JAKARTA, BANPOS – Dari dua laga final yang diikuti di Indonesia Master 2022, Minggu (12/6), Indonesia hanya berhasil merengkuh satu titel juara. Pasangan ganda putra Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto menjadi penyelamat wajah Indonesia setelah sebelumnya pasangan ganda putri Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti ditekuk oleh pasangan Tiongkok.
Pasangan Fajar/Rian (FajRi) berhasil meraih satu-satunya gelar juara untuk tuan rumah di Indonesia Masters 2022, Minggu (12/6). Mereka untuk pertama kalinya mengangkat trofi juara Indonesia Masters usai menundukkan wakil Tiongkok Liang Wei Keng/Wang Chang. Bermain selama 36 menit, FajRi hanya butuh dua gim untuk menyegel gelar juara. Mereka menang 21-1- dan 21-17.
Baik Fajar maupun Rian menyampaikan bahwa hasil positif tersebut mereka raih berkat strategi yang berjalan baik dan dukungan suporter di Istora Senayan yang luar biasa.
“Dukungan dari suporter tentunya sangat membantu. Lawan kami juga baru pertama kali ini main di final dan sepertinya masih tegang, jadi kami bisa menang dengan angka cukup jauh di gim pertama,” ujar Rian.
Di laga lain, pasangan ganda putri yang baru terbentuk, Apriyani Rahayu/Siti Fadia dipaksa menyerah dari pasangan Tiongkok, Chen Qing Cheng/Jia Yi Fan. Chen/Jia merupakan pasangan ganda putri nomor satu dunia, sekaligus musuh bebuyutan Apriyani Rahayu ketika masih berpasangan dengan Greysia Polii.
Di laga kemarin, Apriyani/Fadia ditekuk duda set langsung 21-18 dan 21-12. Laga berjalan alot selama 42 menit.
Meskipun kalah, Apriyani tetap bersyukur dengan torehan yang dipetiknya bersama Siti Fadia. Namun dia bertekad menjadikan momen ini sebagai awal dari perjalanan mereka di perbulutangkisan dunia.
“Kami bersyukur mengeluarkan apa yang ada dalam diri kami. Kami akan terus mendorong apapun yang masih menjadi tanggung jawab kami. Tapi kami masih harus terus mengapresiasi apa yang telah didapatkan,” kata Apriyani, usai tanding.
“Seperti kata kak Apri harus lebih kerja keras, jangan sampai puas sampai di sini. Ini baru awal. Semoga ke depannya bisa memberikan yang terbaik terus,” kata Fadia menambahkan.
Adapun level permainan dunia yang Siti Fadia maksud ialah belajar bagaimana main lebih konsisten di lapangan. Hal itu pula yang tampak saat dia menghadapi Chen Qing Chen/Jia Yi Fan.
“Mereka itu lebih konsisten dan buangan-buangan bolanya lebih tepat. Jadi mereka tahu tujuannya, ada sambungan dengan pola mainnya. Mereka mengerti satu sama lain dengan pola permainan yang diterapkan, jadi partnernya bisa menutup serangan-serangan yang kami berikan,” tambahnya.(ENK/RMID)
Tinggalkan Balasan