Persoalan dugaan siswa siluman SMA dan SMK Negeri di Banten yang terjadi pada tahun 2021 lalu membuat deretan pajang, persoalan PPDB Online.
Adanya data yang mengejutkan sebanyak 4. 187 yang diduga siswa siluman di sekolah-sekolah favorit, membuat lembaga legislatif terkejut.
Ketua Komisi V DPRD Banten, Yeremia Mendrofa ditemui usai bertemu Pj Gubernur Banten, Al Muktabar di Pendopo KP3B Curug, Kota Serang mengaku baru mengetahui adanya, daya tampung sekolah, lebih banyak dari data riil siswa.
“Kita nanti akan audit Dindikbud. Karena kami juga belum mendapatkan informasi daya tampung sekolah setiap tahun ajaran baru secara detailnya dari Dindikbud,. Tujuan audit tentunya agar transparan,” ujarnya.
Jika dugaan siswa siluman tersebut benar, Yeremia meminta pihak-pihak terkait untuk melaporkan dan menyampaikan bukti-bukti.
“Kalau ada dugaan permainan uang, segera disampaikan. Ada rekaman atau bukti-bukti lainnya, itu tantangan kita,” katanya.
Politisi PDI Perjuangan ini mengaku terbantu dengan adanya informasi yang disampaikan tentang dugaan siswa siluman di SMA dan SMK Negeri di Banten.
“Informasinya bagus. Makanya apapun informasi yang, kalau untuk perbaikan kedepan, tentunya akan kita tindak lanjuti. Termasuk nanti kedepannya kita akan memfokuskan sekolah digital atau metaverse,” ujarnya.
Sekolah digital tersebut nantinya akan menampung belasan ribu siswa SMA dan SMK Negeri di Banten. “Tadi juga dibahas bersama dengan Pak Pj Gubernur Banten dengan sistem sekolah metaverse ada 12 ribu nantinya akan tertampung dari daya tampung sebelumnya. Kita juga nanti akan memikirkan sekolah swasta, agar tetap bisa beroperasi dengan adanya metaverse ini,” ujarnya.
Aktivis KP3B yang juga Tokoh Masyarakat, TB Mochammad Sjarkawi merasa prihatin melihat fenomena dunia pendidikan di Banten dewasa ini.
Menurutnya, sebutan sekolah favorit tidak layak disebutkan. Karena yang namanya SMA Negeri favorit tidak ada. Semua SMA baik negeri maupun swasta, sama semuanya.
“Ini merupakan pembelajaran bagi kita dan diharapkan para orang tua lebih bijaksana dan arif memasukkan anak- anaknya ke SMA Negeri maupun swasta. Karena semuanya sama,” katanya.(RUS/PBN)
Tinggalkan Balasan