JAKARTA, BANPOS-CCTV atau Closed Circuit Television mati pada saat terjadi peristiwa kriminal, tampaknya jadi modus baru penghilangan barang bukti. Bahkan, modus ini ditemukan pada kasus polisi tembak polisi di rumah Irjen Ferdy Sambo, yang sampai sekarang masih jadi perhatian publik.
Keripikpedas.id mengunggah dua meme CCTV mati saat terjadi peristiwa kejahatan. Pertama, potongan judul berita terkait matinya CCTV saat tiga kejadian penting.
Pertama, kebakaran Gedung Kejaksaan Agung (Kejagung), penembakan 6 aktivis Front Pembela Islam (FPI) di KM 50 Jalan Tol Jakarta-Cikampek dan penembakan Brigadir J di rumah dinas (mantan) Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
“CCTV mati atau offline ketika kejahatan terjadi. Apa iye kebetulan?,” tulis dia.
Kedua, foto Irjen Ferdy Sambo saat memberikan keterangan pers. Di dalamnya ada pernyataan penahanan Sambo akan menjadi sejarah kelam Polri. Baru kali ini ada jenderal bintang dua yang diduga terlibat merusak bukti-bukti kematian di rumah dinasnya.
“Apa iye kebetulan (CCTV mati atau offline ketika kejahatan terjadi)?” tanya @RamliRizal.
Akun @Ipoengkang mengungkap dugaan keterlibatan orang-orang sama. Hanya saja, kejadian dan tempatnya berbeda. Tapi, tentang CCTV, masalahnya sama, semua tidak berfungsi baik atau rusak saat kejadian kejahatan. “Hebat banget satuan tugasnya,” sindirnya.
Akun @MahaBhisma menyebut ada persamaan yang tidak bisa dihindari pada kasus-kasus besar yang ditangani Irjen Ferdy Sambo. Yakni, hilangnya bukti rekaman CCTV dan decodernya.
“Kapolri harus mengungkap ulang semua kasus yang ditangani Sambo yang berpotensi ditangani secara konspirasi pula,” desak dia.
Akun @AgungchoWibowo menyindir. Ternyata, kekompakkan tidak hanya bisa dilakukan manusia, tapi juga CCTV. Teknologi perekam itu kompak mati atau offline sebelum atau saat kejadian besar terjadi.
“Itu kelebihan CCTV di Indonesia. Kalau ada kejahatan pasti mati dan rusak,” kata @Untung6404.
“Kita ketawa bareng aja sambil mikir kenapa bisa kebetulan semuanya,” ajak @naeni_romayati.
Akun @Hend909 menduga, ke depannya CCTV di Indonesia tidak akan laku lagi. Soalnya, setiap peristiwa penting, CCTV tidak bisa merekam karena tidak kuat melihat peristiwa sadis sehingga mendadak rusak.
“Bila ada CCTV di suatu Tempat Kejadian Perkara (TKP) rakyat rusak, kini paham kalau ada konspirasi di dalamnya,” ujar @Uwaelax. “Menghilangkan barang bukti kejahatan kerjaan mafioso,” timpal @Sjafransjaaf.
Menurut @hariasyik, akan semakin kelam lagi jika motif penembakan Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo terbongkar. Kata dia, kemungkinan akan banyak bintang-bintang berjatuhan.
“Terungkapnya kasus kematin Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo akan membuka kasus-kasus lain yang berkaitan dengan matinya CCTV. Hanya perlu keberanian,” tandas @Cha_malla.
Akun @Miffakih mengusulkan pembuatan Undang-Undang tentang Perlindungan CCTV. Kasihan, CCTV selalu jadi korban pada saat pengungkapan kasus-kasus Besar.
“Padahal tugas mereka (CCTV) begitu berat, bekerja 24 jam nonstop dan itu pun tanpa gaji dan jaminan kesehatan. Begitu ada kasus besar, mereka yang pertama kali dicari dan dibunuh,” ujarnya.
Namun, @Xtrsyz meminta netizen tidak gampang menuduh. Seseorang tidak pernah tahu kapan CCTV rusak, dan baru tahu ketika mau melihat pas ada kejadian. Ternyata, rekamannya tidak ada atau tidak bisa diakses.
“Makanya, CCTV harus rutin diperiksa,” saran @Xtrsyz. “Nah, ini pentingnya ada maintenance pada CCTV agar tidak cepat rusak,” timpal @Rafsanrafsann.
Akun @Gunawanjatim memaklumi CCTV sering rusak karena buatan manusia. Tapi, anehnya, CCTV yang berada di dekat traffic light selalu dalam kondisi awet semua. “Merek apa itu?” tanya dia. (RMID)
Tinggalkan Balasan