TERUNGKAPNYA dugaan upaya penyelundupan narkoba yang menyeret oknum pegawai Kejari Cilegon memunculkan kembali dugaan masih terjadinya peredaran narkoba di tahanan Lapas dan Rutan (larutan).
Kreatifitas para penyelundup narkoba tersebut juga sangat unik, berbagai upaya dilakukan bahkan hingga mengorbankan bagian tubuhnya demi menyelundupkan barang haram tersebut ke larutan. Sedangkan untuk kasus yang terjadi saat ini, diduga merupakan modus konvensional.
Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II A Serang, Heri Kusrita, mengatakan bahwa pada tahun lalu, sempat terjadi upaya penyelundupan narkoba ke dalam Lapas yang ia pimpin. Modus yang dilakukan yakni dengan melemparkannya dari balik tembok.
“Tahun lalu memang ada upaya menyelundupkan narkoba ke dalam Lapas. Caranya dengan melempar bola kasti dari balik tembok Lapas. Namun hal itu berhasil kami gagalkan dan langsung kami serahkan kepada pihak Kepolisian,” ujarnya saat diwawancara BANPOS di ruang kerjanya.
Sedangkan pada tahun 2022 ini, sempat juga terjadi upaya penyelundupan narkoba. Modus yang digunakan pada saat itu yakni dengan menyelundupkannya pada jagung sayur asem yang hendak dibawa ke dalam Lapas.
“Jadi barangnya itu dimasukkan ke dalam jagung yang ada di sayur asem. Saat kami temukan, langsung kami koordinasi dengan pimpinan dan menyerahkannya kepada pihak Kepolisian,” kata Heri.
Menurut dia, para pelaku penyelundupan narkoba ke dalam Lapas memiliki berbagai macam cara untuk bisa mencapai tujuannya. Bahkan menurut Heri, para pelaku memiliki tingkat kreativitas yang tinggi, bahkan di luar nalar pemikiran.
“Jadi ada yang memasukkan barangnya ke dalam roti, lalu ke dalam martabak, dan barang-barang kemasan lainnya. Kami selalu melakukan pengecekan. Jadi kalau makanan kemasan, kami buka terlebih dahulu satu-satu, lalu nanti kami berikan bungkus baru. Seperti martabak, itu kami bongkar dulu isinya, jadi memang terkadang saat masuk ke dalam itu bentuknya sudah berantakan. Tapi kan memang seperti itu prosedurnya,” tuturnya.
Heri juga mengaku bahwa seringkali upaya penyelundupan narkoba ke dalam Lapas dilakukan melalui orang-orang yang tidak bersalah, seperti keluarga dari warga binaan. Hal itu terjadi ketika ada keluarga warga binaan yang datang menjenguk, namun dititipkan barang maupun makanan oleh rekan warga binaan.
“Makanya kami sudah sering mewanti-wanti kepada warga binaan, agar tidak melakukan hal-hal yang melanggar aturan, apalagi mengorbankan keluarganya. Bisa dibayangkan jika keluarga dari warga binaan dititipkan narkoba oleh seseorang, lalu tertangkap saat mau masuk ke dalam Lapas. Itu kan menambah masalah. Makanya kami benar-benar serius dalam menggeledah barang bawaan keluarga warga binaan, kami selalu tanya apakah ada titipan dari orang lain,” ucapnya.
Bahkan yang menurutnya lebih parah, modus yang dilakukan dengan cara memasukkan narkoba ke dalam bagian tubuh sensitif seperti dubur maupun alat kelamin. Ia mengatakan, hal itu cukup sulit untuk diketahui oleh petugas.
“Namun bukan berarti tidak bisa. Yang sudah-sudah pernah juga ditemukan, seperti dimasukkan ke dalam dubur atau pembalut wanita. Atau dimakan lalu menunggu buang air besar (BAB). Terkadang hal tersebut memang agak menjijikan ya, tapi karena SOP tentu kami lakukan,” terangnya.
Selain itu, Heri juga mengaku bahwa pernah terjadi penyelundupan narkoba melalui burung merpati. Penyelundup menaruh narkoba di burung merpati yang sudah terlatih, dan mengirimkannya ke Lapas layaknya merpati surat.
“Kalau sekarang ini drone. Makanya kami kalau melihat drone, itu langsung waspada. Kami tidak ingin ada penyelundupan dari sana, apalagi warga binaan yang sudah keluar memahami kondisi di dalam Lapas,” ucapnya.
