Waspadai Hepatitis Anak

LEBAK, BANPOS – Dinas kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebak, meminta masyarakat agar mewaspadai penyakit Hepatitis pada anak. Sebagai langkah antisipasi masyarakat diminta membudayakan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

“Kami tidak henti-hentinya mengajak masyarakat agar membudayakan PHBS dan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Dinkes Lebak, dr. Firman Rahmatullah, Jumat (10/6).

Menurut Firman, memang hingga saat ini belum ada warga Lebak yang terdeteksi penyakit hepatitis akut dengan menjalani perawatan medis di rumah sakit, puskesmas atau klinik. Kendati demikian, terang Firman, pihaknya tetap meminta masyarakat meningkatkan sistem kewaspadaan dini (SKD), salah satu upaya mengantisipasi penyebaran kasus penyakit tersebut.

“Selain itu, petugas medis di seluruh Puskesmas, termasuk fasilitas kesehatan yang ada, agar proaktif dan segera melapor jika menemukan kasus hepatitis itu,” kata Firman.

Adapun ciri-cirinya, Jubir Gugus Covid Lebak ini menjelaskan, gejala yang ditemukan pada pasien dugaan Hepatitis akut pada anak ini misterius, yakni demam, mual, muntah, hilang nafsu makan, diare akut, lemah, nyeri bagian perut, nyeri pada otot dan sendi, kuning di mata dan kulit, gatal-gatal dan urine seperti air teh.

Dalam hal ini pihaknya juga meminta warga memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat jika menemukan gejala-gejala hepatitis itu, seperti mata kuning, hingga air kencing coklat tua.

Dikatakannya, selama ini, penyebaran hepatitis belum diketahui, sehingga masyarakat diimbau untuk membudayakan PHBS dan protokol kesehatan (Prokes) dengan memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan sebelum memegang makanan.

“Kami optimistis dengan membudayakan PHBS dan Prokes itu upaya preventif yang dapat mencegah penyebaran virus mematikan tadi, ” jelas Firman.

Ia mengatakan selama ini penularan hepatitis A, B, C, D dan E masih bersifat endemis, juga sesekali bisa menimbulkan kasus kejadian luar biasa (KLB), khusunya Hepatitis A.

Hanya saja, tambahnya, jika masyarakat membudayakan PHBS dan menerapkan protokol kesehatan tidak akan muncul kasus hepatitis, apalagi KLB.

“Kami berharap semua elemen agar menjaga kebersihan lingkungan dengan menghidupkan gotong royong guna mengantisipasi berbagai penyakit,” terang Firman.

Diketahui, beberapa gejala awal Hepatitis akut misterius pada anak yang perlu diwaspadai di antaranya, sering buang air besar (BAB), atau BAB lebih dari tiga kali sehari dengan kotoran berupa ampas sampai jadi lebih cair sakit perut, mual, muntah dan demam ringan.

Apabila gejala awal Hepatitis akut misterius tersebut tidak segera ditangani, penderita bisa mengalami gejala berat yang ditandai dengan kulit dan bagian putih mata terlihat menguning, urine jadi lebih pekat dan coklat, kotoran BAB pucat atau keabu-abuan dan tingkat kesadaran menurun.

“Begitu memasuki fase hepatitis akut berat, sel hati atau liver bisa rusak. Akibat paling berat adalah hati tidak bisa berfungsi lagi dan tidak bisa kembali normal,” papar Firman. (WDO)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *