CILEGON BANPOS – PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (Chandra Asri) menyerukan kembali pentingnya memilah dan mengelola sampah plastik untuk mengurangi timbulan sampah di TPA dan mencegah sampah plastik bocor ke laut melalui program ekonomi sirkular.
Untuk mewujudkan hal tersebut, salah satu inisiatif yang dilakukan Chandra Asri yaitu pengelolaan sampah terintegrasi berbasis masyarakat dalam Program SAGARA serta fasilitas IPST-ASARI. Program SAGARA yang juga berarti laut dalam Bahasa Sansekerta, adalah sebuah program yang diinisiasi oleh Chandra Asri untuk mengedukasi dan mendorong kebiasaan memilah sampah dari sumbernya.
Direktur Legal, External Affairs & Circular Economy Chandra Asri Edi Rivai, mengatakan Chandra Asri melibatkan masyarakat serta nelayan di sekitar pantai Anyer untuk memilah sampah rumah tangga dan juga mengangkut sampah plastik yang mereka temukan saat melaut. Sampah yang terkumpul dikonversikan menjadi tabungan untuk kebutuhan masyarakat sehari-hari melalui kerjasama Chandra Asri dengan Bank Sampah Digital, sebuah Social Enterprise Pengelola Sampah Kering.
Sedangkan sampah plastik lainnya yang tergolong low-value dikirim ke IPST ASARI untuk dipilah kembali sesuai jenisnya, kemudian dicacah dan diolah dengan mesin pirolisis menjadi bahan bakar jenis Bensin Plas, Minyak Tanah Plas dan Solar Plas. Lewat program ini sampah bernilai ekonomi rendah seperti sampah kantong kresek yang tidak diminati pengepul karena berat jenisnya yang ringan pun tetap dapat bermanfaat dan memberikan nilai tambah.
“Kami percaya bahwa permasalahan sampah dapat diatasi dengan keterlibatan berbagai pihak. Program SAGARA dan IPST ASARI ini merupakan satu rangkaian pengelolaan sampah terintegrasi (end-to-end plastic waste management) yang tak terpisahkan, mulai dari pemisahan, pengumpulan hingga pengolahan sampah menjadi produk bernilai yang dapat dimanfaatkan kembali oleh masyarakat,” katanya.
Dikatakan Edi, sejak awal program pada September 2021 hingga saat ini, Program SAGARA berhasil memberikan dampak positif antara lain 10 ton sampah daur ulang terkelola yang mana 3,7 ton di antaranya adalah sampah plastik. Sebanyak 222 kepala keluarga atau 812 orang telah menerima manfaat dari program tersebut.
Bersama kelompok masyarakat KSM Sehati Maju Bersama, Chandra Asri mengelola IPST ASARI yang mampu menampung hingga 8.000 kg sampah plastik perbulan dan mengolahnya dalam mesin pirolisis dengan kapasitas 100kg/batch. Selain berasal dari program SAGARA, bahan baku sampah plastik yang dipasok ke IPST ASARI juga berasal dari sampah rumah tangga warga sekitar dan sampah perkantoran dari Site Office Chandra Asri.
Hingga Mei 2022, fasilitas IPST ASARI telah berhasil mengalihkan 12.816 kg sampah plastik dari TPA dan mengubahnya menjadi 4.936 liter BBM Plas melalui proses pirolisis. Selain itu, 10 lapangan kerja tercipta serta sebanyak 2.898 orang telah menerima manfaat dari keberadaan fasilitas pengolahan sampah ini.
“Berbagai inisiatif keberlanjutan yang dilakukan oleh Chandra Asri ini merupakan bentuk dukungan kami terhadap Pemerintah yang telah menetapkan target nasional pengurangan sampah sebanyak 30 persen dan penanganan sampah sebanyak 70 persen pada tahun 2025 serta Pengurangan 70 persen sampah plastik laut pada tahun 2025,” tutup Edi Rivai.
Sementara itu, Ketua KSM Sehati Maju Bersama, Murad M Yasin mengaku pada tahun 2017 menerima pembinaan dari Pemerintah Provinsi Banten untuk memperdayakan masyarakat dalam mengelola sampah organik untuk pembuatan kompos. Lantaran ada kendala pengelolaan sampah itu tidak lanjut dilakukan.
Seiring berjalannya waktu, Yasin bertemu dengan pihak PT Chandra Asri dan melakukan pembinaan hingga membangun gedung untuk pengelolaan sampah plastik untuk dijadikan bahan bakar dan hingga sekarang masih bisa dilakukan.
Menurut M Yasin, sampah plastik menjadi senjata masalah dilingkungan masyarakat. Lantaran sampah plastik tidak mudah terurai sehingga perlu penanganan khusus. Salah satunya yakni pengelolaan sampah melalu IPST ASARI tersebut.
Melalui program IPST ini, M Yasin menyampaikan pihaknya hanya membutuhkan waktu sembilan jam untuk memusnahkan sampah plastik 100 kilogram dan menjadi tiga jenis BBM. Seperti minyak tanah, solar dan bensin.
Lebih lanjut M Yasin menyampaikan, dalam seminggu pihaknya melakukan dua kali proses sampah menjadi bahan bakar tersebut. Tga jenis bahan bakar dari sampah itu diberikan kepada para nelayan yang ada di pesisir lantaran para nelayan itu berkontribusi membersihkan sampah yang ada di pesisir.
M Yasin menambahkan, banyak keuntungan yang didapat dari IPST itu yakni, dapat mengurangi sampah dan dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat dari hasil pengelolaan sampah tersebut. “Melalui pengelolaan sampah ini, alhamdulillah kita mampu membeli sembako untuk masyarakat sekitar,” katanya saat ditemui di Lingkungan Serdang Baru, Kelurahan Kota Bumi, Kecamatan Purwakarta, Kota Cilegon, Kamis (30/6). (LUK)
Tinggalkan Balasan