Pembalap Wanita Asal Kota Serang// Mengekpresikan Hidup Dalam Lintasan 

Beatrice Patricia

Berawal dari kesukaannya pada kendaraan roda empat (mobil) sejak kecil, mengantarkan Beatrice kini serius terjun ke dunia balap mobil, sebagai pembalap Drag. Tropi demi tropi terus ia raih selama mengikuti ajang balapan, meski hal tersebut tak pernah ia bayangkan sebelumnya dapat terwujud. Namun berkat latihan yang ditekuni secara disiplin, dukungan dari keluarga dan sahabat, pencapaian tersebut satu demi satu di raihnya.      

Saat ditemui disela aktivitasnya, wanita yang memiliki nama lengkap Beatrice Patricia ini menuturkan, jika dirinya tak asing dengan kendaraan mobil. Pasalnya, kedua orang tuanya memiliki bengkel mobil yang cukup dikenal di Kota Serang, bernama Haluan Baru. 

Dikala tidak membalap, Beatrice yang kini baru mengijak usia 20 tahun suka menghabiskan waktunya di bengkel untuk membantu orang tuanya. Namun, disaat akan memasuki jadwal balapan, dirinya serius mengikuti latihan balap serta belajar lebih mengenal kendaraannya sendiri. Sebab baginya, antara pembalap dengan kendaraannya harus memiliki kedekatan yang kuat, agar bisa meraih pencapaian yang maksimal.     

“Hingga saat ini, kurang lebih sudah 2 tahun saya terjun di dunia balapan. Dan, saya sangat bersyukur hingga saat ini, sudah beberapa penghargaan diraih dari kompetisi yang diadakan oleh IMI Jabar. Seperti meraih juara 2 di kelas Bracket 11 Rumpin, juara 2 di kelas Bracket 10,5 Rumpin, dan pernah juga juara 1 di kelas 16,6 konsul di sirkuit Sentul Jawa Barat,” ujar Beatrice yang mengaku sangat mengidolakan pembalap wanita Alinka Hardianti. 

Diakui Beatrice sebelum terjun ke dunia balap resmi, kala dirinya berusia 17 tahun dirinya acap kali kebut-kebutan di ruas jalan raya maupun ruas jalan TOL, meski hal tersebut tidak dibenarkan dan tak patut ditiru, karena sangat berbahaya untuk diri sendiri maupun orang lain.  

“Karena suka ngebut dijalan kalo bawa mobil dan suatu ketika saya memberanikan diri bilang ke papa ingin serius terjun di dunia balap. Meskipun tidak langsung diizinkan oleh papa, namun bagaikan pribahasa gayung bersambut, teman papa yang suka main ke bengkel dan kebetulan lekat di dunia balapan ngajakin untuk ikut balap. Akhirnya, pas lulus SMA saya diperbolehkan oleh papa belajar balap dan  mulai mengikuti balap untuk ajang Drag hingga saat ini,” kenang Beatrice.

“Bagi saya, dunia balap tak bisa lepas dari kehidupan saya. Jika saya sudah berada di dalam mobil dan sirkuit balap, itulah jati diri saya,” terang Beatrice.         

Wanita lulusan SMAN 1 Kota Serang ini menambahkan, jika kebiasaannya yang suka memacu andrenalin tersebut sangat berbeda dari kebiasaan teman-teman (perempuan, red) yang lain, yang lebih suka berdandan, feminim dan sebagainya, namun tidak baginya. “Tidak tau kenapa, saya lebih senang tidak berdandan. Dan banyak yang bilang, saya tomboy,” ungkapnya.   

Adapun perubahan yang ia rasakan saat ini dalam mengedaraain kendaraan, bahwa dirinya kini sudah tidak lagi suka kebut-kebutan dijalan kecuali di sirkuit. “Sangat bersyukur, hobi saya yang dulu suka ngebut di jalan kalau bawa mobil, kini dapat tersalurkan di sirkuit,” katanya.

Saat disinggung soal adakah rasa kecangungan pada dirinya, terlebih dunia balap diindentik dengan laki-laki, dirinya menuturkan hanya awalnya saja. Setelah ia tunjukan keseriusan dan prestasi yang diraih selama balapan, kini ia merasakan kenyamanan dalam dirinya.

“Rasa cangung awal-awal pasti ada. Apalagi saat saya masuk dalam Banten Racing Team, dimana saya hanya saya satu-satunya perempuan yang terjun di balapan drag. Namun, saat ini sudah terbiasa,” sautnya.

“Adapun kalau lagi gak balap, saya biasanya bantu mama papa di Bengkel. Meski bukan sebagai mekanik, hanya untuk urusan manajemen bengkel, namun sedikit-sedikit saya mendapat ilmu soal mesin dan lainnya dari mekanik ataupun papa,” tambahnya.

 

DIDUKUNG KELUARGA

Bagi Beatrice, dukungan dari keluarga sangat memberikan semangat bagi dirinya setiap mengikuti ajang balap. Sebab tanpa adanya dukungan dari keluarga, dirinya mungkin tidak bisa seperti saat ini.

“Saya sangat bersyukur memiliki keluarga (mama papa) yang sangat support atas karir balap saya. Setiap akan balapan, mama papa selalu menyempatkan diri hadir untuk memberikan semangat, doa yang terbaik untuk saya. Hal itulah yang membuat semangat saya menggebu-gebu,” katanya. 

Sementara itu, sang ayah yang bernama Sius mengatakan, jika pilihan Beatrice yang memilih dunia balap sangatlah bagus. Bahkan, dirinya akan memberikan dukungan 100 persen kepada anaknya tersebut.

“Terjunnya Beatrice ke dunia balap bagi saya sangat bagus sekali. Sebab, balap ini sangat kompetitip sekali. Dimana, sebelum Beatrice meminta izin ke saya untuk serius ikuti balapan, saya selalu ingatkan ke Beatrice, bahwa kamu harus memiliki mental juara meski tak juara.  Dimana itu artinya, nantinya setiap meraih juara ataupun kalah, kamu harus tetap memberikan hormat kepada pembalap lain. Ini tujuannya untuk memberikan koneksi dan daya juangnya di balapan,” paparnya.

Ayahnya pun berharap, Beatrice tidak setengah-setengah dalam menentukan pilihannya di balap. Sebab dirinya percaya pada suatu proses. “Dimana, setiap proses yang nantinya dilalui oleh Betarice, akan mengantarkannya ke suatu pencapaian yang membuatnya lebih baik dan lebih baik lagi.” Pungkasnya. (RULIE SATRIA)  

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *