SERANG, BANPOS – Hingga 27 Juni 2022 sebanyak 1.643 hewan ternak di Provinsi Banten terserang penyakit mulut dan kuku (PMK), dan 346 di antaranya sudah sembuh.
Di wilayah Banten, kasus PMK paling banyak ditemukan pada ternak di Kota Tangerang yakni, 83 kasus, disusul Kabupaten Tangerang 304 kasus, dan Kabupaten Lebak 301 kasus.
Pj Gubernur Banten Al Muktabar usai Rapat Koordinasi (Rakor) terkait penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Karantina Kementerian Pertanian, Korem 064/Maulana Yusuf, Polda Banten, Kejati Banten, serta seluruh unsur Forkopimda kemarin di pendopo KP3B, Curug Kota Serang mengaku sudah melakukan berbagai upaya yang maksimal dan terukur dalam menghadapi kondisi PMK ini sebagai upaya memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat mendekati hari raya kurban.
“Ada tiga skema pendekatan yang selama ini sudah dilakukan dalam menyikapi perkembangan PMK di Banten, yaitu pendekatan preventif, kuratif dan promotif. Preventif adalah upaya pencegahan-pencegahan secara terukur. Kuratif bila sudah ditemukan data yang terjangkit dilakukan pengobatan sesuai prosedur. Dan, promotif, Pemprov Banten selalu mensosialisasikan kepada publik agar tetap tenang untuk bisa menyikapi keadaan ini dengan baik,” jelasnya.
Saat ini, lanjutnya, pihaknya masih dalam tahap pengumpulan data dan keterangan terkait populasi ternak dan seberapa jauh yang sudah terinfeksi. Setelah itu kemudian dilakukan penanganan oleh pakar-pakar yang ahli dalam bidang kesehatan hewan.
L“Satgas nasional akan melakukan rapat kordinasi kembali untuk mendalami kebijakan apa yang akan dilakukan, apakah sistem lockdown tingkat pulau, provinsi atau Kota. Terkait dengan ketersediaan vaksin, tambahnya, saat ini sudah ada 800 ribu dosis di Kementerian Pertanian dan akan diadakan lagi sesuai kebutuhan,” jelasnya.
Fajar mengimbau pemerintah daerah melakukan langkah cepat untuk menanggulangi penularan PMK pada binatang ternak menjelang Hari Raya Idul Adha.
“Melakukan penjagaan ketat di titik masuk dan perbatasan, tidak boleh ada pergerakan keluar masuk hewan dari zona merah ke zona aman atau sebaliknya, kemudian melakukan skrining agar segera diketahui binatang yang terpapar dan tidak,” katanya.
Ia juga mengatakan bahwa pemerintah menyediakan vaksin gratis bagi para peternak kecil guna mengendalikan penularan PMK.
“Salah satu upaya untuk meminimalisir penyebaran PMK adalah dengan vaksinasi, yang divaksinasi adalah hewan yang sehat, untuk yang sakit diobati,” katanya.(RUS/AZM)
Tinggalkan Balasan