Untuk memerangi peredaran narkoba di dalam Lapas, Heri mengatakan bahwa saat ini pengamanan untuk masuk ke dalam Lapas sangat ketat. Terdapat tiga lapis pemeriksaan, apabila ada pengunjung yang hendak masuk ke dalam Lapas.
“Pemeriksaan pertama itu manual, lalu kedua menggunakan X-ray, lalu kembali diperiksa secara manual. Memang untuk lebih efektif sebenarnya kita memiliki anjing pelacak. Sehingga ketika ada orang yang membawa narkoba, anjing itu kan sudah terlatih jadi pasti menggonggong. Tapi kan akan menjadi masalah juga ketika makanan diendus-endus oleh anjing. Makanya untuk saat ini, pengetatan keamanan kami lakukan sebaik mungkin dengan X-Ray dan manual,” jelasnya.
Ia pun menegaskan kepada seluruh pihak, baik itu masyarakat yang akan berkunjung, stakeholder Lapas seperti Kepolisian maupun Kejaksaan, serta para pegawai Lapas untuk tidak mencoba-coba melakukan penyelundupan ke dalam Lapas. Sebab hal itu dapat dipastikan bakal berakhir dengan tidak baik.
“Mari kita tingkatkan integritas kita. Kepada pegawai Lapas Serang, jaga diri dari segala bujuk rayu mereka. Jangan hanya karena kedekatan dengan warga binaan maupun keluarganya, membuat kita tergoda. Turunkan standar gaya hidup kita, supaya tidak tergiur dengan segala bujuk rayu,” tegasnya.
Kepala Sub Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) Lapas Rangkasbitung, Eka Yogaswara saat dijumpai BANPOS, Kamis (19/5) mengatakan, kasus Narkoba dan pencurian menduduki peringkat 1 dan 2.
“Untuk Napi kasus Narkoba di Lapas Rangkasbitung hingga saat ini berjumlah 55 orang dari keseluruhan penghuni Lapas, atau sekitar 35 Persen. Dan peringkat kedua adalah kasus pencurian dengan 51 Napi atau sekitar 33 Persenan,” ungkap Yogas.
Keberadaan ini berarti kasus narkoba mendominasi Lapas Rangkasbitung. Sehingga hal ini membuat jajaran Napi di Lapas tersebut tentunya selalu siaga akan berbagai modus kerawanan peredaran narkoba yang kemungkinan bisa keluar masuk Lapas melalui orang-orang luar yang menitipkan makanan.
“Ya kita selalu intensifkan disiplin ketat pada penjagaan dan pengawasan di lingkungan Lapas guna mengantisipasi berbagai modus yang bisa saja terjadi, baik dari pengunjung maupun antar sesama penghuni. Misalnya lewat makanan dan rokok yang dititipkan dari pengunjung untuk WBP. Makanan titipan itu oleh petugas tidak langsung diserahkan ke WBP, tapi kita periksa dulu semua isinya secara teliti,” tambah Yogas.
Antisipasi lain, terang Kasubsi SAE Lapas ini, yakni dengan meningkatkan Wastik dan Waskat dan juga rutinitas mengadakan inspeksi mendadak (Sidak) ke seluruh kamar hunian.
“Selain pemeriksaan pada barang makanan yang dititip dari pengunjung, kita juga terus melakukan pengawasan rutin secara Wastik dan Waskat, juga lewat pantauan CCTV di berbagai sudut lingkungan Lapas. Dan kita pun rutinkan tes urine bagi para Napi. Selain itu gelaran Sidak dengan dibantu instansi lain seperti dengan melibatkan Polisi dan TNI selalu kita giatkan. Makanya Alhamdulillah hingga hari ini kita tidak pernah menemukan temuan barang haram di Lapas ini,” tegas Yogas.
Menurutnya, pihak Lapas akan selalu berupaya memaksimalkan setiap unsur gejala yang bisa mencoreng nama baik lapas. Para pengunjung hanya dibolehkan menunggu di lobby Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP)
“Yang namanya modus dan trik orang itu akan bermacam-macam cara dilakukan. Tapi kita pun akan selalu siaga pula dengan berbagai strategi untuk menghalau semua itu yang bisa mencederai tugas penjagaan. Seperti halnya yang pernah kita temukan pada Tahun 2021 lalu, ada modus percobaan masuknya obat terlarang dengan car dilemparkan dari luar benteng Lapas. Namun itu pun Alhamdulillah kita bisa antisipasi dan temukan. Kita pantau via CCTV termasuk mengoptimalkan tim intelijen di luar lingkungan Lapas maupun di dalam hunian lapas,” tutur Yogas.
