SERANG, BANPOS- Pemkot Serang berencana menggelar Pekan Kebudayaan tahunan, untuk memperkenalkan berbagai jenis kebudayaan asli Kota Serang. Bahkan, Pekan Kebudayaan itu diharapkan bakal semeriah Pekan Raya Jakarta (PRJ).
Hal itu diungkapkan oleh Walikota Serang, Syafrudin, usai menghadiri Pekan Kebudayaan yang digelar oleh Dindikbud Kota Serang di Gedung Juang 45. Diketahui, Pekan Kebudayaan itu digelar menggunakan anggaran non-budgeter.
“Kebudayaan kita ini ada debus yang kota kabupaten lain tidak miliki. Alhamdulillah debus itu dari jaman nenek moyang kita, sudah ada di Kota Serang,” ujarnya saat diwawancara awak media, Rabu (29/6).
Syafrudin mengatakan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi gelaran Pekan Kebudayaan tersebut. Apalagi, Pekan Kebudayaan ini digelar tanpa menggunakan anggaran dari APBD Kota Serang.
“Memang kegiatan ini tidak resmi, non-budgeter. Dapat sumbangan-sumbangan dari pihak-pihak lain, tapi terselenggara dengan sangat meriah,” ungkapnya.
Menurut Syafrudin, ke depannya Pekan Kebudayaan akan dianggarkan secara resmi dan dibiayai melalui APBD Kota Serang. Ia bahkan menginginkan gelaran tersebut bisa sebesar Pekan Raya Jakarta.
“Nanti insyaAllah tahun depan kami anggarkan. Ini saja yang persiapannya hanya satu minggu bisa semeriah ini. Tentu saja Pekan Kebudayaan ini harus bisa menarik wisatawan, iya (sekelas PRJ),” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dindikbud Kota Serang, Alpedi, mengatakan bahwa Pekan Kebudayaan yang pihaknya selenggarakan memang tidak direncanakan. Agenda tersebut dicetuskan setelah adanya Diklat Peningkatan Kapasitas Guru Seni dan Budaya.
“Namun supaya guru-guru ini tidak terlampau teoritis, maka diintegrasikan dengan para budayawan dan seniman. Hasil dari kolaborasi itulah kegiatan ini diselenggarakan,” ujarnya.
Ia pun mengatakan, dengan adanya kapasitas guru yang telah mendapatkan kemampuan praktis mengenai kebudayaan, dapat mendorong peningkatan kualitas pendidikan budaya di masing-masing sekolah.
“Mudah-mudahan budaya lokal yang ada di Kota Serang, dikembangkan di sekolah sehingga anak didik tahu bagaimana filosofi dari masing-masing kebudayaan,” tandasnya. (DZH/AZM)
Tinggalkan Balasan