal. Kemarin saya mau beli yang ukuran sedang harganya Rp17 juta dan yang besar 22 Juta. Jadi kalau untuk pedagang pun menyesuaikan harga, minimal punya lebih walau sedikit,” ujar Entis warga Desa Bolang, Malingping.

Menurut Entis, karena kalkulasi untuk ukuran kerbau sedang itu paling menghasilkan daging murninya sekitar 80-90 Kg. Kalau yang ukuran besar bisa sampai 110 hingga 120 Kg daging murninya.

“Jadi harga di penjual mah cuma menyesuaikan dengan harga beli kerbau hidup. Yah, pedagang mah hanya mengambil lebih walau dikit. Keuntungan lainnya paling dari kulit, kepala, tulang-tulang, ati dan jeroan. Dan itu buat menanggulangi biaya operasional juga,” paparnya.

Terpisah, Rudi yang baru 2 lebaran ngadu nasib dagang daging kerbau segar mengaku alami kerugian dari taksiran pendapatan jualannya.

“Saya beli kerbau hidup Rp20 juta. Ternyata daging murninya hanya dapat 95 Kilo. Saya jual dagingnya perkilo Rp180 ribu. Terus terang dengan biaya operasional kalau saya tahun ini jualan rugi nih,” ungkapnya. (WDO)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *