AKI AKB Cilegon Dibawah Nasional, Semua Sektor Harus Berperan 

 

CILEGON, BANPOS – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Cilegon mencatat angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) selama 2021 sebanyak 33 kasus. Angka tersebut diklaim masih dibawah angka nasional yang masih cukup tinggi. 

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Masyarakat (Kesmas) Dinkes Cilegon, Evelyn Yolanda Panggabean mengatakan, secara rinci untuk angka kematian ibu di Cilegon mencapai 21 orang sedangkan untuk kematian bayi mencapai 12 orang.

“Jadi perlu diketahui oleh teman-teman, total kematian ibu sebanyak 21 orang ini, di mana 13 ibu meninggal dunia pada pandemi Covid-19. Jadi kalau diluar Covid-19 justru baru ada 8 orang. Sedangkan, di 2022 angka kematian ibu dan anak sendiri saat ini baru 2 orang ditemukan. Semoga tidak bertambah lagi,” kata Yola sapaan akrabnya kepada awak media saat ditemui disela kegiatan Lokakarya Pertemuan Evaluasi Sistem Fasilitas Pelayanan Ibu dan Bayi di salah satu hotel di Kota Cilegon, Rabu (13/7).

Kemudian dikatakan Yola, pada 2021 target nasional di 2021 untuk angka kematian ibu dari 305/100.000 kelahiran hidup (KH). Sementara pada 2024 ini ditarget angka kematian ibu 183/100.000 KH. Sedangkan, untuk 2021 angka kematian ibu di Kota Cilegon mencapai 256/100.000 KH. Selanjutnya, angka kematian bayi di 2021 sebanyak 12/100.000 kelahiran hidup dan target nasional 2024 yaitu 16/100.000 KH.

“Kalau untuk 2022 sendiri khusus untuk kematian ibu saat ini masih 2 orang. Sementara untuk bayi saya lupa pastinya. Namun yang jelas, di 2022 belum bisa dihitung karena belum setahun berjalan. Angka kematian itu harus dihitung dalam satu tahun,” tuturnya.

Menurutnya, ada dua faktor penyebab kematian ibu, yakni penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung diantaranya seperti pendarahan, preeklamsia/eklampsia dan infeksi. Sementara penyebab tidak langsung yaitu penyakit jantung, anemia, dan TBC.

“Tinggi rendahnya AKI dan AKB menjadi indikator utama derajat kesehatan suatu daerah. Dan indikator utamanya bagaimana kepala daerah tersebut memimpin suatu daerah,” pungkasnya.

Ditempat yang sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Cilegon, Maman Mauludin, meminta semua lintas sektor mulai dari masyarakat, instansi terkait dan sektor swasta di Kota Cilegon mampu memperkuat dan memperbaiki pelayanan kesehatan. “Dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata melainkan adanya campur tangan dari semua pihak,” tutupnya. (LUK/RUL)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *