SERANG, BANPOS – Sejumlah sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) di Kota Serang, Ibukota Provinsi mengalami kondisi memprihatinkan. Beberapa diantaranya plafon atap runtuh, pintu jebol dan dinding retak.
Hal itu terungkap saat Ketua Komisi IV DPRD Kota Serang, Khoeri Mubarok, melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada sejumlah sekolah di Kota Serang yang dibawah naungan Dindikbud Kota Serang. Salah satunya yaitu SMPN 23 yang berlokasi di Gelam, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Senin (4/7).
Berdasarkan pantauan BANPOS, bagian belakang SMPN 23 rata-rata plafon jebol. Atap yang masih ada plafon, terlihat seperti menampung bocoran air yang menyebabkan plafon itu berjamur.
Hasil sidak, Khoeri mengungkapkan kondisi sekolah tersebut sangat memprihatinkan. Bahkan menurutnya, bangunan sekolah tersebut sudah tidak layak untuk digunakan kegiatan belajar mengajar (KBM) karena membuat siswa tidak nyaman.
“Kami melakukan pengawasan terkait kondisi sekolah di SD-SMP di Kota Serang, saat ini di SMP 23 Kota Serang kondisinya ternyata bangunan yang sudah dibangun tahun 2011 ini sudah tidak layak,” ujarnya.
Ia menegaskan agar Dindikbud Kota Serang segera mendata sekolah-sekolah yang tidak layak terutama SD. Khoeri mengaku, sebagai Ibukota Provinsi, pihaknya merasa malu lantaran kondisi sekolah yang kondisinya tidak baik.
“Kita Kota Serang, Ibukota Provinsi. Dindikbud harus cepat mendata sekolah-sekolah yang tidak layak, terutama SD,” tegasnya.
Khoeri mengungkap bahwa ada sejumlah sekolah yang mengajukan bantuan secara langsung ke DPRD Kota Serang. Artinya, sekolah-sekolah tersebut merasa tidak diperhatikan oleh Dindikbud, sehingga mereka mendatangi anggota dewan.
“Didata saya, Kasemen ada 2 SD yang tidak layak yaitu SD Sukadana dan Sukabelen mengajukan bantuan permohonan rehab, mereka menyampaikan ke dewan minta dibantu,” ungkapnya.
Kondisi bangunan yang terakhir direhab tahun 2012 itu merupakan salah satu sekolah satu atap (Satap). Khoeri menegaskan bahwa sekolah tersebut sudah tidak layak, sehingga dirinya berupaya untuk mendorong pengajuan DAK untuk tahun 2023.
“Terkait masalah satap, ini sudah tidak layak. Mudah-mudahan kita nanti akan dorong di raker, tadi juga disampaikan ada pengajuan DAK untuk tahun 2023. Karena ini terbentur dengan anggaran juga, APBD Kota Serang juga kecil, jadi bagaimana caranya supaya terbagi rata,” tandasnya.
Di tempat yang sama, Kepala SMPN 23 Kota Serang, Yayah Juariah, mengaku telah mengajukan permohonan rehab bangunan sekolah kepada Dindikbud Kota Serang. Namun beberapa kali disurvey, namun hingga kini belum ada realisasi pembangunan.
“Sudah beberapa kali menyampaikan kepada Dindikbud, beberapa kali ditinjau dan ini hasilnya, belum ada realisasi,” katanya.
Meski belum lama menjabat, ia mengakui bahwa kondisi sekolah tersebut cukup memprihatinkan. Sehingga besar harapan pihaknya tidak menunggu terlalu lama untuk dilakukan pembangunan secara bertahap.
“Meskipun tidak serempak semua direhab, bertahap, itu bisa diwujudkan tahun ini. Kebetulan sekolah kami berencana tahun ini melaksanakan full day school,” ungkapnya.
Diketahui, SMPN 23 menampung sebanyak 440 siswa yang berasal dari beberapa wilayah termasuk Sayar. Yayah mengatakan, meski tidak begitu parah sekali, namun dirinya khawatir akan kaca yang sewaktu-waktu dapat menimpa siswa. Sehingga ia berharap Dindikbud dapat lebih memperhatikan sekolah yang cukup memprihatinkan itu.
“Kondisi parah sekali sih enggak, hanya saja kadang saya khawatir melihat jendela yang setengah copot, khawatirnya menimpa siswa. Malah kadang siswa nongkrong di jendela yang tidak ada kacanya, namanya juga anak-anak, itu yang saya khawatirkan,” tandasnya.(MUF/PBN)
Tinggalkan Balasan