Lapas Kelas IIA Cilegon telah melakukan pengetatan baik tamu, kemudian penitipan barang maupun pengiriman makanan untuk warga binaan. Pengetatan tersebut di antaranya wajib menyertakan identitas diri baik KTP maupun SIM bagi keluarga yang mengantarkan.
Kepala Kesatuan Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (KPLP) Lapas Kelas IIA Cilegon, Zulkarnain mengatakan, pengetatan tersebut bertujuan untuk mengantisipasi adanya penyelundupan narkoba yang sengaja diselipkan ke dalam makanan.
“Semua makanan kita bongkar, nasi, sayur atau semacamnya kita aduk-aduk memastikan tidak ada barang yang diselundupkan. Barang yang dikemas itu kita buka, kita tuang kedalam plastik transparan yang sudah kita sediakan,” kata Zulkarnain.
Kemudian dia menegaskan pengiriman barang atau makanan akan diperiksa dua kali oleh petugas pintu portir (gerbang masuk penjara) dan di pengamanan pintu P2U (Pengamanan Pintu Utama).
“Itu ada dua kali pemeriksaan yang pertama pemeriksaan oleh tim yang sudah dibentuk setiap harinya di ruang kunjungan, kemudian setelah diperiksa sama mereka (petugas) masuk ke P2U diperiksa lagi mana barang yang layak segala macam setelah itu baru didistribusikan ke warga binaan,” tuturnya.
Sebab, kata dia di beberapa kasus di daerah lain pernah ditemui, barang-barang terlarang itu diselundupkan di kopi, kepala ayam, dan salak.
“Jadi kami ngasih pengertian memang harus seperti itu prosedurnya. Harus kami bongkar untuk antisipasi. Jangan sampai ada penyelundupan narkoba,” jelasnya.
Selain itu, bagi keluarga yang hendak mengirimkan paket makanan, wajib membawa identitas diri, seperti KTP atau SIM.
“Pengirim juga harus keluarga sendiri, menunjukan KTP atau SIM. Jadi itu untuk mudah melacak apabila terjadi sesuatu,” ujarnya.
Selain itu, apabila ada tamu kantor maupun petugas yang tidak mau diperiksa, ia menegaskan tidak akan diperbolehkan masuk.
“Di pengamanan pintu P2U apabila ada siapapun baik petugas ataupun tamu yang datang keperluan kantor apabila tidak mau diperiksa saya pastikan tidak akan bisa masuk. Jadi siapapun tamu yang disini ataupun petugas yang masuk itu wajib kita periksa sesuai dengan SOP,” tegasnya.
Terkait keamanan di Lapas Cilegon sampai saat ini, ia memastikan dalam kondisi kondusif. “Keamanan alhamdulillah sampai saat ini masih kondusif, masih tertib, masih aman. Saya perintahkan kepada jajaran saya khususnya regu pengamanan untuk mengedepankan bangun komunikasi yang baik kepada setiap warga binaan sambil menanyakan kondisi mereka. Tampung apa yang menjadi keluhan mereka, sampaikan apa yang menjadi masukan mereka, biar supaya tidak ada miss komunikasi, jangan dihambat apa yang menjadi hak-hak mereka. Contohnya perawatan apabila dia sakit segera dibawa ke klinik, apabila dia lapar ya kita kasih makan, apabila dia malas bergerak kita bangunkan keluar berjemur untuk menjaga kondisi kesehatan dia. Dan setiap hari juga ada kegiatan pengajian, berjemur, olahraga. Setiap pagi dan sore ada hiburan band dan pertandingan-pertandingan seperti sepak bola, mini soccer, voli, tenis meja, catur yang penting mereka ada kegiatan agar supaya tidak jenuh karena kalau orang jenuh otomatis dia sensitif,” paparnya.
Seperti diketahui saat ini penghuni Lapas Cilegon sekitar 1.900 napi dan hanya dijaga oleh personel satu regu pengamanan setiap shift 9 orang, dibagi 3 orang di pos, 2 orang di portir, satu orang komandan dan satu orang masing-masing komandan blok (KA Blok) di setiap gedung.(LUK/WDO/HER/DZH/DHE/PBN)
Tinggalkan Balasan