SERANG, BANPOS – Salah satu desa binaan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti Jakarta, Desa Cikolelet, ditargetkan bakal menjadi Desa Wisata Mandiri. Untuk saat ini, Desa Cikolelet baru masuk dalam kategori Desa Wisata Rintisan.
“Target kami, mudah-mudahan seperti mimpinya Desa Wisata Cikolelet, bisa menjadikan Desa Wisata Cikolelet menjadi Desa Wisata Mandiri. Insyaallah perlahan,” ujar Ketua STP Trisakti Jakarta, Fetty Asmaniati, Kamis(26/5).
Diketahui, Desa Cikolelet pada Tahun 2021 lalu masuk dalam 50 besar Desa Wisata terbaik se-Indonesia dalam Lomba Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2021, yang digelar Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) RI dengan kategori rintisan.
Sedangkan untuk menjadi Desa Wisata Mandiri, masih perlu perlu melewati beberapa tahapan, yakni desa wisata rintisan, desa wisata berkembang, desa wisata maju, dan desa wisata mandiri. Mandiri lebih jelasnya, sudah tidak lagi ketergantungan dari pemda.
Oleh karena itu, Fetty Asmaniati mengatakan untuk menjadikan Cikolelet menjadi Desa Wisata Mandiri, pihaknya akan lebih luas lagi mempromosikan Desa Cikolelet yang menjadi desa binaan Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti.
“Mudah-mudahan dengan adanya informasi yang lebih luas ke masyarakat, bisa meningkatkan kunjungan ke Desa Wisata Cikolelet. Dan kami juga sangat bersyukur dan terima kasih hasil binaan kami kemarin masuk 50 desa rintisan seluruh Indonesia,” katanya.
Fetty juga mengatakan, binaan yang dilakukan terhadap Desa Wisata Cikolelet sudah dilakukan sejak tahun 2019, yang sebelumnya juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU).
Namun menurutnya, upaya itu belum mencukupi. Untuk itu pihaknya pun melakukan kerjasama dengan Dinas Pemuda, Olah Raga, dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Serang, yang dilaksanakan pada Rabu (25/5) kemarin di Aula Disparpora.
“Kami juga akan membina desa-desa lain yang ada di Kabupaten Serang atas permintaan dari Disporapar. Karena tujuannya kami satu Kabupaten Serang semakin dikenal, ini semua hanya untuk NKRI,” tegas Fetty.
Fetty menyebutkan, upaya yang dilakukan STP Trisakti dengan membina desa menjadi desa wisata, sudah seharusnya dilakukan oleh dosen maupun mahasiswa karena terikat dengan Tridharma. Sebab dalam Tridharma, sivitas akademika tidak hanya belajar saja, tapi juga harus melakukan penelitian dan pengabdian terhadap masyarakat.
“Ini bentuk yang harus dilakukan oleh dunia pendidikan, tidak hanya dosen mahasiswa juga mengabdikan ilmu yang sudah dipelajari kepada masyarakat,”tutur Fetty.
Sementara Kepala Disparpora Kabupaten Serang, Anas Dwi Satya Prasadya, mengatakan bahwa Desa Cikolelet saat ini masih berkategori Desa Wisata Rintisan. Diharapkan kedepan ada perkembangan menjadi menjadi Desa Wisata Mandiri dan juga bisa menularkan ke desa-desa sekitarnya.
Dengan adanya binaan dari STP Trisakti juga diharapkan mampu mengembangkan desa-desa lain yang ada di sekitar Desa Cikolelet, sehingga dapat berdampak terhadap peningkatan perekonomian masyarakat.
“Kita juga terus melakukan pembinaan, pemantauan karena yang paling susah melakukan pemberdayaan masyarakat bagaimana bisa seperti di Desa Cikolelet, tapi kalau Disporapar sendiri sulit perlu adanya kerjasama stakeholder terkait lainnya,” tandas Anas. (DZH/AZM)
Tinggalkan Balasan