Duta Besar (Dubes) Jepang untuk Indonesia Kenji Kanasugi memutuskan untuk memberikan Penghargaan Kepala Perwakilan Luar Negeri Reiwa Ke 4 kepada tujuh orang. Mereka dianggap telah berjasa dalam mempererat hubungan persahabatan dan saling pengertian antara kedua negara selama bertahun-tahun.
“Kegiatan mereka memperdalam pemahamanan baik dari sisi alam, budaya, maupun kehidupan warga Indonesia kepada banyak warga Jepang yang menetap di Indonesia,” tulis pernyataan resmi Kedutaan Besar Jepang, Selasa (17/5).
Mereka berasal dari sektor pemerintah, bisnis, hingga aktivis. Mereka adalah:
1. Pendiri komunitas Perhimpunan Jalan Kaki Jakarta (Jakarta Aruku Kai) Yoshida Minoru. Ada sekitar seribu anggota Jakarta Aruku Kai yang terlibat pada aktivitas jalan kaki di daerah sekitar Jakarta. Yoshida Minoru memimpin kegiatan relawan Jakarta Aruku Kai sejak 2002.
2. Kobayashi Itsuyo yang menetap di Cikarang, Provinsi Jawa Barat sejak 2008. Dia berperan dalam mendirikan Cikarang Japan Club pada 2015 serta menjadi ketuanya. Dia juga aktif dalam aktivitas pengenalan kebudayaan Jepang di Jakarta Lions Club.
3. Dari sektor pemerintahan, ada mantan Direktur Jenderal Bina Konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Syarif Burhanuddin. Ia berkontribusi dalam upayanya menangani permasalahan yang berhubungan dengan keberlangsungan kantor perwakilan perusahaan konstruksi Jepang di Indonesia.
4. Kepala koki di Hotel Indonesia dan koki spesialis Presiden pada masa kepemimpinan Presiden Soekarno, Goto Shinsaku.
Keinginan Goto Shinsaku mengenang korban peperangan menggerakkan hatinya untuk mengabdikan diri dan bekerja sama dalam pemeliharaan monumen peringatan Perang Dunia II, yang didirikan Pemerintah Jepang di Goa Jepang di Kabupaten Biak, Provinsi Papua. Dia juga berperan dalam mendukung industri pariwisata di Provinsi Papua.
5. Pemilik restoran Jepang di Semarang, Jawa Tengah, Fonny Sudarmaji juga mendapat kehormatan dari Pemerintah Jepang. Dia sudah mendirikan restoran tersebut sejak 1976.
Selain mengelola restoran Jepang, Fonny Sudarmaji turut mendukung pembangunan monumen peringatan Pertempuran Lima Hari di Semarang. Selama lebih dari 20 tahun, dia juga aktif dalam pemeliharaan monumen peringatan tersebut yang pembangunannya selesai pada 1998.
6. Mendiang Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Supiori, Meki Kapitarauw juga mendapatkan penghargaan tersebut.
Meki Kapitarauw telah berupaya pengumpulan tulang belulang melalui rekonsiliasi dengan penduduk setempat dan pengumpulan pendapat dengan pihak Pemerintah Daerah Kabupaten Biak dan Kabupaten Supiori di Provinsi Papua. Dia juga turut berkontribusi dalam peningkatan hubungan persahabatan dengan Jepang melalui partisipasi pada program Jenesys dan pertukaran dengan Prefektur Yamagata.
7. Wakil Ketua Komite Jepang, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Leila Djawas. Leila Djawas berkontribusi pada upaya memfasilitasi dan mempromosikan hubungan perekonomian antara Jepang dan Indonesia.
Di samping itu, dia juga menyediakan informasi dan memberikan dukungan kepada perusahaan Jepang terkait dengan perizinan berbagai bidang usaha melalui bisnisnya.
Saat pandemi 2020, Leila bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan Jepang dalam memberikan bantuan kepada warga Jepang yang tinggal di Indonesia yang pada saat itu kesulitan mendapat vaksin. Banyak warga Jepang di Indonesia berkesempatan mendapat akses vaksin melalui program vaksin yang dikoordinasikan Kadin.
Era Reiwa Ke 4
Reiwa adalah nama zaman di Jepang saat ini yang dimulai pada tanggal 1 Mei 2019. Tepat satu hari setelah Kaisar Akihito turun tahta dan ketika anaknya, Naruhito, naik tahta menjadi kaisar Jepang yang ke-126.[RM.ID]
Tinggalkan Balasan